Teolog Reformasi Calvinis Pertama adalah Ulrich Zwingli, dia adalah seorang pembina protestanisme di Swiss yang muncul setelah Martin Luther.
Dalam berbagai sumber menjelaskan bahwa Zwingli lahir setelah Tahun Baru 1484. 52 hari setelah Luther di Wildhous, sekitar 60 kilometer dari Zurich.
Walaupun Ulrich Zwingli mengambil sikap Protestan hampir bersamaan dengan Luther, namun dirinya benar-benar terlepas sepenuh dari Luher. Kedua tokoh reformasi gereja ini memiliki latar belakang yang berbeda.
Martin Luther sendiri sangat dipengaruhi oleh “jalan modern” dan pengikut-pengikutnya seperti Gabriel Biel. Biel sendiri mencoba menginterpretasikan doktrin-doktrin Alkitab selaras dengan ilmu pengetahuan dan penemuan ilmiah.
Gabriel Biel merupakan seorang teolog dan filsuf sejak abad pertengahan, ia dikenal karena karyanya yang berhubungan dengan pemikiran skolastik dan reformasi. Sedangkan Zwingli diajar dengan “jalan lama” dari Thomas Aquino, dirinya juga sangat dipengaruhi Humanisme Erasmus.
Teolog Reformasi Calvinis Pertama
Teolog Reformasi Calvinis Pertama Ulrich Zwingli memiliki pendekatan yang berbeda terhadap teologi, karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda.
Pemikiran Zwingli terhadap teologi dinyatakan melalui pendapatnya, “suatu doktrin tidak boleh berlawanan dengan akal. Sedangkan dalam pemikiran Luther, ia lebih menekankan kepada iman dan bukan akal.
Pendekatan terhadap teologi mereka berdua pun berbeda, khususnya terhadap kehadiran Yesus kristus dalam Perjamuan Kudus.
1. Teolog reformasi Calvinis: Sejarah singkat
Pada tahun 1506 Zwingli diangkat sebagai imam wilayah Glarus, ia melihat dan mulai menyerang perdagangan tentara bayaran. Pada waktu itu, serdadu Swiss sangat disukai sebagai tentara bayaran, dan ini adalah sumber keuangan yang sangat menguntungkan.
Hal-hal seperti ini sangat di tentang oleh Zwingli, tindakan tersebut merupakan praktik-praktik yang tidak bermoral dan tidak sesuai dengan kebenaran. Dirinya lalu mulai berkhotbah dan menentang perbuatan-perbuatan tersebut.
Tindakannya tersebut tidak diterima oleh jemaat di Glarus, sehingga Zwingli memutuskan pindah dan menjadi imam wilayah Einsiedeln pada tahun 1516. Wilayah ini juga menjadi tempat dan pusat pemujaan Anak Dara Maria.
Ketika pelayanan di Glarus dan Einsiedeln Zwingli banyak membaca dan meluangkan waktu untuk meletakan dasar-dasar pandangan reformasinya. Selanjutnya pada tahun 1518 dirinya menjadi imam di Grossmunster (Katedral besar) di Zurich.
Di sanalah Zwingli berkhotbah dan membahas kitab-kitab secara sistematis dan juga menyeluruh. Hal ini biasanya dilakukan gereja purba, tetapi zaman Zwingli ini merupakan pembaharuan yang radikal.
2. Reformasi Zwingli
Zwingli memperkenalkan pembaharuannya tahap demi tahap di Zurich, mula-mula dilakukan dengan persetujuan Katolik Roma. Pada tahun 1522 menghasilkan tulisan pertamanya dari sejumlah tulisan-tulisan mengenai reformasi.
Tulisan tersebut menyebarluaskan pandangannya di seluruh Swiss. Reformasi yang dilakukan Zwingli sudah tercapai pada tahun 1525, di mana misa ditiadakan dan diganti dengan ibadah komuni biasa.
Banyak propinsi di Swiss yang juga melakukan pembaharuan seperti yang dilakukan Zwingli, tujuannya untuk melakukan reformasi telah tercapai. Dirinya juga membentuk dan mendirikan gabungan “kanton-kanton” (propinsi) injili.
Namun sayangnya, Katolik Roma merasa terancam dan membentuk aliansi tandingan. Akibatnya, reformasi ini menyebabkan suasana semakin panas dan perang saudara pada tahun 1529.
Setelah konflik pertama mereda, perkelahian kembali pecah pada tahun 1531 dan Zwingli sendiri gugur di medan perang Kappel. Dirinya gugur dimedan perang ketika masih usia muda, sehingga tidak banyak pemikirannya menjadi matang.
Pemikirannya masih membutuhkan waktu untuk menguraikan dan dan menyajikannya menjadi teolog reformasi Swiss yang kuat.
Tugas reformasi selanjutnya di lakukan oleh Johanes Calvin, sehingga Protestanisme reformasi di Swiss lebih dikenal sebagai Calvinisme, bukan Zwinglinisme.
Dari sejarah tersebut sebenarnya dasar-dasar mengenai reformasi Protestanisme di Swiss telah di mulai oleh Zwingli sendiri, dialah teolog reformasi Calvinis pertama.
3. Karya dan teologi Zwingli
Salah satu karya Zwingli yang pertama adalah Von Klarheit und Gewissheit de Wortes Gottes (Kejelasan dan kepastian Firman Allah) yang diterbitkan pada tahun 1522.
Zwingli mengajukan Protestan mendasar tentang Alkitab yang mempunyai wewenang terakhir, Firman Allah adalah pasti. Jikalau Allah berbicara, maka terjadilah.
Menurutnya: “Jika kita membuka Alkitab dengan pendapat dan tapsiran sendiri, lalu kita membentuknya menurut pikiran sendiri, maka kita tidak akan menerima pesan yang ada di dalamnya.”
Lebih lanjut menurutnya: “Kita harus menjaga jangan sampai firman Allah ditaklukan pada tafsiran manusia yang tak bisa salah, seperti paus atau konsili.”
Dalam kehidupannya, Zwingli sadar bahwa sungguh-sungguh dan benar-benar mendengarkan firman Allah tidak selalu menyelesaikan perbantahan. Di mana dirinya terlibat dalam konflik dengan dua kelompok pembaharuan lain mengenai sikap sakramen.
Perselisihan kedua terjadi dengan Martin Luther mengenai penafsiran kehadiran Yesus Kristus di dalam Perjamuan Kudus.
Luther sendiri menolak doktrin Katolik Roma tentang Transsubstansiasi, tetapi tetap percaya akan kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus di dalam roti dan anggur.
Zwingli secara tegas menolak doktrin tersebut, karena dirinya dipengaruhi oleh Cornelius Hoen. Ia menegaskan bahwa roti dan anggur hanya sebagai lambang dari tubuh dan darah Kristus.
Melalui Roh Kudus, Kristus hadir di dalam Perjamuan Kudus, tetapi tubuh dan darah-Nya serta kemanusiaan-Nya tetap di surga di sebelah kanan Allah Bapa. Perjamuan Kudus merupakan ucapan syukur pada waktu kita memperingati karya Kristus di kayu salib.
Pada masa hidupnya Zwingli berpegang teguh kepada keyakinannya. Dalam buku Fidei Ratio atau Confession of Faith (pengakuan iman) yang ditulis tahun 1530 menguraikan ajarannya secara matang.
Sumber Referensi:
Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, (Penerbit: BPK Gunung Mulia 2007).