Siapakah Satan menurut Alkitab? Satan adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan kemuliaan, kekuasaan dan pengetahuan moral yang tinggi. Ia memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tak ada bandingannya dan hampir setara dengan penghulu malaikat Mikhael.
Sebelum kejatuhan dan pemberontakannya kepada Allah, dapatlah dikatakan bahwa Satan atau Iblis memiliki peranan dan jabatan yang sangat penting di sorga.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa ia memerintah atas alam semesta atau mungkin penjaga kekudusan Allah (kelompok malaikat Kerubim).
Alkitab tidak menjelaskan secara detail mengenai asal-usul dan siapa Satan, namun beberapa informasi dari ayat-ayat Alkitab dapat menolong kita untuk memahami keberadaannya.
Misalnya, Kitab Wahyu menyebutkan bahwa si ular tua yang disebut Iblis atau Satan mengadakan pemberontakan di sorga.
Mereka berperang dengan malaikat baik yang dipimpin oleh Mikhael, lalu Iblis atau Satan kalah dan mereka dilemparkan kebumi bersama para pengikutnya.
Siapakah Satan menurut Alkitab?
Siapakah Satan menurut Alkitab? Beberapa penafsir menghubungkan Iblis atau Satan sebagai penjaga tempat kekudusan dan takhta Allah (Kej. 3: 24; Yeh. 1:5).
Oleh sebab itu, Satan diciptakan dengan segala kesempurnaan yang tak ada bandingannya. Satan sempurna dalam arti bahwa benar-benar memiliki pengetahuan dan integritas moral yang mutlak.
Meskipun demikian, perlu diingat juga bahwa Satan Adalah makhluk ciptaan sama seperti halnya manusia. Meskipun manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, mereka juga jatuh ke dalam dosa.
Sebagai makhluk ciptaan maka Satan pada akhirnya akan menghadap tahta pengadilan, mereka akan pertanggungjawaban perbuatannya kepada Allah.
Kejatuhan Satan dalam dosa
Siapakah Satan menurut Alkitab? Sebagai makhluk ciptaan Allah, jatuh dalam dosa kesombongan dan ingin seperti Allah.
Asal mula dosa Setan terlihat secara figuratif dalam kitab Yehezkiel 28:13-19. Teks ini merupakan nyanyian sang nabi kepada raja Tirus yang jahat.
Teks Yehezkiel 28:14-18 tidak menyebutkan mengenai Satan atau Iblis, sehingga perlu kehati-hatian di dalam menafsirkan dan juga memahaminya.
Perlu di ingat, bahwa teks ini menimbulkan berbagai tafsiran dan juga perdebatan. Teks ini merupakan ayat satu-satunya yang menjelaskan dan menyatakan asal-usul dosa. Buswel memberikan petunjuk berupa ajaran yang cermat.
Buswel menjelaskan bahwa dosa bermula dalam suatu tindakan kehendak bebas di mana ciptaan secara sengaja bertanggung jawab dan dengan pengertian yang memadai untuk melakukan itu.
Ciptaan memilih untuk merusak sifat kekudusan yang telah Allah berikan kepadanya. Satan dan para pengikutnya memilih untuk memberontak dan melawan Allah.
Penolakan dan penyangkalan mengenai kehendak bebas semata-mata merupakan “dogmatis filosofis,” karena pada dasarnya ciptaan menyadari jika dirinya memiliki kehendak bebas.
Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menentukan keputusan secara mandiri dan bertanggung jawab.
Apakah mereka memilih taat kepada Allah atau justru melawan Allah dan melakukan kejahatan.
Allah tidak pernah menciptakan dan membuat dosa, karena dosa merupakan keputusan mutlak dari ciptaan untuk menentukan pilihannya.
Demikian halnya juga ketika manusia melawan dan memberontak terhadap Allah. Sudah sepantasnya Jika Allah menuntut ciptaannya yang melakukan dosa dan memberikan hukuman kepada mereka.
