Anak-anak manja sangat dipengaruhi oleh pola asuh dan cara mendidik, biasanya orang tua selalu memanjakan dan menuruti permintaan mereka. Akibatnya, anak-anak tidak bisa menghadapi kesulitan dan tantangan, mereka menjadi tergantung dan membutuhkan bantuan dalam segala hal.
Tanpa disadari perlakukan khusus orang tua kepada anak-anak akan membentuk sifat dan karakter mereka, ini tidaklah baik untuk kehidupan mereka di masa depan.
Selain orang tua, saudara dan keluarga terdekat juga turut membentuk sifat dan karakter mereka. Terutama kakek dan nenek yang cenderung memberikan perhatian yang lebih kepada cucu-cucunya.
Oleh sebab itu, banyak sekali tantangan-tantangan yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak.
Hal ini penting supaya orang tua dapat memberikan perhatian yang mendidik dan mengajarkan tentang kemandirian dan bukan ketergantungan.
Penyebab anak-anak manja
Anak-anak yang manja biasanya sering menimbulkan masalah, khususnya di dalam keluarga mereka sendiri. Misalnya anak-anak tidak dibiasakan untuk mandiri sejak dini, seperti ketika makan, minum atau merapikan tempat tidur.
Hal-hal kecil semacam ini akan membentuk kebiasaan dan karakter anak. Jika tidak diajarkan mandiri maka mereka akan selalu bergantung dan mengandalkan orang lain.
Pada akhirnya anak-anak bertumbuh dengan tidak memiliki tanggung jawab dan disiplin yang baik. Mereka akan selalu bergantung kepada orang tuanya meskipun sudah beranjak remaja.
Hal-hal semacam ini haruslah menjadi perhatian kedua orang tua dalam mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Jika tidak, mereka akan tumbuh dengan sifat malas dan manja.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan uraian mengenai penyebab anak-anak manja, tujuannya supaya orang tua dapat mendidik mereka dengan benar.
1. Memberikan kasih sayang yang berlebihan
Penyebab anak-anak manja adalah orang tua memberikan perhatian yang berlebihan sehingga tidak mendidik untuk bertanggung jawab.
Memberikan kasih sayang tidaklah salah, tetapi haruslah tepat dan terukur sehingga memberikan manfaat bagi anak.
Orang tua haruslah mengasihi anak-anaknya dengan kasih yang benar, namun jangan menggantikan kasih sayang tersebut dengan barang atau uang.
Hal semacam ini tidak menciptakan hubungan emosional yang baik di antara anak dengan orang tuanya.
Sebagai contoh, karena alasan sibuk bekerja seorang ayah menunjukkan kasih sayangnya dengan memberikan uang kepada anak-anak yang masih remaja secara berlebihan.
Misalnya uang saku untuk jajan disekolah Rp. 15.000, namun sang ayah memberikannya Rp. 200.000. Padahal kebutuhan jajan anak tidak sampai sebanyak itu.
Hal semacam ini akan membuat anak selalu meminta uang jajan yang lebih, karena terbiasa diberi banyak oleh ayahnya.
Tentulah uang tidak bisa menggantikan perhatian dan kasih sayang secara emosional. Apalagi mengganti kehadiran orang tua dengan uang.
Harusnya kasih sayang dinyatakan melalui perhatian, disiplin dan mengajarkan anak-anak untuk bertanggung jawab. Perhatian dan suasana di rumah yang hangat akan membuat anak-anak merasa nyaman dan aman.
Ingatlah bahwa kasih sayang yang berlebihan dan menilainya dengan uang tidak akan membuat anak-anak menjadi mandiri, disiplin dan bertanggung jawab, tetapi malah sebaliknya.
2. Menuruti semua kemauan anak
Penyebab anak-anak manja juga dikarenakan orang tua selalu menuruti semua kemauan mereka. Hal ini akan membentuk kebiasaan dan pola pikir bahwa mereka bisa melakukan apa pun ketika ada orang tuanya.
Misalnya, anak meminta mainan A atau B dan orang tua langsung memberikannya karena merasa memiliki uang. Padahal mainan sudah sangat banyak di rumah.
Tentu hal-hal semacam ini kurang tepat, pemberian haruslah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dan pastinya harus memberikan manfaat.
Apabila segala sesuatu yang diminta oleh anak-anak diberikan, maka membuat orang tua sedang menjadikan anaknya seorang raja. Mereka akan merasa bisa melakukan semuanya dengan dukungan orang tua.
3. Kurangnya kerja sama dalam mendidik
Anak-anak manja juga disebabkan oleh kurangnya kerja sama dalam mendidik di dalam keluarga tersebut.
Ada kemungkinan ayah dan ibu tidak sepaham atau adanya pihak ketiga seperti nenek dan kakek yang serumah.
Akibatnya, masing-masing orang mendidik dengan caranya sendiri-sendiri. Tentulah hal ini tidak efektif, misalnya sang ayah sedang mendisiplin anak lalu tiba-tiba nenek datang dan membela sang anak.
