Iman Elimelekh dan Naomi diuji ketika mereka diperhadapkan dengan kesusahan dan kelaparan di wilayah Israel pada zaman Hakim-Hakim. Karena kelaparan melanda di seluruh wilayah Israel, maka Elimelekh kuatir akan masa depan keluarganya. Akibatnya, keluarga ini mengambil keputusan untuk mengadu nasib di tanah Moab.
Kisah mengenai Elimelekh dan Naomi tertulis di dalam Kitab Rut 1:1-7 dan terjadi pada masa Hakim-Hakim. Peristiwa kelaparan dan kesusahan tersebut disebabkan oleh perbuatan orang-orang Israel yang melakukan dosa dan penyembahan berhala.
Meskipun bangsa itu melakukan kejahatan dan menyembah berhala, ternyata masih ada orang-orang saleh dan tidak melakukan dosa. Salah satunya adalah keluarga Elimelekh dan Naomi yang berasal dari Betlehem-Yehuda.
Meskipun mereka saleh, Elimelekh dan keluarganya meragukan pemeliharaan Allah ketika dihadapan pada kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah ekonomi. Apakah kita juga pernah meragukan kasih dan pemeliharaan Allah? Renungan hari ini mengajak kita semua untuk membaca kitab Rut 1:1-7.
Perjalanan iman Elimelekh dan Naomi
Perjalanan iman Elimelekh dan Naomi mewakili kehidupan kita sampai hari ini. Terkadang persoalan ekonomi dan keuangan membuat anak-anak Tuhan meragukan kasih dan pemeliharaan Allah. Dan hal ini sering terjadi, banyak orang yang melakukan kejahatan dengan mencuri dan merampok.
Ada empat hal yang akan kita pelajari dari kisah keluarga Elimelekh dan Naomi ini: Pertama, meragukan pemeliharaan Allah. Kedua, menikahkan anaknya dengan perempuan Moab. Ketiga, Naomi kehilangan suami dan anak-anaknya. Keempat, Rut menjadi penolong Naomi.
1. Pertama, meragukan pemeliharaan Allah
Bacaan Rut 1:1-2 :
“Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.” Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem Yehuda dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
Dari bacaan di atas terlihat bahwa penyebab utama Elimelekh dan keluarganya mengadu nasib ke negeri Moab dikarenakan ada kesusahan dan kelaparan. Apabila berbicara mengenai kebutuhan hidup, maka semua orang akan mengalami ketakutan dan juga kekuatiran.
Hal yang sama juga di alami oleh Elimelekh dan keluarganya. Mereka berpikir bahwa pergi ke tanah Moab bisa membuat kehidupan keluarganya menjadi lebih baik. Ternyata apa yang mereka harapkan tidaklah sesuai dengan kenyataannya.
Nama Elimelekh berarti “Tuhan adalah rajaku” sedangkan Naomi berarti “manisku atau menyenangkan/bahagia.” Nama Elimelekh “Tuhan adalah rajaku” tidaklah sesuai dengan keputusan-keputusan hidup yang ia ambil, karena meragukan pemeliharaan Allah.
Sedangkan arti nama Naomi “menyenangkan/bahagia” juga tidaklah sesuai dengan perjalananan hidupnya yang penuh dengan kesulitan dan kepahitan. Kisah keluarga Elimelekh ini memberikan banyak pelajaran hidup.
Kita diajak sejenak untuk merenung dan berdoa kepada Tuhan, apakah kita juga melakukan kesalahan yang sama dengan meragukan kasih sayang dan pemeliharaan Allah? Apakah kita juga selalu kuatir dan takut kepada masalah-masalah yang berhubungan dengan makanan dan minuman?
Kiranya pertanyaan-pertanyaan ini membuat iman kita kembali hidup dan bertumbuh, bahwa di dalam Tuhan selalu ada berkat-berkat yang luar biasa.