Sifat dosa yang dimiliki Setan
Siapakah Satan menurut Alkitab? Satan atau Iblis adalah bapa pendusta dan pembohong dan di dalam dia tidak ada kebenaran.
Tuhan Yesus menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak dapat menerima firman-Nya adalah mengikuti bapa dunia ini, yaitu Iblis (Yoh. 8:43-44).
Kitab Perjanjian Baru dengan tepat menunjukkan dosa yang secara khusus dimiliki oleh Satan sebagai kesombongan, kecongkakan atau keangkuhan (1 Tim.3:6).
Hal tersebut disamakan dengan kesombongan manusia yang sering meninggikan dirinya dan memuliakan dirinya sendiri.
Kedudukannya yang tinggi sebagai malaikat membuka jalan bagi Satan jatuh dalam dosa dengan meninggikan dirinya dengan kesombongan.
Ia menyombongkan dengan kemegahan dan keistimewaan yang Allah berikan kepadanya. Hal inilah yang menjadi latar belakang Satan melawan dan memberontak kepada Allah sehingga terjadi peperangan di surga (Why, 12:7).
Kitab Yesaya dan Yehezkiel juga menguraikan secara lebih rinci tentang dosa Satan, meskipun dalam ayat ini timbul berbagai penafsiran.
Apakah ayat ini berbicara tentang kejatuhan Raja Tirus dan Raja Babel? Kitab Yesaya 14 dan Yehezkiel 28 tersebut tidaklah dapat dipahami dengan tafsiran harfiah semata.
Menurut beberapa penafsir, teks tersebut juga bisa ditafsirkan secara figuratif untuk menggambarkan kejatuhan Satan dan juga anti Kristus di masa yang akan datang (Yes. 14:12-17; Yeh. 28:11-19).
Beberapa penafsir menyebutkan bahwa kejatuhan Raja Babel merupakan tipe atau gambaran yang tepat dari kejahatan dan kejatuhan Satan dan juga antikristus di masa yang akan datang.
Ia disebut sebagai bintang Timur dalam Yesaya 14:12. Dalam bahasa Latin yang sama dengan itu adalah Lucifer, yang menjadi nama Satan.
Dengan demikian, penggunaan bintang fajar yang menyatakan Satan memberikan suatu petunjuk mengenai karakter dasar pemberontakannya melawan Allah.
Satan ingin seperti Allah
Karena gelar yang sama juga disebutkan dalam Kitab Wahyu untuk Kristus (Why. 22:16). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Satan ingin meniru, dan ingin seperti Allah dan memalsukan rencana-Nya.
Hal ini digambarkan secara figuratif di dalam teks Yehezkiel 28:14-18:
“Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.”
“Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.”
“Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.“
“Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya.“
“Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu.“
Teks Kitab Yesaya 14:12-14:
“Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”
“Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.“
“Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!“
Bagaimana dia memulai rencana itu secara jelas ditunjukkan dalam ungkapan “Aku hendak” sebanyak 5 kali dalam Yesaya 14:13-14.
Walaupun pasal ini berbicara tentang raja Babel, namun secara figuratif digambarkan secara jelas mengenai karakter dan dosa Satan.
1. Aku hendak naik ke langit
Yesaya 14:13: “Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.“
Ayat ini merupakan bagian dari nubuat yang dinyatakan oleh nabi Yesaya terhadap raja Babel. Dalam konteksnya, raja Babel digambarkan sebagai sosok yang sombong dan menganggap dirinya setara dengan Allah.
Raja Babel bahkan menganggap dirinya lebih tinggi dari para malaikat atau bintang-bintang di surga.
Ia membangkitkan dirinya sendiri ke posisi yang sama dengan Allah.
Bahkan ia menunjukkan ambisi dan keinginannya yang besar untuk mendominasi dunia secara rohani dan fisik. Perlu di ingat bahwa raja-raja yang jahat adalah perpanjangan tangan Satan untuk menguasai dunia.
