Mendidik Anak Berdasarkan Ulangan 6:6-9

mendidik anak

Mendidik anak dituliskan dalam Kitab Ulangan, Allah berfirman dan memberi perintah kepada Israel untuk mendidik anak-anaknya dengan benar. Tujuannya adalah supaya mereka tumbuh dewasa menjadi angkatan yang baru, yakni angkatan yang hidup berdasarkan hukum-hukum-Nya

Peristiwa itu terjadi setelah mereka menerima kesepuluh hukum Allah, yang dikenal sebagai hukum Taurat. Hukum tersebut mengatur kehidupan bangsa Israel dengan ketat sekali. Hukum tersebut bersifat kekal dan harus ditaati oleh seluruh bangsa Israel dan keturunannya sampai turun-temuran.

Read More

Melanggar kesepuluh hukum tersebut akan berakibat fatal bagi mereka. Oleh sebab itu, supaya generasi selanjutnya dapat hidup sesuai hukum-hukum tersebut, Allah memberi tugas bagi orang tua untuk mendidik anak-anak mereka.

Tugas dan tanggung jawab ini tidak mudah. Jika berhasil, keturunan mereka akan hidup dengan diberkati, Namun, jika mereka gagal maka mendapatkan konsekuensi yang mengerikan karena tidak menaati hukum-hukum Allah.

Dalam sejarah Alkitab, pendidikan anak tersebut pasang surut. Ada masa di mana Israel taat kepada Allah. Namun ada juga masa-masa di mana mereka semakin jahat di mata Allah. Misalnya, peristiwa-peristiwa yang dicatat di dalam kitab Hakim-Hakim.

Mendidik Anak menurut Ulangan 6:6-9

Perintah Allah untuk mendidik Anak di awali pada ayat 6, “Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan”. Kalimat ini memberikan penegasan bahwa perintah ini sangat penting sekali, sehingga harus diperhatikan dengan seksama oleh mereka.

Jika mereka tidak memperhatikan, maka ini akan berdampak buruk kepada anak-anak dan keturunan Israel sendiri. Perintah ini menjadi penting, karena mereka bukan bangsa biasa, namun mereka telah diangkat menjadi umat pilihan dan bangsa yang kudus bagi Allah.

Oleh sebab itu, untuk mencapai standar Allah, mereka harus benar-benar menaati hukum-hukum Allah. Ada beberapa hal penting yang dapat di interpretasikan dan dipahami secara sederhana, sehingga setiap orang mengerti dapat dengan tepat mengenai makna yang terkandung di dalamnya.

1. Mengajarkan Berulang-ulang

Mendidik anak yang benar adalah dengan mengajarkannya secara berulang-ulang. Ulangan 6:6 menuliskan, “Haruslah engkau mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu….”

Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa hukum-hukum Allah itu harus diajarkan secara berulang-ulang. mengapa berulang-ulang? Tujuannya supaya anak-anak bukan hanya menghafal dan mengerti, tetapi juga menaati hukum-hukum tersebut.

Dalam sejarah, ketika Israel dipimpin oleh Musa, bangsa itu telah gagal dalam menaati dan mengajarkan Taurat Tuhan tersebut kepada anak-anaknya. Hal ini terlihat ketika mereka berulang kali jatuh kepada penyembahan berhala.

Orang tua adalah pioner dalam meletakan dasar-dasar iman kepada anak. Jika mereka sendiri tidak takut kepada Allah, lalu bagaimana mereka mengajarkannya kepada anak.

Oleh sebab itu, bagi keluarga-keluarga Kristen saat ini, mulailah untuk mengajarkan anak-anakmu tentang firman Allah sejak dini.

Ajarkan mereka tentang iman, keselamatan, kasih dan perintah-perintah Allah yang sederhana berulang-ulang di rumah. Ingat tanggung jawab iman seorang anak tidak terletak pada para pendidik di sekolah-sekolah Kristen, tetapi terletak pada orang tua di rumah.

2. Membicarakannya Setiap Ada Waktu

Cara mendidik anak yang benar selanjutnya adalah mengajar setiap waktu. Ulang 6:7 mengatakan: “…dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau sedang berbaring dan apabila engkau sedang bangun”. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan anak adalah setiap waktu.

Artinya, mendidik anak bisa dilakukan di mana saja.  Para orang tua bisa mengkaitkan segala aktivitas anak dengan hal-hal yang rohani. Sebagai contoh, kedisiplinan bisa dikaitkan dengan Daniel yang taat berdoa tiga kali sehari.

Contoh lain, orang tua bisa mengajarkan tentang ketaatan melalui contoh-contoh di dalam Alkitab, misalnya tentang Abraham atau Yakub. Orang tua juga bisa mengajarkan anak-anak untuk rajin membaca Alkitab sebelum tidur.

Walaupun mereka belum mengerti maknya, dengan konsisten membaca Alkitab ini kan memberikan dampak yang baik. Biasanya, anak-anak cenderung aktif untuk bertanya mengenal hal-hal yang tidak diketahui.

Pada saat itulah, orang tua dapat menjelaskan artinya secara sederhana dan berulang-ulang sampai mereka mengerti.

Namun, dalam banyak kasus terkadang orang tua lebih mengandalkan pendidik di sekolah untuk mendidik anak-anak mereka. Padahal, pendidikan iman dan karakter anak merupakan tanggung jawab orang tua.

3. Mengikatnya Sebagai Tanda

Kitab Ulangan 6:8 menuliskan demikian: “Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu”. Ayat ini menjelaskan betapa penting menaati hukum-hukum Allah dan mengajarkannya kepada anak-anak.

Mengikatnya sebagai tanda menunjukkan bahwa mereka tidak boleh lupa atau lalai mengajarkan ketetapan dan hukum-hukum Allah secara turun-temurun. Artinya, anak-anak mereka harus mengenal Allah Israel yang benar, yakni Dia yang telah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir.

Hari demi hari iman mereka akan bertumbuh, pengenalan mereka akan firman Tuhan juga akan bertambah. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa yang takut akan Allah.

Menaati Hukum Allah akan memperoleh berkat dan kehidupan. Namun jika apabila melanggar, hidup mereka tidak akan diberkati. Kitab Imamat menyebutnya sebagai berkat dan kutuk. Hal ini penting untuk dipahami oleh orang tua.

4. Menuliskannya pada Tiang Pintu

Firman Allah juga menyampaikan supaya menuliskan hukum-hukum Tuhan pada tiang pintu. Ulangan 6:9 mengatakan: “Dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”.

Mengapa menuliskannya pada tiang-tiang pintu? Tujuannya adalah supaya hukum-hukum tersebut selalu terlihat dan diingat, supaya mereka tidak jatuh dalam dosa. Selain itu, mereka bisa saling menegur dan mengingatkan satu sama lainnya.

Mengingat hukum-hukum Allah ini sangat penting, Allah mewanti-wanti keluarga-keluarga Israel untuk benar-benar mendengar dan melakukan perintah tersebut.

Hukum-hukum tersebut bertujuan untuk membentuk Israel menjadi umat pilihan Allah yang kudus dan berbeda dengan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Misalnya, orang-orang Kanaan yang terkenal sangat jahat dan melawan Allah.

Mendidik anak memang tidaklah mudah, hal ini terlihat dari setiap generasi bangsa Israel yang berulang kali jatuh ke dalam dosa. Secara khusus di awal kitab Hakim-Hakim, di mana mereka tidak mengenal Allah dan melakukan penyembahan kepada berhala.

Oleh sebab itu, pendidikan anak menurut Kitab Ulangan 6:6-9 sangat penting sekali. Di mana Allah berfirman dan memberikan perintah kepada mereka.

Kesimpulan: Mendidik anak

Alkitab menjelaskan bahwa keluarga-keluarga Kristen memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak. Perlu diingat, bahwa pendidikan iman dan karakter anak bukan tanggung jawab pendidik di sekolah, tetapi tanggung jawab para orang tua.

Kitab Ulangan memberikan nasehat dan juga peringatan kepada orang tua, supaya tidak gagal atau mengabaikan pendidikan anak di rumah.

Dalam beberapa kasus, anak-anak yang nakal banyak disebabkan oleh gagalnya orang tua dalam mendidik mereka. Baca juga keluarga sebagai tempat pendidikan yang pertama.

Related posts