Oleh sebab itu, ayah dan ibu harus sepakat dalam menentukan sikap dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan anak-anak.
Dengan adanya kesepahaman, maka ada kerja sama ketika memberikan disiplin dan tanggung jawab kepada anak.
Hal-hal semacam ini biasanya tidak pernah terpikirkan oleh orang tua yang memiliki keterbatasan pengalaman atau pendidikan.
Minimnya pengetahuan orang tua juga sangat menentukan model dan cara mereka di dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya di rumah.
4. Kurangnya pengalaman orang tua
Selain kurangnya pendidikan, banyak juga orang tua yang masih muda dan belum berpengalaman dalam mendidik dan mengasuh anak.
Biasanya, yang ada dalam pikiran mereka adalah mencukupi kebutuhan anak secara jasmani. Pendidikan anak di rumah cenderung mengalir mengikuti arus, sehingga tidak ada kejelasan.
Mengingat kenakalan anak-anak di bawah umur di berbagai media sosial maka dapat dikatakan bawa ada banyak orang tua yang gagal dalam mendidik mereka.
Hal ini harus menjadi refleksi bagi para orang tua masa kini, sikap manja pada anak terbentuk karena orang tua sendiri yang menjadikan mereka demikian.
5. Adanya overprotection/perlindungan yang berlebihan
Kurangnya kerja sama dan perbedaan persepsi dalam mendidik anak tentu akan menimbulkan overprotection secara berlebihan kepada anak.
Apabila sang ayah sedang marah dan memberikan disiplin maka sayang ibu akan membela anaknya, dan demikian juga sebaliknya.
Sikap seperti ini akan menimbulkan dualisme kepemimpinan, sehingga anak tidak akan menghormati kedua orang tuanya.
Ada kemungkinan sang anak justru mempermainkan orang tuanya, karena iya yakin akan selalu mendapatkan perlindungan.
Contoh: “Ketika anak yang masih kelas 3 SD meminta uang saku 50 ribu kepada ayah, maka sng ayak pasti bertanya. Lalu sang ayah bertanya, untuk apa uang itu?”
“Sang ibu yang melihat ayah sangat perhitungan, lalu tanpa berpikir langsung memberikan uang 50 ribu kepada anaknya.”
Tentulah hal semacam ini tidaklah baik dan tidak harus terjadi, tetapi pada faktanya ada yang demikian.
Salah satu orang tua memberikan disiplin dan tanggung jawab, tetapi yang satu memberikan perhatian yang berlebihan dan memberikan perlindungan.
Akibatnya, pola asuh dan pendidikan di rumah menjadi kacau, karena orang tua tidak sepaham dan tidak sejalan dalam mendidik anak-anaknya.
Pada akhirnya, ketika salah satu orang tua memberikan disiplin, maka sang anak akan mencari perlindungan dan mengadu domba orang tuanya.
Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk memiliki visi dan misi yang sama ketika mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
6. Belajar dari lingkungan sekitar
Selain orang tua, anak-anak juga belajar dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar yang dimaksud adalah lingkungan keluarga sendiri dan lingkungan sekitar ketika bermain.
Apabila orang tua sudah tegas dan disiplin dalam mendidik anak, tetapi lingkungan keluarga justru memanjakan mereka maka pendidikan tersebut susah untuk berhasil.
Karena pengaruh lingkungan keluarga yang memanjakan lebih besar, maka mereka akan tumbuh dengan sikap yang manja.
Apabila hal semacam ini terus berlanjut maka akan sangat mempengaruhi karakter anak tersebut ketika dewasa.
Sikap manja tentu tidaklah baik, mereka tidak akan menjadi orang yang mandiri dan bertanggung jawab.
Padahal, anak-anak harus tumbuh dengan kemandirian, disiplin dan bertanggung jawab. Ketika dewasa, mereka akan dituntut sedemikian rupa ketika sedang bekerja atau berbisnis.
Oleh sebab itu, para orang tua harus memiliki komitmen dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan anak-anaknya dengan bertanggung jawab.
Kesimpulan: Penyebab anak-anak manja
Kegagalan orang tua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membuat anak-anak gagal hidup secara mandiri, disiplin dan bertanggung jawab.
Dampak yang paling parah adalah ketika dewasa dan sudah mereka menikah masih bergantung dan mengandalkan orang tuanya.
Tentulah hal ini tidak baik, namun perlu di ingat bahwa orang tualah membentuk dan mendidik anak-anak tersebut menjadi demikian.
Siapa yang salah dalam hal ini? Jawabannya adalah orang tualah yang harus dipersalahkan, karena mereka telah menjadikan anaknya manja.
Jadi, jangan salahkan anak yang manja, tetapi salahkan orang tua yang menjadikan mereka demikian. Baca juga artikel terkait tentang peran orang tua dalam mendidik anak.
Semoga pendidikan di dalam keluarga terus berlangsung dengan baik dan orang tua melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar.