Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu

bertolong-tolonglah

Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu merupakan perintah supaya jemaat di Galatia saling peduli, saling membantu dan saling memperhatikan.

Peduli terhadap sesama dapatlah dilakukan dengan tindakan-tindakan yang sederhana, misalnya dengan berbagi makanan atau pun mendoakan ketika mereka sedang sakit.

Read More

Jika tidak dapat melakukan sesuatu hal yang dapat menolong sesama, setidaknya kita bisa peduli dengan mendoakan mereka.

Bacaan Firman Tuhan hari ini terambil dari Kitab Galatia 6:2(TB): “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”

Saling menolong, saling berbagi, dan saling peduli merupakan budaya yang telah diwariskan dari nenek moyang kita secara turun-temurun.

Hal ini juga telah dinyatakan di dalam Alkitab, bagaimana anak-anak Tuhan harus saling memperhatikan dan saling menolong.

Dengan demikian mereka memenuhi hukum Kristus, yakni hukum kasih. Persoalannya adalah maukah kita melakukan perintah itu? Maukah kita saling tolong-menolong, saling peduli dan saling memperhatikan?

Bertolong-tolonglah

Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia, sikap saling bergotong-royong dan saling membantu sudah menjadi ciri kehidupan sehari-hari mereka.

Apabila ada oknum yang tidak peduli dengan lingkungan masyarakatnya akan terlihat aneh, khususnya di daerah Jawa. Kehidupan di pedesaan biasanya sangat kental dengan budaya gotong-royong dan saling membantu.

Sikap gotong-royong dan saling membantu ditengah-tengah masyarakat sepertinya begitu mudah untuk dilakukan. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita sekarang ini?

Mengapa kita harus peduli terhadap sesama atau orang lain? Pertanyaan ini sering menjadi alasan bagi beberapa orang untuk tidak peduli terhadap orang lain.

Tentulah dalam menyikapi hal ini setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Mungkin jika dikumpulkan jawaban dari 100 orang, maka akan mendapat 100 jawaban yang berbeda-beda pula.

Tentulah hal ini tidak dapat disalahkan, karena setiap orang memiliki kebenarannya sendiri. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman spiritual dan juga pengalaman hidupnya.

Namun setiap anak-anak Tuhan yang sudah dimerdekakan di dalam Kristus mereka memiliki kebenaran yang hakiki di dalam hati nuraninya.

Firman Allah ada di dalam hatinya, sehingga mereka seharusnya hidup sesuai dengan hukum Kristus.

“Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu” berarti ada kepedulian terhadap saudara-saudara seiman kita.

Kita tahu setiap orang memiliki persoalan dan beban masing-masing, namun ketika kita saling memperhatikan ia akan meringankan beban itu.

Berbuat baik bukanlah paksaan, tetapi itu buah dari kebenaran

Perlu diingat bahwa berbuat baik bukanlah paksaan, setiap orang melakukannya dengan kerelaan hati dan ketulusan.

Setiap orang yang telah dibenarkan di dalam Kristus sehingga ia telah hidup di dalam kebenaran itu. orang yang sudah dibenarkan tentu akan melakukan kebaikan dan menjadi terang bagi sesamanya.

Apabila masih ada orang-orang yang tidak peduli dengan sesamanya maka hidupnya perlu dipertanyakan.

Apakah dia benar-benar telah dimerdekakan di dalam Kristus dan hidup di dalam kebenaran itu?

Jadi, sangatlah jelas bahwa berbuat baik kepada orang lain merupakan wujud dari kebenaran yang diyakini di dalam hati nuraninya.

Misalnya sering ditemukan orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Tentulah orang-orang seperti ini masih banyak dan sangat mudah ditemukan di sekitar kita.

Dalam kepercayaan Jawa, apabila seseorang melalukan perbuatan baik maka seseorang tersebut juga akan mendapatkan balasan yang baik.

Hal ini seperti hukum sebab-akibat, apa pun yang dilakukannya maka suatu saat itu akan kembali kepada dirinya sendiri.

Sering kali ditemukan bahwa banyak orang-orang yang tidak menunjukkan kepedulian terhadap sesama tetapi justru banyak mengucapkan kata-kata yang kurang baik.

Misalnya ada sumbangan di RT untuk membantu para janda dan yatim piatu dalam rangka memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus.

Adakalanya masih ada warga yang tidak memberi sumbangan tetapi masih mengucapkan kata-kata yang tidak tepat atau “nyinyir.”

Hal semacam ini harusnya tidaklah terjadi, karena tujuannya untuk membantu dan menolong sesama warga yang kurang mampu di tingkat RT.

Oleh sebab itu, sebagai masyarakat yang dibesarkan dalam budaya yang memegang norma-norma yang baik, maka saling menolong menjadi ciri dalam kehidupan sosial.

Apalagi kita adalah warga kerajaan Allah, sudah sepatutnya kita menjadi contoh, teladan dan penggerak untuk saling peduli dan berbuat baik kepada sesama.

Kiranya firman Tuhan hari ini mengingatkan dan menegur supaya kita bisa hidup sesuai dengan hukum Kristus.

Related posts