Kasih karunia Allah: memahami makna anugerah di dalam Alkitab

kasih karunia Allah

Kasih karunia Allah di dalam iman Kristen dapat dipahami sebagai anugerah atau pemberian secara cuma-cuma dari-Nya kepada umat manusia. Pemberian secara cuma-cuma tersebut menyangkut semua kebaikan Allah yang diberikan kepada manusia.

Kebaikan Allah tersebut dapatlah berupa keselamatan, kesehatan, umur panjang, keluarga yang bahagia atau pemeliharaan-Nya terhadap kebutuhan jasmani.

Allah memperhatikan secara detail dan merancang kehidupan manusia tersebut, orang-orang yang dikasihi-Nya akan berada di dalam rencana-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, Allah juga memberikan hati kepada orang-orang pilihan-Nya untuk berbelas kasih kepada sesamanya dengan kasih yang tulus.

Kasih yang tulus ini adalah kasih yang tidak mengharapkan imbal balik, sebagaimana kasih Allah kepada umat manusia.

Kasih Karunia Allah di dalam Alkitab

Ada beberapa tokoh-tokoh penting yang menjelaskan mengenai kasih dan anugerah Allah di sepanjang sejarah kekristenan. Baca juga artikel terkait tentang jangan berbuat dosa lagi.

Kasih anugerah menurut tokoh-tokoh gereja

Pertama, Agustinus dari Hippo (354–430 M). Agustinus menjelaskan bahwa kasih karunia merupakan anugerah Tuhan yang tidak bisa diperoleh melalui usaha manusia.

Menurutnya, manusia hanya diselamatkan oleh kasih anugerah Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus, tidak ada cara atau jalan yang lain.

Kedua, Thomas Aquinas (1225–1274 M). Aquinas menjelaskan pemahamannya mengenai teologi Katolik, ia mengakui bahwa kasih anugerah sangatlah penting dalam keselamatan manusia.

Menurutnya, kasih Allah merupakan anugerah ilahi yang telah menyelamatkan, mengubah hati manusia dan memampukannya untuk melakukan kebaikan.

Ketiga, Martin Luther (1483–1546 M). Luther menekankan bawa sesungguhnya keselamatan sepenuhnya bergantung kepada kasih karunia Allah yang diberikan hanya melalui iman kepada Yesus Kristus.

Bagi Luther sendiri, manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri melalui perbuatan baik atau ketaatan kepada hukum, melainkan hanya melalui kasih karunia dari Tuhan.

Keempat, John Calvin (1509–1564 M). Calvin adalah seorang teolog, pendeta dan juga reformator gereja Protestan di Jenewa Prancis. Pengajarannya yang paling terkenal adalah mengenai kedaulatan Allah dan predestinasi.

Calvin mengajarkan bahwa Allah telah memilih orang-orang yang akan diselamatkan dan memberikan kasih karunia kepada-Nya. Pemilihan tersebut merupakan anugerah ilahi yang diberikan kepada orang-orang yang terpilih untuk menerima keselamatan.

Kelima, John Wesley (1703–1791 M). Wesley adalah seorang pendiri gereja Methodist, pengajarannya yang terkenal adalah mengenai “Prevenient Grace.”

Lebih lanjut Wesley menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan kasih karunia-Nya kepada semua orang sebelum mereka menyadari dan meresponnya.

Menurutnya, kasih anugerah Allah tersebut bertujuan untuk mempersiapkan hati manusia menerima keselamatan melalui iman.

Kasih karunia menurut Alkitab

Berikut ini beberapa ayat Alkitab yang berbicara mengenai kasih karunia atau anugerah. Ayat-ayat ini akan menolong kita semua untuk memahami arti dan maksud dari kasih anugerah tersebut.

Efesus 2:8-9 (TB): “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

Roma 3:23-24 (TB): “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”

Yakobus 4:6 (TB): “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

1 Petrus 5:10 (TB): “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.”

1 Korintus 1:4 (TB): “Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.”

Kolose 3:16 (TB): “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.”

Dari ayat-ayat di atas dapatlah disimpulkan bahwa Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa keselamatan hadalah hanya diperoleh melalui anugerah atau kasih karunia.

Kasih karunia itu diterima melalui iman, itu bukan karena usaha atau perbuatan manusia. Penyelamatan ini merupakan anugerah dari Allah, yang diberikan melalui Yesus Kristus sebelum permulaan zaman.

Setiap orang percaya dianugerahi kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Orang percaya harus membiarkan ajaran Kristus tinggal dalam diri mereka dengan segala kekayaannya.

Tafsiran Matthew Henry

Matthew Henry menjelaskan dengan dua argumen mengenai kasih karunia tersebut, secara khusus di dalam Efesus 2:8-9.

Efesus 2:8-9 (TB): “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

Dalam konteks negatif: Ini bukan hasil dari usaha manusia

Matthew Henry menjelaskan bahwa Iman, pertobatan dan keselamatan kekal bukanlah hasil dari kemampuan alamiah atau kebaikan dari perbuatan manusia sendiri.

Ini semua bukanlah hasil dari perbuatan manusia, sehingga jangan sampai ada yang membanggakan diri atau menyombongkan diri.

Tidak ada peran sedikit pun yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh keselamatan tersebut, semuanya direncanakan dan dikerjakan oleh Allah sendiri.

Oleh karena itu, tidak ada ruang untuk kesombongan; barang siapa ingin membanggakan diri, janganlah dia melakukannya dalam dirinya sendiri, tetapi dalam Tuhan.

Tidak ada ruang bagi siapa pun untuk menyombongkan diri atas kemampuan atau kekuatannya, seolah-olah dia telah melakukan sesuatu yang besar bagi Tuhan.

Dalam konteks positif: Allah sangat kaya akan belas kasihan (ayat 4)

Allah sendirilah yang memulai perubahan besar dan membahagiakan ini, dan kasih-Nya yang besar adalah sumber dan penyebab dari perubahan tersebut. Itulah sebabnya, Dia memilih untuk menunjukkan kasih dan belas kasihan-Nya.

Cinta adalah kecenderungannya untuk berbuat baik kepada manusia yang berdosa. Allah menghormati kita sebagai makhluk yang telah murtad dan menderita, Ia ingin mengembalikan hubungan itu.

Perhatikanlah, cinta yang abadi atau niat baik Allah terhadap manusia yang berdosa. Kasih Allah itu adalah kasih yang besar, dan rahmat-Nya adalah rahmat yang melimpah.

Kemurahan, kebaikan dan kekayaan-Nya tak berkesudahan. Oleh karena itu, kita diselamatkan melalui kasih karunia-Nya dan ini adalah pemberian melalui iman.

Ayat di atas menuliskan dengan jelas mengenai peran Allah di dalam keselamatan tersebut, di mana Allah yang menjadi inisiator dan pelaksana. Menurut Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, tidak ada sedikit pun usaha manusia di dalam karya keselamatan tersebut.

“Itu bukan hasil usahamu dan jangan ada orang yang memegahkan diri,” ini adalah sebuah penegasan bahwa semua karena anugerah semata dari Allah.

Related posts