“Tuhan melihat hati” demikianlah Allah memerintahkan nabi Samuel untuk prgi ke rumah Isai dan mengurapi anaknya untuk menjadi raja israel. Daud menjadi orang yang terpilih untuk mengantikan raja Saul yang tidak taat kepada Allah.
Cara nabi Samuel memandang manusia ternyata berbeda dengan cara Allah, seringkali manusia melihat paras dan mukannya, tetapi Allah tidaklah demikian.
Renungan kali ini mengajak anak-anak Tuhan untuk membaca kitab I Samuel 16:7 dan merenungkannya dengan sungguh-sungguuh.
Firman Tuhan mengatakan: “Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”
Tuhan melihat hati
Saat ini banyak sekali penyakit yang menyebabkan mata tidak bisa melihat dengan normal, dan akhirnya harus menggunakan alat bantu supaya dapat melihat dengan jelas.
Beberapa penyakit tersebut seperti katarak, rabun jauh atau rabun dekat. Berbagai penyakit lainnya bisa menyebabkan gangguan dan ketidakmampuan melihat dengan jelas.
Penyakit tersebut sangat mengganggu dan membuat si penderita sangat menderita, kemungkinan besar ia akan mduah tertipu.
Firman Allah yang ditulis oleh nabi Samuel memberikan pesan yang penting bagi Samuel dan bagi kita.
Allah mengingatkan Samuel bahwa jangan melihat seseorang hanya dari parasnya, tetapi juga harus melihat jauh kedalam hatinya.
Mata adalah panca indra yang sangat penting bagi kita, dengan mata kita bisa melihat dengan jelas apa yang ada didepan kita.
Namun, walaupun mata manusia sehat, mata tidak mampu melihat isi hati seseorang, bahkan adakalanya mata kita juga salah melihat.
Walaupun bibir kita bagus adakalanya juga salah berucap dan meskipun hati kita baik, adakalanya hati kitapun salah merasa dan berprasangka buruk terhadap orang lain.
oleh karena itu, berhati-hatilah ketika menggunakan mata, mulut dan hati. Jangan mudah untuk menilai, mengucapkan sesuatu yang buruk dan berprasangka buruk terhadap orang lain hanya karena kita memandang parasnya saja.
“Mata bisa salah memandang, mulut bisa salah berucap, hati bisa salah merasa, tetapi Tuhan tidak pernah salah memilih dan menilai.” Baca juga artikel tentang betapa liciknya hati manusia.