Firman Tuhan hari ini mengajarkan betapa pentingnya melihat perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan di dalam sejarah, supaya percaya kepada Allah.
Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib akan mengingatkan umat Allah dan anak-anak muda supaya mereka percaya dan bergantung kepada Allah.
Mazmur 78 adalah mazmur nyanyian Asaf yang bertujuan untuk memperkenalkan Allah kepada anak-anak muda.
Anak-anak muda tidak boleh melupakan sejarah nenek moyang mereka, di mana Allah telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir melalui kepemimpinan Musa.
Siapakah Asaf sebenarnya? Alkitab tidak memberikan catatan yang detail mengenai Asaf. Namun pada zaman raja Daud, Ia memilih orang-orang Lewi untuk menjadi pemimpin pujian di Kemah Suci.
Orang-orang Lewi ini di pilih sampai kepada zaman Salomo menjadi raja. Asaf berasal suku Lewi dan salah satu orang pilihan Daud pada masa pemerintahannya.
Di dalam 2 Tawarikh 29:30 Asaf juga disebut sebagai pelihat. Kata “pelihat” adalah sebutan lain bagi para nabi di dalam Perjanjian Lama, seperti halnya nabi Samuel yang juga di sebut dengan “pelihat.”
Asaf berasal dari suku Lewi dan kemungkinan besar adalah seorang nabi. Oleh sebab itu, marilah sejenak kita membaca dan merenungkan firman Tuhan yang tertulis di dalam Mazmur 78:7.
Firman Tuhan hari ini: Percaya kepada Allah
“Supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya” (Mzr. 78:7).
Sebagai seorang abdi Tuhan dan pemimpin pujian di kemah Suci, Asaf banyak menyatakan kebenaran kepada orang-orang Israel.
Bahkan mazmur-mazmur yang dinyanyikan juga berisi penghormatan terhadap perbuatan-perbuatan Allah kepada bangsa Israel di masa lalu.
Tujuannya adalah supaya generasi muda tidak melupakan pekerjaan-pekerjaan Allah yang besar di dalam sejarah nenek moyang mereka. Mazmur pujian ini juga mengajarkan supaya mereka selalu menaruh kepercayaan kepada Allah.
Sebagai seorang pemimpin pujian di Kemah Suci dan sebagai nabi, Asaf banyak menyatakan mazmur tentang pengajaran dan hukuman.
Misalnya dalam Mazmur 83, mazmurnya berisi kutukan bagi bangsa Edom, orang Ismael, Moab, orang Hagar, Gebal, Amon, Amalek, Filistea dan Tirus.
Di dalam Mazmur 78:7 juga menunjukkan bahwa ada satu kerinduan yang besar di dalam diri Asaf. Sebagai pemimpin rohani, ia ingin membuat umat Israel selalu percaya dan menaati perintah-perintah Allah.
Ini adalah tugas panggilan yang mulia. Bagaimana para pemimpin Kristen dan anak-anak Tuhan yang terlibat di dalam pelayanan? Mungkinkah mereka memiliki panggilan yang sama atau justru sebaliknya.
Percaya kepada Allah
Firman tuhan hari ini mengatakan: “Supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya” (Mzr. 78:7).
Perhatikan teks ayat tersebut, “supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah.” Ada satu persoalan yang terkadang sering muncul dan menjadi masalah bagi umat Allah dan orang-orang percaya masa kini.
Persoalan tersebut adalah mengandalkan diri sendiri. Manusia sering kali lupa dan tidak menaruh kepercayaan kepada Allah karena dirinya merasa mampu untuk melakukannya sendiri.
Asaf mengingatkan kembali bahwa tanpa Tuhan sebenarnya manusia tiada dapat melakukan apa- apa. Bukankah manusia itu hanya debu tanah?
Oleh sebab itu, dalam hal sekecil apa pun jangan pernah berjalan sendiri. Libatkanlah TUHAN dalam setiap rencana dan persoalan hidupmu.
Allah akan selalu menuntun dan menolongmu asalkan engkau setia kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya mengatakan: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Ptr.5:7).
Memegang perintah-Nya
“Supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya” (Mzr. 78:7)
Perhatikan kembali teks ayat ini, “tetapi memegang perintah-perintah-Nya.” Ayat menegaskan supaya anak-anak Tuhan setia dan menaati Allah.
Namun di dalam praktiknya, masih ada orang-orang yang secara sengaja mengabaikan dan melanggar hukum dan perintah-perintah Allah.
Diakui atau tidak, banyak orang Kristen yang gagal dalam menaati perintah-perintah Allah di dalam kehidupannya sehari-hari.
Sebagai seorang pemimpin rohani, Asaf memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pengajaran dan juga nasehat kepada bangsa Israel.
Bagaimana dengan para pemimpin Kristen dan orang-orang yang melayani Allah? Apakah kita juga memiliki tanggung jawab untuk menyatakan kebenaran Allah kepada saudara dan sesama?
Apakah kita sudah bergantung dan percaya kepada Allah dan juga memegang perintah-perintah-Nya?
Semoga firman Tuhan hari ini membuat kita semakin percaya kepada Allah dan pertolongan dari Roh Kudus memimpin kita kepada kebenaran-Nya.