Sejarah perkembangan teologi memberikan arti penting bagi pertumbuhan dan perkembangan teologi bagi berbagai denominasi gereja dari masa ke masa. Tujuan sejarah teologi adalah untuk memahami asal-usul sejarah dogma dan menelusuri rentetan perubahan-perubahan dan perkembangannya.
Bapak-bapak Apostolik juga memberikan pengaruh yang besar terhadap pembelaan iman kristen terhadap serangan para bidat dan ajaran-ajaran palsu lainnya.
Oleh karena itu, kita tidak boleh melupakan sejarah begitu saja karena dari sanalah gereja telah berdiri kokoh sampai hari ini.
Meskipun sejarah menuliskan mengenai perdebatan dan pertumparan darah yang mengerikan di antara katolik dan kristen. Melalui peristiwa tersebut telah menjadikan gereja semakin dewasa dan kokoh sampai hari ini.
Sejarah perkembangan teologi
Sejarah perkembangan teologi adalah merupakan kajian tentang perkembangan pemikiran dan keyakinan mengenai teologi pada masa pasca reformasi sampai sekarang ini.
Hal ini menyangkut berbagai tafsiran dan hermeneutik mengenai konsep-konsep teologis, doktrin/dogma dan ajaran-ajaran yang berkembang dalam tradisi gereja dari masa ke masa.
1. Perkembangan teologi dan bidat
Secara umum, sejarah perkembangan teologi mempelajari bagaimana pandangan tentang Tuhan, manusia, dosa, alam semesta, keselamatan, Roh Kudus dan doktrin tentang trinitas dari waktu ke waktu.
Selain itu, muncul juga berbagai bidat dan ajaran-ajaran palsu yang mendampingi perkembangan teologi gereja sampai pada sekarang masa ini. Sekte-sekte Yahudi berusaha untuk mempertahankan hukum Musa, sedangkan gnostik menyangkal karya Allah.
Lalu Marcionis berusaha untuk meracuni kanon dan montanis meracuni doktrin roh kudus dan eskatologi. Pada permulaan sejarahnya, kekristenan dipaksa untuk bertahan maupun menyerang.
Karena ajaran Marcion, maka gereja mula-mula dipaksa untuk merumuskan kanonnya dan mengakui ke-27 kitab di PB.
Doktrin Trinitas juga ditantang oleh Arius, perdebatan yang berlangsung dengan athanasius yang mempengaruhi dunia kekristenan pada zaman itu.
Pada tahun 325 AD, Konsili nicea mengakui pandangan historis dari Trinitas yang menyatakan bahwa Kristus memiliki substansi yang sama dengan Bapa.
Gereja menggumuli tentang dua natur dari Kristus pada abad ke-4 dan ke-5. Pada masa itu ditetapkan apa yang ortodoksi dan apa yang tidak pada di Konsili nicea pada tahun 325 AD dan di Chalcedon pada tahun 451 AD.
Konflik antara Augustine Dan Pelagius semakin tajam ketika Pelagius mengajarkan bahwa manusia bebas dari dosa asal dan mampu untuk memilih yang baik.
Augustine sebagai penganut ketat dari doktrin Anugerah, menekankan bahwa anugerah Allah dibutuhkan untuk membebaskan manusia dari status kerusakan totalnya.
Namun demikian, Augustine tetap mengajarkan bawa baptisan dibutuhkan untuk menyuci dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya. Pembaptisan regenerasi dan baptisan anak kemudian menjadi bagian dalam pengajaran gereja.
2. Teologi Pada abad pertengahan
Periode abad pertengahan dimulai dari 590 AD sampai dengan 1517 AD, masih dimulai. Periode dari tahun 500-1500 seringkali disebut masa kegelapan, karena terjadi kekorupan di kalangan gereja.
Kekorupan itulah yang menjadi pemicu reformasi Protestan yang dilakukan oleh Martin Luther. Dogma atau pengajaran Roma Katolik berkembang cukup pesat pada masa abad pertengahan.
Di antaranya adalah purgatori pada tahun 593, doa kepada Maria dan orang-orang Kudus dan malaikat pada tahun 600. Lalu tradisi mencium kaki paus pada tahun 709 dan pengkanonisasian orang-orang Kudus yang telah mati pada tahun 995.
Selanjutnya adalah selibat para imam pada tahun 1079, Rosario pada tahun 1090, transubstansiasi dan pengakuan dosa kepada Imam pada tahun 1215 dan tujuh sakramen pada tahun 1439.
