Alkitab tidak dapat salah: Benyamin Warfield

Alkitab tidak dapat salah

Benyamin Warfield adalah seorang penganut teologi Calvinis, dirinya terkenal dengan teologi yang menyatakan bahwa “Alkitab tidak dapat salah.”

B.B. Warfield lahir pada tahun1851 di dekat Lexington, Kentucky. Setelah menyelesaikan studinya di Princeton dan Leipzig ia mengajar di seminari teologi di Pittsburg, dari tahun 1878 sampai engan tahun 1887.

Read More

Kemudian Warfield menjadi guru besar dalam bidang didaktik dan teologi polemis di Seminari Teologi Princeton sampai ia meninggal tahun 1921.

Alkitab tidak dapat salah

Perkembangan dan pertumbuhan gereja ternyata juga sertai dengan berkembanganya berbagai penafsiran Kitab Suci dan juga pandangan baru mengenai teologi Kristen.

Teologi Seminari Princeton sangat ketat berpegang pada teologi Calvinis tertentu dan mempertahankan sifat Kitab Suci yang tidak dapat salah melawan berbagai pengkritiknya.

Mereka dengan berani dan terpelajar membela pandangan Calvinis injili yang tradisional, sehingga mereka terkadang terlalu kaku.

Benyamin Warfield memang sangat dikenal dengan penjelasannya mengenai doktrin Alkitab. Dia adalah orang yang paling kuat pada zamannya dalam mempertahankan pandangan tradisional bahwa Kitab Suci adalah sabda Allah yang diilhamkan dan tak dapat salah.

Dalam berbagai kesempatan, Warfield menunjukkan bahwa ajaran Yesus Kristus dan penulis-penulis Perjanjian Baru sangat jelas dalam membela kebenaran Alkitab.

Kepenulisan Alkitab

Frasa mengenai “demikianlah firman Allah” menunjukkan bahwa Alkitab adalah firman Allah (2 Tim. 3:16). Kepercayaan didasarkan bukan pada satu ayat saja, melainkan pada sejumlah besar bukti-bukt Alkitabiah yang dikutif oleh Warfield.

Hal ini tentu akan menimbulkan pertanyaan yang baru. Apabila Allah penulis Alkitab, apakah ini berarti Dia mendiktekannya? Jika demikian, maka penulis manusiawi tidak lebih dari sekretaris atau hanya mesin tulis saja.

Beberapa kelompok Evangelikal yang konservatif sewaktu-waktu telah berpandangan yang mendekati pandangan ini, tetapi Warfield tidak sama sekali.

Kalau Alkitab adalah sabda Allah, maka ia juga merupakan kata manusia. Lebih lanjut Warfield berpendapat bahwa menolak salah satu dari kedua hal tersebut adalah salah.

Allah mengatur hal-ihwal manusia melalui pemeliharaan-Nya dan Ia menarik kita kepada-Nya melalui rahmat-Nya. Namun dalam kedua hal tersebut, manusia tidak berdiam diri saja.

Oleh karena itu Warfield berpendapat bahwa Alkitab sepenuhnya adalah firman Allah yang ditulis dengan kata-kata manusia. Oleh karena itu, penulisan dan gaya bahasanya berbeda-beda sesuai dengan sifat-sifat dari penulisnya.

Tentu hal ini akan menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin bahwa baik Allah maupun manusia menjadi penulis Alkitab? Banyak orang melihat kedua hal ini sebagai suatu pertentangan, tentu hal ini salah menurut Warfield.

Pengilhaman Verbal

Warfield berpendapat demikian: “Alkitab dipahami oleh penulis-penulis Perjanjian Baru semata-mata bagaikan kitab Allah, yang mengungkapkn pikiran-Nya dalam setiap bagian, yang diberikan-Nya melalui manusia dengan cara yang tidak merusak kodrat mereka sebagai manusia.”

Para penulis manusia menulis berdasarkan kemampuannya masing-masing, tetapi mereka telah dipersiapkan oleh Allah. Hasilnya ialah bahwa para penulis Alkitab menulis tepat seperti yang dikehendaki Allah.

Dengan demikian, menurut Warfield “Pengilhaman Verbal” atau pengilhaman setiap kata tepat seperti yang terdapat pada teks.

Warfield mengartikan “pengilhaman verbal” sebagai doktrin yang menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya menginspirasi ide-ide atau konsep-konsep umum, tetapi juga kata-kata spesifik yang digunakan dalam teks Alkitab.

Ini berarti bahwa tidak hanya makna keseluruhan dari Alkitab yang diinspirasi, tetapi setiap kata dalam Alkitab juga dianggap sebagai hasil inspirasi ilahi. Oleh sebab itu, Alkitab tidak dapat salah dalam naskah aslinya.

Menurutnya, inspirasi ilahi mencakup setiap aspek teks, termasuk struktur bahasa dan pilihan kata. Ia percaya bahwa pengilhaman ini menjamin bahwa teks Alkitab dalam bentuknya yang asli bebas dari kesalahan dalam hal doktrin dan moral.

Warfield melihat pengilhaman verbal sebagai landasan penting mengenai wibawa dan otoritas dari Alkitab. Otoritas Alkitab tidak hanya terletak pada pesan atau ajaran secara umum, tetapi juga pada kata-kata spesifik yang digunakan di dalam teks.

Hal ini menekankan pentingnya mempelajari dan memahami teks secara mendalam. Konsep pengilhaman verbal Warfield banyak diterima dalam tradisi Protestan konservatif dan Evangelikal. Namun, pandangan ini juga tidak terlepas dari berbagai kritik.

Related posts