Pasangan yang bawel seringkali meminta perhatian dan kasih sayang yang lebih, sehingga di anggap tidak memahami keadaan pasangannya. Bahkan sering tersirat di dalam pikiran kita jika orang yang bawel dan cerewet itu sedikit menyebalkan. Terkadang sifat ini menjadi pemicu perselisihan dan juga pertengkaran.
Oleh sebab itu, setiap pasangan hendaknya dapat saling memahami karakter, kebiasaan pasangannya. Khususnya dalam merespon segala sesuatu, karena respon yang tidak tepat menimbulkan pertangkaran. Saling menerima dan mengasihi memang tidak mudah.
Pasangan yang bawel, cerewet, keras dan cuek tentu bukanlah sebuah persoalan. Karena ketika memutuskan menerima seseorang sebagai pasangan hidup tentu telah siap dengan segala konsekuensi dari berbagai kelebihan dan juga kekurangannya.
Lalu bagaimana cara membangun hubungannya yang bahagia dengan pasangan yang bawel? Artikel ini akan membahas secara sederhana berdasarkan firman Allah di dalam Alkitab.
Pasangan yang bawel
Untuk membangan hubungan yang langgeng dan bahagia haruslah didasari dengan firman Allah. Pertama-tama marilah kita membaca kitab Amsal 13:20, yang mengatakan demikian: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” Teks ini sangatlah sederhana dan mudah untuk dipahami oleh semua orang.
Pesan utamanya adalah “orang bijak” atau “bijak.” Perlu dingat kitab Amsal di tulis oleh Raja Salomo yang memang orang yang paling berhikmat di dalam Alkitab. Bahkan tidak ada seorangpun yang menyamai hikmat dari raja Salomo di dunia ini.
Kitab Amsal juga ditujukan kepada kaum muda supaya menerima didikan dengan baik. Bahkan para orangtua pun diminta untuk mendidik anak-anaknya sejak dini. Ayat yang paling poluler adalah Amsal 1:7, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”
Amsal 13:20 dan Amsal 1:7 akan menjadi dasar utama dalam pembahasan mengenai membangun hubungan yang bahagia, meskipun memiliki pasangan yang bawel, cerewet, cuek dan juga keras kepala. Ada 3 hal yang dapat dilakukan, di antaranya adalah: 1) Takut akan Tuhan; 2) Menerima didikan; 3) Menjadi bijak.
1. Takut akan Tuhan
Amsal 1:7, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal dengan tegas menyampaikan bahwa permulaan pengetahuan adalah takut akan TUHAN. Kunci di dalam membangun hubungan yang harmonis yang utama adalah takut akan Dia.
Hal ini penting untuk diperhatikan oleh pasangan muda-mudi atau pasangan suami-siteri. Dengan takut akan TUHAN mereka tidak akan berkata “aku” tetapi “kita,” mereka akan memiliki kasih yang tulus dan tanpa pamrih.
Perbedaan karakter biasanya selalu menjadi penyebab pertengkaran, tetapi dengan takut akan TUHAN dan kasih yang tulus maka kita dimampukan untuk memiliki kerendahan hati dan saling menerima.
2. Menerima didikan
Menghadapi pasangan yang bawel, cerewet atau keras kepala juga dapat dilakukan dengan selalu belajar dan menerima didikan. Tujuannya supaya kita semakin paham cara menghadapi orang-orang yang terkadang keras ataupun cerewet.
Ingatlah bawa pendidikan itu adalah sepanjang hayat, artinya belajar itu seumur hidup. Selagi masih hidup maka sebenarnya setiap orang selalu belajar dan belajar.
Pendidikan formal memang ada waktunya, misalnya: Sekolah Dasar (SD) 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 tahun, dan Pendidikan Sarjana 4 tahun. Sedangkan pendidikan kehidupan dilakukan setiap waktu dan berlangsung seumur hidup.
Oleh sebab itu, setiap orang harus banyak belajar dan menerima didikan supaya bisa menerima karakter dan memahami keadaan orang lain. Sehingga perbedaan karakter bukanlah masalah lagi dalam menjalin hubungan cinta kasih, karena TUHAN menciptakan manusia itu berbeda-beda.
Jika setiap orang sudah sampai pada tahap ini maka yang dibutuhkan adalah kemauan untuk menghancurkan perbedaan itu dan mengantinya dengan kasih serta penerimaan. Tindakan ini membutuhkan pembelajaran yang tidak terhitung SKS-nya, karena kita belajar seumur hidup. Pasangan kita adalah rekan untuk belajar, bahkan dia juga menjadi guru untuk mendidik kita.
Oleh sebab itu, jika terjadi pertangkaran atau perselisihan maka janganlah marah, tetapi belajarlah untuk menerima didikan itu. Karena sesungguh TUHAN juga sedang mendidik melalui persoalan, kesulitan bahkan melalui banyak peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita.
3. Pasangan yang Bawel: Kita harus menjadi bijak
Menjadi bijak memang membutuhkan proses dan pembelajaran. Amsal 13:20, mengatakan demikian: “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”
Menjadi bijak terkadang juga dipengaruhi dengan segala bentuk pergaulan. Sebagaimana yang Amsal katakan; siapa yang bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak, tetapi siapa yang berteman dan orang bebal maka akan menjadi malang.
Pergaulan sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan karakter, sifat dan bahkan kerohanian seseorang. Itulah sebabnya pasangan muda-mudi dan pasangan keluarga kristen harus bertumbuh menjadi bijak setiap waktu. Semakin hari-semakin memahami karakter dan kebiasaan pasangannya.
Hindari hal-hal sepele yang menjadi pemicu pertengkaran, apabila mengulangi hal yang sama sepanjang hari. Misalnya, gara-gara telat membalas pesan WhatsApp selalu bertengkar setiap hari, tentu hal ini tidaklah bijak.
Tidak ada orang yang sempurna, karena setiap pribadi mempunya kelebihan dan kekurangannya. Sehingga masing-masing pasangan haruslah saling melengkapi dan menutupi kekurangan pasangannya. Bersyukurlah karena TUHAN sudah mempertemukan kita dengan seseorang yang tepat.
Bangunlah bahtera cintamu dengan takut akan TUHAN, sehingga kalian menjadi sama-sama bijak. Semoga artikel bermanfaat dan berguna bagi teman-teman semua. Baca juga artikel tentang cara membangun hubungan asamara menurut Alkitab.