2. Kedua, menikahkan anaknya dengan perempuan Moab
Perjalanan iman Elimelekh dan Naomi yang kedua adalah menikahkan anaknya dengan perempuan Moab yang tidak mengenal Allah. Ini adalah ujian iman Naomi, karena ia telah kelihangan suaminya terlebih dahulu dan menikahkan kedua anaknya dengan perempuan Moab.
Padahal Allah menentang unmatnya untuk melakukan kawin campur dengan bangsa-bangsa yang menyembah berhala. Tujuannya supaya tidak mencondongkan hati mereka kepada ilah-ilah bangsa asing. Naomi melakukan kesaahan yang kedua, tidak mau mendengarkan perintah Allah.
Akibatnya, isteri Mahlon dan Kylon tidak bisa memberikan keturunan bagi Naomi. Apakah ini bentuk tegura dan hukuman Allah kepada mereka yang tidak mau mendengarkan firman-Nya? Atau ini adalah ujian dari perjalanan iman Naomi supaya ia taat kepada Allah.
Ada banyak hal yang terkadang membuat Tuhan tidak pernah memberkati kehidupan kita. Salah satunya adalah ketika kita tidak mau mendengar dan taat kepada perintah-perintah-Nya. Jangan mengambil sikap dan keputusan hidup yang melawan perintah Allah.
3. Ketiga, Naomi kehilangan suami dan anak-anaknya.
Akibat Naomi mengambil sikap dan keputusan hidup yang melawan perintah Allah, ia bukan hanya kehilangan suaminya tetapi juga anak-anaknya. Mahlon dan Kylon meninggal dan mereka tidak memiliki keturunan.
Naomi berada pada situasi dan posisi yang sulit sekali, awalnya ia berharap bisa mendapatan kehidupan yang lebih baik. Namun faktanya tidaklah demikian, perjalanan hidupnya sungguh pahit dan menyakitkan. Melalui kisah keluarga Naomi ini kita mendapatkan banyak pelajaran hidup, jangan pernah melawan Allah atau pun melanggar perintah-Nya.
4. Keempat, Rut menjadi penolong Naomi
Meskipun kasih Allah sering diragukan oleh umat-Nya, namun Dia tidak pernah meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya begitu saja. Allah selalu menunjukkan kasih kepada mereka yang bertobat dan yang mau datang beribadah kepada-Nya.
Hal ini juga yang dirasakan oleh Naomi ketika ia telah kehilangan segalanya. Rut 1:6: “Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.”
Iman Naomi dipulihkan kembali karena Allah telah memperhatikan Umat-Nya, lalu ia memutuskan untuk kembali ke tanah Israel. Naomi juga mendapatkan penghiburan, karena menantunya Rut ikut juga bersama-sama dengannya.
Rut 1:16-17: Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau, sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”
Ayat 17: “Di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”
Pernyataan iman Rut memberikan penghiburan dan semangat yang baru bagi Naomi. Apabila melihat kisah keluarga ini lebih lanjut, maka Rut menikah dengan Boas. Pernikahan ini juga menegakkan kembali nama Elimelekh dan keluarga Naomi dipulihkan.
Kesimpulan: Iman Elimelekh dan Naomi
Perjalanan iman Elimelekh dan Naomi memang naik turun, keragu-raguan kepada kasih sayang dan pemeliharaan Allah ada pada mereka. Naomi sendiri menyadari mengenai hal ini, bahwa ia telah melakukan kesalahan di hadapan Allah.
Hal di tulis di dalam Rut 1:13c: “Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku.” Ini adalah pernyataan secara sadar yang diungkapkan oleh Naomi, bahwa Allah telah mentang diri-Nya. baca juga dipersimpangan jalan, kisah Elimelekh dan naomi.
Kisah keluarga Elimelekh dan Naomi menjadi pelajaran hidup bagi umat Allah pada masa sekarang ini supaya tidak meragukan pemeliharaan dan kasih sayang Allah. Jangan pernah mengambil keputusan hidup yang bertentangan dengan firman-Nya.