Ucapan bahagia dari Yesus di sampaikan kepada para murid dan juga kepada orang banyak yang ingin melihat serta ingin mendengar pengajaran Dia secara langsung. Hal ini dikarenakan banyak tersiar mengenai pengajaran-Nya yang luar biasa serta tanda-tanda ajaib yang dilakukan-Nya.
Tanda-tanda mujizat yang dilakukan Yesus tentu membangkitkan kembali keyakinan dan kepercayaan mereka kepada Allah yang benar. Karena dalam kurun waktu yang lama, yaitu sekitar 400 tahun Allah tidak pernah membangkitkan seorang nabi di tanah Israel. Sehingga banyak yang menganggap Yesus sebagai nabi pada waktu itu.
Apabila membaca teks dari Matius 5:1-12 maka teks tersebut tidaklah mudah dipahami oleh semua orang, karena membutuhkan konsep iman yang benar.
Ucapan bahagia dari Yesus
Ucapan bahagia dari Yesus diucapkan ketika orang banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Yesusnaik ke bukit dan mulai berbicara dan mengajar mereka. Berikut ini ada 9 ucapan Yesus yang menggunakan kata “berbahagialah.”
Pertama, berbahagialah orang yang miskin (ay. 3)
Apa yang terlintas di dalam benak pikiranmu ketika mendengar kalimat “berbahagilah orang yang miskin.” Tentulah setiap orang memiliki tanggapan yang berbeda-beda mengenai hal ini dan kemungkinan ada yang menganggap pesimis. Karena orang miskin cenderung susah dan sulit untuk bahagia.
Perspektif manusia mengenai hal kebahagian tentulah akan berbeda dengan perspektif Allah. Manusia selalu memiliki kecenderungan dan cara berpikir bahwa kebahagian selalu di ukur dengan materi dan kekayaan. Sedangkan Allah, tidaklah demikian.
Orang miskin disebut sebagai empunya kerajaan sorga, mengapa demikian? Dari perspektif Yesus, orang miskin yang takut akan Allah dan selalu bergantung kepada-Nya adalah empunya kerajaan Allah. Orang-orang seperti ini akan mempercayakan hidupnya secara total kepada Allah, mereka percaya bahwa Allah akan memelihara kehidupan mereka.
Kedua, berbahagialah orang yang berdukacita (ay.4)
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur,” ayat ini memberikan pengharapan dan janji Allah bagi mereka yang setia. Apabila pada waktunya ada orang-orang benar harus mengalami berbagai dukacita karena persoalan dan penindasan, maka mereka disebut berbahagia.
Mengapa demikian? Dukacita karena berbagai persoalan akan mendewasakan serta membuat iman seseorang menjadi bertumbuh. Orang-orang yang mengalami dukacita dan tetap setia maka ia layak disebut berbahagia karena Allah akan memperhitungkannya.
Ketiga, Berbahagialah orang yang lemah-lembut (ay. 5)
Ucapan bahagia dari Yesus yang ketiga adalah berbahagialah orang yang lemah-lembut, karena mereka akan memiliki atau mewarisi bumi. Lemah-lembut menunjukkan sebuah kepribadian yang telah dewasa dan bertumbuh di dalam iman.
Mereka yang memiliki sikap dan karakter lemah-lembut bukan berarti lemah atau tidak tegas, melainkan memiliki penguasaaan diri yang matang. Ada banyak orang yang marah dan emosional secara membabi-buta karena mereka tidak mampu mengusai dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, lemah-lembut menunjukkan bahwa kepribadian seseorang telah dewasa secara rohani dan juga mampu menguasai dirinya. Tuhan Yesus menyebut orang-orang seperti berbahagia, karena mereka akan mewarisi bumi.
Keempat, berbahagilah orang yang lapar dan haus akan kebenaran
Selanjutnya Tuhan Yesus juga mengajarkan berbahagialah orang yang lapas dan haus akan kebenaran. Konteks teks pada waktu itu memang menunjukkan banyak orang yang tidak lagi peduli dengan kebenaran. Hal ini terlihat banyaknya oknum-oknum yang memanfaatkan untuk mencari kekayaan diri sendiri.
