Orang yang dikasihi Allah adalah orang yang paling bahagia, karena mereka diberi hikmat, kepandaian, umur panjang, kekayaan dan kehormatan. Orang-orang yang setia dan bergantung kepada Allah jalan-jalannya pasti penuh bahagia.
Hal ini sesuai dengan berita yang disampaikan oleh Amsal 3:12-17. Mereka yang menerima didikan Tuhan dan hidup dengan setia berada di dalam rencana Allah sendiri.
Amsal 3:12:
“Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.”
Amsal 3:13-14:
“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.”
Amsal 3:15-17: “Ia lebih berharga dari pada permata; apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.”
Amsal 3:17:
“Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata.” Sungguh indah kehidupan orang-orang yang takut dan percaya kepada segala rencana-Nya. Lalu bagaimana dengan Anda hari ini?
Menjadi orang yang dikasihi Allah
Menjadi orang yang kasihi Allah memang menjadi kerinduan setiap orang. Kita semua ingin memiliki hubungan yang baik dengan Bapa, tetapi terkadang perbuatan dosa selalu menjadi penghalangnya.
Padahal, Alkitab berulan kali mengajarkan bahwa orang-orang yang bergaul karib dengan Allah hidupnya pasti bahagia.
Mereka disebut sebagai anak-anak-Nya dan Allah menjadi Bapa mereka. Apa pun yang mereka lakukan dan perbuat akan selalu dibuat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa betapa Allah mencintai orang-orang yang mengaihi-Nya..
Tak sedetik pun mereka luput dari perhatian sang Bapa, sebagaimana bapak-bapak leluhur dan juga Daud hidup menurut hukum-hukum-Nya.
Firman Tuhan dalam Alkitab selalu memberikan dua pilihan kepada semua orang dalam menentukan jalan hidupnya.
Amsal 3:12:
“Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.”
Apakah mereka memilih untuk takut dan menaati hukum-hukum Allah? Atau memilih untuk tidak menaati-Nya dan hidup menurut kehendaknya sendiri.
Dalam kehidupan praktis sehari-hari kita juga sering diperhadapkan kepada dua pilihan. Apakah selalu bertindak sesuai dengan hukum-hukum Allah?
Jika tidak taat, maka kita memilih jalan hidup menurut kehendak diri sendiri dan tidak menaati hukum-hukum Allah tersebut.
Dua pilihan ini sering kali membuat seseorang jatuh kepada pelanggaran-pelanggaran hukum Allah. Mereka melawan dan memberontak seperti bangsa Israel yang gagal menaati Allah.
Namun ingatlah bahwa orang-orang yang selalu taat dan takut kepada-Nya menjadi orang yang spesial. Mereka menjadi orang yang dikasihi Allah.
Renungan firman kali ini memberikan dua opsi pilihan; menjadi orang yang dikasihi Allah atau menjadi orang yang dibenci oleh Allah. Marilah sejanak untuk merenungkan pernyataan ini.
Kasih Allah seperti kasih ayah kepada anaknya (ay. 11-12)
Kasih sayang Tuhan ditunjukkan dan dijelaskan di dalam Amsal 3:11-12. Penulis Amsal menjelaskan bahwa kasih sayang Tuhan seperti kasih sayang seorang ayah kepada anak-anaknya.
Oleh sebab itu, seorang anak jangan lelah dan jangan bosan dengan didikan Tuhan. Allah bertindak seperti seorang ayah, ini berarti Dia ingin anak-anak-Nya tumbuh dewasa di dalam kebenaran.
Dia benar-benar mengasihi anaknya, Allah ingin melihat mereka tumbuh dewasa menjadi orang yang baik, taat dan menghormati kekudusan-Nya.
Harapan terbesar dari orang tua adalah ingin anaknya menjadi orang yang baik dan berhasil. Amsal menjelaskan secara detail bahwa maksud Tuhan juga demikian.
Allah mendidik anak-anak-Nya supaya ia tumbuh menjadi orang takut kepada-Nya. Ia harus menghormati dan hidup berdasarkan ketetapan dan hukum-hukum-Nya.
Allah akan menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada anak-anak-Nya yang setia dan taat. Allah tidak ingin anak-anaknya jatuh dalam kehidupan yang penuh dosa, sehingga mereka menderita dan mendapatkan hukuman.
Akan tetapi, maksud Allah tersebut sering kali di salah artikan oleh orang-orang percaya. Hal ini ada banyak orang yang putus asa, kecewa dan meninggalkan Allah ketika mereka di tegur dan diingatkan.
