Keluarga Hosea menjadi gambaran Israel yang bersundal dan membelakangi TUHAN, Israel telah mengganti ibadahnya dengan menyembah ilah lain. Lalu datanglah firman Allah kepada Hosea: pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakanlah anak-anak sundal. Karena bangsa Israel telah bersundal hebat dengan menyembah dewa Baal, yaitu dewa kesuburan (Hos. 1:2).
Siapakah dewa Baal? menurut sumber https://study.com Baal adalah sebuah gelar atau nama yang diberikan kepada dewa Kanaan-Fenesia kuno yang sebelumnya di sebut Hadad. Baal atau Hadad adalah dewa orang-orang Kanaan dan dipercayai sebagai dewa kesuburan atau dewa badai.
Bangsa Kanaan yang tidak ditumpas habis ketika mereka menduduki tanah tersebut telah menjadi jerat dan mencondongkan hati muat Allah. Kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar yang menyembah dewa kesuburan telah membuat hati mereka membelangkangi Allah.
Bukankah TUHAN Allah telah membawa mereka keluar dair tanah Mesir dengan berbagai mujizat? Mengapa bangsa itu mudah sekali mengingkari perjanjiannya dengan Allah? Sekali lagi nabi Hosea berjuang keras melawan kesesatan dari bangsanya sendiri seperti yang telah dilakukan nabi Elia dan juga Elisa.
Keluarga Hosea
Panggilan Hosea sebagai nabi sepertinya sangat berbeda sekali dengan panggilan para nabi yang lain. Karena Hosea harus melibatkan kehidupannya dengan mengawini perempuan sundal. Baca juga mengenai panggilan nabi Hosea disini.
Melalui perkawinannya itu, ia memperanakkan anak-anak sundal dan juga harus menerima dan mengasihi isterinya yang telah bersundal.
Keluarga Hosea harus menjadi gambaran bagi bangsa Israel yang telah bersundal, demikian juga anak-anak yang dilahirkan. Sikap Hosea yang mengasihi isterinya yang bersundal dan juga anak-anaknya juga menjadi gambaran untuk menjelaskan kasih sayang Allah kepada Israel.
Allah tetap setia kepada perjanjian-Nya dengan tetap menerima Israel yang telah melakukan persundalan dengan menyembah ilah-ilah lain. kasih Allah mengalahkan kedegilan dan kebebalan bangsa Israel. Hal ini juga yang disampaikan oleh nabi Hosea mengenai janji pemulihan dan janji bahwa tidak akan memusnahkan mereka (Hos. 11:8-9).
Janji pemulihan tersebut sungguh nyata, bahwa mereka akan mengikuti TUHAN, mereka akan mengaum seperti singa (Hos. 11:10). Dan bahwa Allah akan mengumpulkan dan menempatkan Israel kembali di rumah-rumah mereka, demikianlah Firman TUHAN (Hos. 11:11).
1. Perkawinan Hosea dengan Gomer
Penting sekali untuk memahami perikop dalam kitab Hosea 1:1-9. Demikianlah firman itu: “Maka pergilah ia mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginyaseorang anak laki-laki (ayat 3).”
Kemudian berfimanlah TUHAN kepada Hosea: “berilah nama Yizreel kepada anak itu. Sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lemba Yizreel (ayat 4,5).”
Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Lo-Ruhama (yang berarti tidak disayangi) kepada anak itu. Sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka (Ayat 6).”
“Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda (ayat 7).”
“Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah Ia: “Berilah nama Lo-Ami (yang berarti bukan umat-Ku) kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku bukanlah Allahmu (Ayat 8,9).”
Membaca dan memahami perikop ini sangatlah penting untuk mendapatkan pengertian yang benar, khususnya dalam menafsirkan dan menginterpretasikan teks Alkitab. Kitab Hosea merupakan salah satu kitab yang paling sulit dan sukar untuk ditafsirkan.
2. Berbagai penafsiran kitab Hosea
Kesukaran-kesukaran di dalam menafsirkan teks ini terdapat di pasal 1 dan 3, apakah kedua pasal ini menceritakan peristiwa yang sama atau berbeda. Kesulitan yang kedua adalah terdapat terdapat di pasal 1, di mana Allah memberi perintah untuk pergi dan mengawini perempuaan sundal atau tunasusila.
Di dalam sejarah penafsiran Alkitab, Kitab Hosea telah diinterpretasikan dengan berbagai tafsiran. Yang terkenal adalah interpretasi alegoris yang memberikan arti rohani terhadap peristiwa yang tertulis di dalam Hosea 1-3. Kisah di dalam pasal 1-3 tersebut di artikan sebagai kiasan atau gambaran.
Lalu ada juga interpretasi simbolis, yang mirip dengan uraian di atas. Seluruh peristiwa itu disebutkan sebagai lambang (simbol) dari apa ang harus diberitakan sang nabi. Dan masih banyak lagi interpretasi-interpretasi penafsiran Kitab Hosea.