“Aku hendak naik ke langit” ini sebagai tanda bahwa ia memiliki kekuasaan, di mana Satan atau Iblis memang mempunyai hak untuk masuk ke langit.
Hal ini terlihat jelas dalam Ayub 1:6-7, di mana Satan atau Iblis juga menghadap Allah bersama-sama malaikat yang lain.
“Aku hendak naik ke langit” ucapannya ini menyatakan keinginannya untuk menguasai dan tetap tinggal di langit dalam keadaan yang setara dengan Allah.
2. Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah
“Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah”. Arti ungkapan ini tergantung pada pengertian tentang “bintang-bintang.”
Jika bintang-bintang itu berdiri karena tentang malaikat-malaikat maka berarti Satan ingin memerintah atau menguasai semua malaikat.
Jika bintang-bintang itu menunjuk pada bintang-bintang di langit yang berkemilauan, maka berarti Satan ingin memerintah di tingkap-tingkap langit.
3. Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan
“Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.” Hal ini memperlihatkan ambisi Satan untuk menguasai alam semesta seperti yang biasa dilakukan oleh kumpulan raja-raja jahat dan dewa-dewa orang Babel.
“Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan.” Inginkan kemuliaan yang dimiliki Allah, karena awan-awan seringkali dihubungkan dengan kehadiran Allah (Kel. 16:10; Why. 19:1).
4. Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi
“Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi.” Di sini tipuan atau pemalsuannya nampak jelas, Satan ingin menjadi seperti atau menyamai Allah. Nama “Elyon” untuk alat menekankan pada kekuatan dan kedaulatan-Nya (Kej.14:18), Satan ingin berkuasa seperti Allah.
Dia ingin menjalankan otoritas atau kekuasaan di dalam dunia ini yang sebenarnya hanya menjadi milik Allah. Satan bukan hanya memberontak dan melawan Allah, tetapi ia ingin dan berotoritas seperti Allah.
Dosa Setan ini justru lebih mengerikan karena hak-hak istimewa, kecerdasan dan kedudukan yang hebat yang ia miliki.
Dosanya juga lebih merusak karena pengaruh atau akibatnya disebarluaskan kepada seluruh umat manusia.
Dosa Satan mempengaruhi malaikat-malaikat lain (Why. 12:), mempengaruhi semua orang (Ef. 2:2), dosanya menjadikan dia sebagai penguasa atas dunia ini (Yoh. 16:11).
Satan menjadi penguasa dan mempengaruhi seluruh dunia, karena dia bekerja keras untuk menyesatkan manusia (Why. 20:3).
Kesimpulan: Siapakah Satan menurut Alkitab?
Siapakah Satan menurut Alkitab? Satan adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan segala kebesaran dan kemuliaannya.
Namun karena ia diciptakan dengan pengetahuan yang tinggi, maka ia menyombongkan dirinya dan ingin seperti Allah. Dan pada akhirnya, Satan memberontak dan melawan Allah.
Dosa Satan seharusnya menjadi suatu peringatan dan tanda bahaya yang terus-menerus bagi orang-orang percaya. Baca juga artikel terkait tentang dosa menurut Alkitab.
Semua dosa adalah serius dan semua dosa mempengaruhi yang lain, tetapi dosa di tempat yang tinggi adalah lebih serius dan akibatnya menyebar secara lebih luas juga.
Rasul Petrus mengingatkan bahwa lawan-lawanmu adalah si Iblis, ia seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya ( 1 Ptr. 5:8-10).
Dia bekerja secara terorganisir dan terus berusaha untuk mempengaruhi dan menyesatkan manusia. Kejadian pasal 3 menjadi pelajaran yang sangat penting bagi umat Allah saat ini.
Satan telah berhasil memperdaya Hawa dan Adam sehingga mereka mengikuti rencana dan keinginan Satan. Manusia telah memilih untuk memberontak dan ingin seperti Allah.