Oleh sebab itu, Kitab Amsal mengingatkan supaya jemaat Tuhan jangan bosan dengan didikan dan ajaran dari Tuhan.
Allah mengajar dan mendidik anak-anak-Nya karena rasa cinta dan kasih sayang-Nya yang besar, supaya mereka tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Didikan Tuhan memberikan hikmat dan kepandaian (ay. 13)
Orang-orang Yang Mendengarkan nasehat dan didikan, akan menjadi orang yang dikasihi Allah. Mereka akan menjadi orang yang rendah hati, taat dan hidup dengan kebijaksanaan.
Amsal menjelaskan bahwa permulaan hikmat dan pengetahuan adalah dengan takut akan Tuhan.
Oleh karena itu, orang-orang yang takut akan Tuhan di dalam hatinya akan tumbuh dewasa dengan hikmat dari pada Allah. Kehidupan sehari-hari mereka akan diberkati dan dibuat berhasil oleh Allah.
Di dalam Perjanjian Lama banyak anak-anak yang masih muda dan menjadi orang-orang yang berhikmat dan dikasihi oleh Tuhan.
Mereka memiliki hikmat dan kepandaian yang luar biasa; misalnya Yusuf, Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, Daud dan juga Salomo.
Orang-orang yang memegang hukum-hukum Allah dalam kehidupannya diberkati dan diangkat oleh Tuhan menjadi orang yang hebat.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang benar-benar taat dan hidup menurut Taurat-Nya menjadi orang yang dikasihi Allah dan diberkati.
Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Apakah kita sudah hidup dengan setia kepada hukum-hukum-Nya? Atau justru sebaliknya, kita hidup bebas menurut kehendak diri sendiri.
Berharga di matanya (ay. 14-15)
Kitab Amsal lebih lanjut juga menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki hikmat dan pengetahuan dari Allah disebut berbahagia, karena Allah mengasihi dan memberkati mereka.
Mereka lebih berharga dari permata atau pun emas, dan tidak ada yang menyamai mereka di hadapan Allah. Artinya bahwa orang-orang yang setia mendapat tempat yang khusus di hadapan Allah.
Kitab Perjanjian Lama banyak menjelaskan bahwa orang-orang benar selalu mendapat tempat spesial, karena mereka berharga di hati Tuhan.
Contohnya adalah Henokh dan Elia yang diangkat ke surga dan keluarga Nuh yang diselamatkan. Ada juga Yusuf dan Ayub yang dipuji karena kesetiaannya serta Daniel diselamatkan dari goa singa.
Orang yang dikasihi Allah: Umur panjang dan kebahagian (ay. 16-17)
Indahnya menjadi orang yang dikasih Allah, umur panjang ada di tangannya dan jalan-jalannya penuh dengan kebahagiaan.
Inilah janji Tuhan kepada orang-orang yang setia dan takut kepada-Nya dan yang tidak hidup seperti orang-orang fasik.
Ada berkat-berkat yang ajaib bagi orang-orang yang setia kepada Allah, kehidupan mereka dipenuhi dengan damai sejahtera dan juga Sukacita.
Ini adalah berkat yang sesungguhnya, karena berkat bukan hanya berbicara hal-hal yang jasmani, tetapi juga berbicara tentang keadaan yang bahagia.
Orang-orang yang setia akan hidup dengan rasa syukur dan sukacita, mereka selalu bergantung dan percaya kepada Allah.
Mereka tidak takut atau pun khawatir, karena Allah bersama-sama dengan mereka. Amsal menuliskan bahwa umur panjang dan di tangan kanannya, dan di tangan kirinya kekayaan dan juga kehormatan (ay. 16).
Sebagaimana Ayub orang yang saleh dan benar, karena kesetiaannya Tuhan memberkati dua kali lipat dari sebelumnya.
Demikianlah Kitab Amsal menjelaskan indahnya menjadi orang yang dikasihi Allah, karena mereka mendapatkan tempat dan perhatian khusus dari Allah.
Mereka akan menerima hikmat dan kepandaian, berharga di mata-Nya, umur panjang dan jalan-jalan hidupnya penuh dengan kebahagiaan.
Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini, apakah kita mau menjadi orang yang jahat dan berbuat dosa? Atau ingin menjadi orang yang dikasihi oleh Allah?
Semoga renungan ini dapat memberkati dan juga mengingatkan kita supaya selalu hidup dan takut kepada-Nya.