3. Berbagai Perdebatan pada abad pertengahan
Sejumlah perdebatan terjadi di gereja pada abad pertengahan. Khususnya mengenai pemusnahan gambar-gambar dan ikon religius yang dihormati gereja-gereja Timur atau dikenal dengan istilah ikonoklastik.
Lalu muncul juga perdebatan tentang filioque ( Apakah Bapa sendiri atau Bapa beserta Putra yang mengutus Roh Kudus) telah memisahkan gereja Barat dan gereja Timur.
perkembangan teologi juga menimbulkan perdebatan tentang predestinasi mengakibatkan penolakan atas pandangan predestinasi dari Gottschalk.
Perdebatan predestina belum usai lalu ada juga perdebatan tentang eukaristi yang membawa pada doktrin transubstansiasi. Perdebatan-perdebatan dan berbagai pandangan tentang penebusan juga muncul.
Periode abad pertengahan menjadi titik perkembangan Skolastikisme, mereka mendidik para sarjana untuk membela Iman dari pandangan yang rasional. Seorang skolastik yaitu Thomas Aquinas menjadi pendahulu dalam merumuskan doktrin Katolik.
Pandangan doktrinal lain muncul bersamaan dengan gereja Roma Katolik yang bertambah jauh dari doktrin Augustine. Manusia dipandang bekerja sama dengan Allah dalam keselamatan dan pengudusan.
Usaha seseorang menjadi bagian penting dalam keselamatan dan pengudusan, khususnya dengan pengadopsian 7 sakramen di dalam gereja Katolik Roma.
Otoritas kepausan juga muncul pada masa ini, Paus disebut sebagai wakil dari Kristus. Submisi padaPpaus adalah esensial baik dalam hal religius maupun politik.
4. Teologi pada masa reformasi
Sejarah perkembangan teologi memang tidak terlepas ada tokoh dan figur individu pada masa reformasi. Martin Luther, seorang Imam Roma Katolik, memicu reformasi pada waktu.
Luther mendalilkan 95 tesis yang melawan Gereja Katolik pada pintu gereja di Wittenberg, Jerman pada tanggal 31 Oktober 1517. Ia mengalami pertobatan mendasar pada Anugerah melalui iman, dan kebenaran itu menjadi motivasi untuk dia sepanjang hidupnya.
Teologinya menekankan supaya kembali pada kitab suci sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupan orang percaya.
Peristiwa ini menandai kembalinya kitab suci dipelajari oleh orang percaya, khususnya dengan penerbitan Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani Erasmus.
Selain Martin Luthr ada juga John Calvin, seorang reformator dan pendeta di Swiss. Ia adalah seorang penulis, politikus dan seorang penafsir Alkitab.
Karya besar institutes of the Christian Religion dari Calvin telah meninggalkan jejak pada abad-abad berikutnya dalam hal teologi Protestan. Calvin menekankan kedaulatan Allah, pemilihan dan ketetapan kekal dari Allah.
Lalu ada juga Ulrich Zwingli, yang secara umum mengikuti teologi Calvin. Zwingli mempengaruhi gerakan Anabaptis, khususnya pandangan Anabaptis tentang perjamuan Tuhan yang mengikuti pandangan Memorial.
Penolakan atas semua pandangan yang tidak diajarkan oleh kitab suci membuat Ulrich Zwingli telah membawa reformasi lebih jauh dari reformasi Luther dan Calvin.
5. Doktrin-doktrin penting
Sejarah perkembangan teologi juga ditandai dengan perdebatan-perdebatan penting seperti perdebatan tentang karya penebusan Kristus. Luther dan Calvin menekankan penebusan Kristus sebagai substitusionari, sedangkan Socinus, pendahulu dari Unitarianisme, menolaknya.
Grotius mengajarkan bahwa kematian Kristus merupakan tanda pembayaran pada Allah. Teologi arminian juga menolak penebusan substituonari yang ketat.
Perjamuan Tuhan menjadi pemisahan para masa reformasi. Teologi Lutheran menekankan konsubstansiasi, pandangan yang mengatakan bahwa kehadiran Kristus meliputi elemen-elemen itu.
Teologi reformasi menekankan bawa anugrah telah ditransmisikan pada partisipan yang mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan. Zwingli mengajarkan pandangan Memorial, anugerah yang ditransmisi pada waktu mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan.
Golongan Anabaptis secara dramatis mempengaruhi doktrin gereja menekankan baptisan orang percaya kepada baptisan anak. baca juga artikel tentang Alkitab adalah firman Allah.
Sumber referensi:
Paul Enns, The Moofy Handbook Of Theology, (Malang: Literatur SAAT, 2007).