Sikap dalam melayani Tuhan sangatlah penting, Maria mendengarkan perkataan Yesus sedangkan Marta kuatir dan menyusahkan dirinya sendiri. Kisah Maria dan Marta memberikan contoh dan gambaran yang nyata mengenai sikap dan cara seseorang dalam melayani Tuhan.
Ada yang sungguh-sungguh mendengarkan firman dan percaya kepada-Nya, tetapi ada juga orang-orang yang selalu kuatir dalam melayani dan sibuk mengerjakan hal-hal yang kurang penting. mereka tidak fokus lagi dalam melayani TUHAN, tetapi sibuk dalam mengerjakan hal-hal yang bersifat duniawi.
Hal ini juga perlu menjadi perenungan pribadi mengenai sikap kita dalam melayani Tuhan? Catatan Lukas 10:28-42 menjadi bacaan renungan firman kita pada hari ini. Bacalah dengan seksama dan juga pahamilah isinya, pesan apa yang anda terima dari TUHAN melalui kisah tersebut?
Sikap dalam melayani
Apa yang anda pikirkan mengenai sikap Maria dan Marta ketika Tuhan Yesus singgah di rumah mereka? Apakah yang dilakukan mereka berdua? Mengapa Marta dikatakan kuatir dan menyusahkan diri?
Pertanyaan-pertayaan di atas menarik untuk dibahas karena ada pesan Tuhan yang indah yang hendak di sampaikan kepada mereka berdua dan kepada kita hari ini. Kisah mengenai Maria dan Marta terdapat dalam Injil Lukas 10:28-42, injil Yohanes 11:1-44; 12:1-8.
Maria, Marta dan Lazarus adalah bersaudara. Ketika Tuhan Yesus berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain untuk memberitakan injil, maka tibalah Dia di sebuah desa yang bernama Betania. Betania adalah sebuah perkampungan yang tidak jauh dari Yerikho.
Lukas 10:38 menuliskan bahwa, “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia disebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.”
Ketika Tuhan Yesus sampai di Betania, ada seorang perempuan bernama Marta menerima Yesus di rumahnya. Seperti kebiasan sebelum-sebelumnya, Yesus selalu memberitakan pengajaran firman kepada orang-orang yang membuka hatinya untuk Dia.
Kitab Lukas menyebutkan bahwa Maria dan Marta memiliki sikap dan cara yang berbeda dalam melayani Tuhan. Maria duduk di dekat Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya dengan cermat dan sungguh-sungguh supaya bertumbuh di dalam kebenaran. Sedangkan Marta justru kuatir dan menyusahkan diri untuk mepersiapkan segala sesuatu untuk menjamu Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya.
Sikap dalam melayani yang ditunjukkan Marta memang sebenarnya bukanah hal yang buruk, tetapi ia lebih fokus kepada kebutuhan jasmani. Perbuatan dan sikap Marta tersebut di angap kurang tepat, sehingga Yesus mengatakan bahwa Marta menjadi kuatir dan menyusahkan diri sendiri.
Lukas 10:41 menuliskan demikian: “Tetapi Tuhan menjawabnya, Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara.” Sebagai tuah rumah yang menerima tamu, tentulah ia sibuk memikirkan mengenai apa yang akan di makan dan di minum oleh tamu-tamunya, tetapi hal ini salah di mata Tuhan Yesus.
Pelajaran penting dari kisah Maria dan Marta
Ada kalanya anak-anak Tuhan melakukan kesalahan yang sama seperti yang telah di lakukan oleh Marta, yakni fokus kepada hal-hal yang jasmani. Namun yang TUHAN kehendaki pada waktu itu adalah mendengarkan firman-Nya.
Dengan demikian, mereka dapat mengenal Yesus yang datang membawa kabar baik dan kabar sukacita. Ada banyak anak-anak Tuhana yang mengambil bagian di dalam pelayanan sering mengalami kuatir dan menyusahkan dirinya sendiri.
Mereka terkadang tidak fokus kepada firman-Nya, tetapi fokus kepada masalah-masalah yang dihadapinya. Bukankah 5 roti dan 2 ikan cukup untuk memberi makan 5000 orang dan bahkan lebih?
Kisah Maria dan Marta mengingatkan kita supaya fokus terhadap panggilannya dalam melayani TUHAN, dan bukan fokus kepada masalah-masalah yang ada. Jika Tuhan yang memanggil maka Dia juga akan bertanggung jawab untuk memelihara dan mencukupi segala kebutuhan kita.
Konklusi
Sikap dalam melayani Tuhan memang sangatlah penting, karena hal ini menunjukkan kesungguhan dan juga kualitas iman seseorang. Apakah mereka benar-benar melayani TUHAN dan percaya kepada-Nya? Atau justru melayani dan mencari keuntungan diri sendiri?
Tidak ada yang tahu mengenai hal ini, karena yang tahu adalah dirinya sendiri. Oleh sebab itu, mulailah untuk memperbaiki sikap dan perilaku di dalam melayani TUHAN, berikan yang terbaik kepada-Nya.
Jangan takut dan kuatir mengenai apa yang akan kamu makan atau minum ataupun yang akan kamu pakai karena Tuhan akan menyediakananya. Baca juga artikel tentang segala persoalan pasti berlalu.