Cinta yang benar dan cinta yang palsu

Cinta yang benar

Cinta yang benar telah ditunjukkan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib utuk menebus dosa-dosa manusia. Dia menunjukkan kasih “agape” yakni kasih yang tulus dan tanpa pamrih. Yesus tidak pernah melakukan kesalahan dan berbuat dosa, tetapi Ia mau menangung hukuman itu untuk menyelamatkan manusia yang telah berdosa itu.

Yohanes menyebutkan bahwa tidak ada kasih yang lebih besar selain kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabat-Nya (Yoh. 15:3). Jika Tuhan Yesus telah memberikan contoh dan teladan mengenai cinta dan kasih yang benar, lalu bagaimana cara kita mengasihi orang lain?

Bagaimana cara kita mengasihi pasangan dan keluarga? Renungan hari ini mengajak kita semua untuk membaca firman Tuhan 1 Korintus 13:4-7.

Demikianlah firman itu: “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri (ay.4). Dan ayat 5 mengatakan: “Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (ay. 4-5).”

Selanjutnya dikatakan bahwa, “Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (ay. 6-7).”

Cinta yang benar menurut 1 Korintus 13:4-7

Cinta yang benar menurut bacaan firman di atas yang pertama-tama adalah sabar, murah hati dan tidak cemburu. Sabar berarti tidak mudah marah ataupun bersungut-sungut, tetapi bisa menempatkan diri dengan benar. Ia lambat berkata-kata, tetapi banyak mendengar.

Cinta yang benar juga haruslah mura hati dan tidak cemburu. Ia tidak cemburu dengan keberhasilan dan kesuksesan oran lain, ia juga tidak iri hati ketika orang-orang di sekitarnya memperoleh berkat. Ia juga tidak cemburu buta dan menuduh pasangannya dengan berbagai tuduhan palsu.

Kasih yang benar juga tidak boleh didasari dengan sikap sombong dan memegahkan diri. Karena setiap keberhasilan dan kesuksesan bukan semata-mata karena kehebaan diri sendiri, melainkan karena TUHAN yang memberkati.

Bagaiana dengan kehidupan kita hari ini? Apakah kita suka melakukan kesombongan dan memegahkan diri? Jika melakukan hal yang demikian, maka bertobatlah. Kitab Korintus juga mengajarkan supaya kita tidak meyimpan dendam dan kesalahan kepada orang lain.

Hal ini dikarenakan Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita maka sudah sepatutnya untuk saling mengampuni. Jika tidak mampu mengampuni kesalahan orang lain maka dosa kita juga tidak akan diampuni.

Yang terakhir cinta atau kasih yang benar adalah selalu berbuat adil dan siap menanggung segala sesuatu, meskipun harus menderita. Ada banyak orang selalu berbicara tentang kasih, tetapi kasih yang di maksud adalah kasih yang bersyarat.

Jika kamu mengasihi aku, maka aku juga akan melakukan hal yang demikian. Ini adalah cinta versi manusia yang berdosa. kasihnya adalah kasih yang palsu dan penuh kepura-puraan. Baca juga artikel tentang betapa besar kasihku kepadamu.

Uraian mengenai 1 Korintus 13:4-7 di atas adalah bertujuan untuk menguji batin dan hati semua orang percaya. bagaimana cara mereka memperlakukan dan mengasihi sesamanya, jika tidak sesuai dengan teks firman Tuhan tersebut maka di pastikan itu adalah kasih dan cinta yang palsu.

Related posts