Misalnya kaum Saduki dan Farasi yang berada dikursi pemerintahan, mereka adalah golongan bangsawan (kaya) dan pemimpin agama Yahudi yang suka menjual agama. Mereka seolah-olah bertindak dengan benar dan menaati Allah, tetapi hati mereka sangatlah jahat.
Orang-orang yang setia dan haus mendengarkan firman disebut dengan berbahagia. Karena pada waktu itu sangat sulit sekali menemukan iman yang seperti ini. Orang-orang yang haus akan firman Allah akan mendapatkan mahkota kehidupan, mereka akan menerima berkat dari Allah.
Kelima, berbahagilah orang yang murah hati (ay.7)
Mengenai orang yang murah hati Tuhan Yesus juga memberikan pengajaran mengenai hal ini (Luk.10:25-37). Seperti apakah orang yang murah hati? Deskripi paling lengkap ada di dalam Kitab Lukas 10:25-37.
Di mana Tuhan Yesus memberikan perumpamaan mengenai orang yang meunjukkan kasihnya kepada sesama dengan tulus. Pertama ada seorang imam dan kedua adalah seorang lewi, mereka berdua melihat orang yang telah setengah mati itu lalu pergi meninggalkannya.
Selanjutnya datanglah seorang Samaria yang hendak pergi ke Yerikho juga, namun di tengah perjalanan ia melihat orang yang telah setengah mati karena dipukuli dan dirampok. Ia menujukkan kasihnya dengan mengobati dan membawanya kepenginapan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Maka dari ketiga orang tersebut, orang Samarialah yang dibenarkan.
Murah hati adalah perbuatan yang dilakukan dengan tulus, yaitu mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Menolong dan membantu sesama harusnya tidaklah membeda-bedakan, karena perintah tersebut bersifat universal. Akan sangat menyedihkan apabila pemimpin agama, rohaniawan dan orang-orang kristen yang mencontoh perbuatan seorang imam dan lewi.
Keenam, berbahagialah orang yang suci hatinya dan membawa damai (ay. 8-9)
Bagian keenam ucapan Yesus adalah berbahagialah orang yang suci hatinya dan juga membawa damai. Bagian ini tentulah yang paling sulit untuk dilakukan. Akan tetapi, Roh Kudus akan memberikan pertolongan dan memampukan kita semua untuk melakukan perintah ini.
Ada banyak perintah yang mengajarkan supaya kita hidup kudus dan suci, sebab Allah juga kudus. Setiap orang dituntut untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan, dan setiap orang juga di tuntut untuk membawa damai.
Oleh sebab itu, berbahagialah mereka yang telah menjaga hidupnya tetap suci dan kudus serta kehadirannya bisa membawa damai bagi banyak orang. Karena untuk itulah kita dipanggil untuk menjadi anak-anak Allah, supaya bisa menajdi terang dan garam bagi dunia.
ketujuh, berbahagialah orang yang dianiaya atau dicela (ay. 10-12)
Ucapan bahagia dari Yesus selanjutnya adalah berbahagialah apabila ada orang yang dianiaya atau dicela. Mengapa demikian? Karena kita ikut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dengan memikul salib, yaitu penderitaan yang kita alami masing-masing.
Oleh sebab itu, janganlah takut dan cemas mengenai berbagai kesulitan, masalah, ancaman, penindasan dan kesulitan-kesulitan yang lainnya. Karena Allah mengijinkan semuanya itu supaya kita semakin bertumbuh dan semakin hidup di dalam kebenaran-Nya.
Sebagaimana Ayub dan juga Yusuf mampu melewati berbagai kesulitan dan penderitaan yang mereka alami dengan terus bergantung kepada Allah yang benar.
Kesimpulan: Ucapan bahagia dari Yesus
Ucapan-ucapan berbahagia dari Tuhan Yesus tersebut bertujuan untuk mengajar dan mendidik jemaat supaya mengerti rencana dan maksud Tuhan dengan benar. Karena dalam setiap peristiwa dan kejadian, Allah terus turut bekerja untuk selalu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Meski ada kesulitan dan masalah, penderitaan, ancaman ataupun penganiayaan jangan pernah takut dan menyerah. Percayalah bahwa jika engkau setia, maka Tuhan akan memberikan mahkota kehidupan kepadamu.