Bersahabat dengan dunia dapat berarti menentang Allah, karena manusia cenderung dikuasai oleh keinginan, kesenangan dan nafsu duniawi.
Ada banyak pertengkaran dan konflik di antara manusia sering terjadi, dan hal ini disebabkan oleh sifat egois dan nafsu duniawi. Banyak orang yang menginginkan sesuatu tetapi tidak mendapatkannya, lalu mereka melakukan perbuatan jahat.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang banyak temukan orang-orang yang hidup semaunya sendiri. Mereka bertindak arogan dan mengintimidasi yang lemah. Bahkan banyak aparat penegak hukum yang hidupnya dikuasai oleh nafsu duniawi, misalnya penembakan bos rental oleh oknum TNI angkatan laut.
Renungan hari ini mengajak umat Tuhan untuk merenung sejenak dan membaca firman Tuhan di dalam Yakobus 4:1-6.
Bersahabat dengan Dunia
Bersahabat dengan dunia juga dapat dikatakan bahwa seseorang lebih mencintai dunia dan mengikuti cara-cara duniawi. Mereka tidak tanpa taat kepada perintah dan bahkan menjauh dari Allah.
Orang seperti ini dianggap tidak setia kepada Tuhan, karena mereka lebih memilih mengikuti godaan dunia dari taat kepada firman dan kehendak-Nya.
Walaupun demikian, Tuhan tetap memberikan kasih karunia kepada mereka yang mau bertobat, merendahkan diri dan kembali kepada-Nya. Allah menentang orang yang sombong tetapi mengasihi dan memberkati mereka yang rendah hati dan bergantung kepada-Nya.
Ada 3 hal yang akan kita renungkan dan pelajari dari Yakobus4:1-6. Di antaranya adalah: melakukan pertobatan, membangun persekutuan dan mempercayakan hidup kepada Tuhan.
1. Melakukan Pertobatan
Pertobatan adalah dasar dan pondasi utama untuk lepas dari hawa nafsu dunia. “Dari manakah datangnya sengketa an pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? (Yak. 4:1).”
Perhatikan ayat tersebut, Yakobus menyebutkan bahwa di dalam diri manusia terdapat hawa nafsu dan juga kebenaran. Jika tidak mengalami pertobatan, maka hawa nafsulah yang akan menguasai tubuh manusia.
Hawa nafsu tersebut akan menimbulkan kekacauan, konflik dan pertengkaran yang tanpa ujung. Orang yang benar-benar bertobat kan terlihat dari buahnya, sehingga kita dapat mengujinya.
2. Membangun persekutuan
Membangun persekutuan melalui ibadah di gereja maupun ibadah-ibadah yang lain dapat membuat iman kita semakin bertumbuh. Dan bukan itu hanya saja, persekutuan dan ibadah dapat membuat kita mengenal firman Allah dan kebenaran secara mendalam.
Persekutuan dan ibadah dapat menjadi kekuatan dan benteng bagi kita untuk bertahan dalam berbagai ujian hidup. Kedekatan kita dengan Tuhan akan menjadikan kita orang yang kuat dan takut melakukan dosa.
Ingatlah bahwa kekacauan dan pertengkaran muncul karena dorongan dari dunia, sehingga orang yang lebih mencintai dunia cenderung mengikuti keinginannya sendiri. Hal ini berbeda dengan orang-orang yang takut akan Allah, mereka akan menjaga kehidupannya sesuai dengan firman-Nya.
Segala bentuk kejahatan dan hawa nafsu tidak berasal berasal dari Allah, itulah sebabnya Yakobus mengingatkan umat Tuhan untuk selalu waspada.
3. Mempercayakan hidup kepada Tuhan
Iman bukan hanya berarti percaya, tetapi juga mempercayakan hidup sepenuh kepada kepada Allah. Hawa nafsu duniawi selalu menguasai hidup orang-orang yang tidak mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Mereka bimbang, takut, khawatir dan mengutamakan kehendaknya sendiri.
Akibatnya, mereka melanggar kebenaran Allah demi memenuhi keinginannya sendiri. Sebagai orang yang telah percaya kepada Kristus, seharusnya kita sudah terbebas dari pengaruh hawa nafsu dan keinginan daging.
4. Kesimpulan: Jangan bersahabat dengan dunia
Meskipun demikian, manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih jalannya sendiri. Apakah mereka memilih jalan yang benar atau justru bersahabat dengan dunia ini.
Hal inilah yang terkadang menjadi celah bagi manusia untuk jatuh ke dalam dosa. Baca juga artikel tentang berubahlah melalui pembaharuan budimu.