Yang terpenting adalah kita tidak boleh menafsirkan berdasarkan kemauan diri kita sendiri seperti orang-orang liberal. Kita harus tunduk dan taat kepada otoritas Alkitab dan pimpinan Roh Kudus, supaya dalam menafsirkan kita mendapat hikmat dari Allah.
Penafsiran yang terakhir adalah interpretasi harfiah atau hostoris-realis. Teks di dalam pasal 1 tersebut menuliskan sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi. Peristiwa tersebut sangat objektif dan dialami oleh nabi Hosea sendiri sebagai bentuk ketaatannya terhadap panggilan TUHAN.
Jadi, yang dimaksudkan di sini adalah suatu “perbuatan-tanda” atau “perbuatan-perumpamaan,” yakni suatu tindakan yang konkret dalam kehidupan nabi Hosea sendiri. Peristiwa tersebut mempunyai makna yang dalam, yang mana menunjuk kepada perbuatan TUHAN.
3. Keluarga Hosea: Perkawinan dan anak-anaknya melambangkan ketidaksetiaan Israel
Ada banyak peristiwa para nabi dipanggil untuk melakukan “perbuatan-perumpamaan” atau “perbuatan-tanda.” Misalnya, nabi Yesaya harus berjalan telanjang dan tidak berkasut selama 3 tahun di Yerusalem (Yes. 20:2-4) dan Yeremia membuat kuk dan memasangnya di atas tengkuknya (Yer. 27:2).
Lalu ada Yesaya yang memberi nama anak-anaknya nama yang mengandung arti: Syear-yasyub (Yes. 7:3) dan Maher-Syalal Khasy-Bas (Yes.8:3). Selain itu ada juga nabi Yeremia yang tidak boleh kawin (Yer. 16:2) dan juga Yehezkiel yang tidak boleh meratap pada waktu isterinya meninggal (Yez. 24:15).
Demikianlah para nabi menerima panggilannya dan menyampaikan pesan-pesan Allah kepada bangsanya melalui bermacam cara. Demikianlah nabi Yehezkiel menjadi lambang bagimu (Israel) dan Yesaya berkata bahwa anak-anak yang Tuhan berikan kepadanya adalah tanda-tanda dan lambang di antara Israel (Yes 8:18).
Dari sekian banyak panggilan nabi, panggilan Hosea begitu berat. Ia harus benar-benar menghayati dan mengumpamakan kesalahan bangsa Israel secara jelas dan konkrit. Dan betapa hebatnya penderitaan Allah kerena melihat umat-Nya tidak lagi beribadah kepada-Nya, tetapi justru menyembah kepada Baal.
Keluarga Hosea disuruh untuk menjadi solider (sependeritaan) dengan bangsanya di dalam kesalahan dan dosa-dosanya. Melalui tindakan tersebut maka kasih sayang dan kesetiaan Allah akan tampak secara jelas.
Hal ini sesuai dengan firman-Nya, “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN mencintai Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain (Hos. 3:1).
Dalam meresponi panggilannya, Hosea tidak ragu-ragu atau melakukan protes. Apa yang diperintahkan kepadanya, demikianlah dilaksanakannya perintah itu. Ia memiliki tiga anak, yang pertama adalah Yizreel, sebab sedikit waktu lagi Allah akan menghukum keluarga Yehu.
Yang kedua Lo-Ruhama yang berarti bahwa Allah tidak lagi menyayangi kaum Israel. Dan yang ketiga adalah Lo-Ami, yang berarti Israel bukan umat Allah.
4. Penolakan Israel
Isi hukuman yang diberitakan oleh Hosea adalah bahwa TUHAN Allah akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Penggunaan kata Yizreel diulangi dalam ayat 5 yang menyatakan bahwa Allah akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel (ayat. 5).
Kemungkinan ini juga menyingkung peristiwa lembah Yizreel ketika mewalan Tiglat-Pleser III, seperti yang jelaskan dalam 2 Raja-raja 15:29. Lembah Yizreel menjadi tempat bersejarah dan juga panggung kebinasaaan Israel karena dosa-dosa yang telah diperbuat.
Apabila melihat kisah-ksiah selanjutnya, maka TUHAN benar-benar mengakhiri kekuasaan dan pemerintahan kerajaan Israel Utara ketika mereka di hancurkan oleh Asyur.
Kesimpulan
Hukuman terjadi karena disebabkan oleh ketidaktaan bangsa Israel kepada Allah. Meskipun demikian, Allah selalu menegur dan memperingatkan akan dosa-dosa mereka melalui perantaraan seorang nabi. Artinya, Allah selalu mengendaki sebuah pertobatan, bukan memberikan hukuman.
Namun hal ini tidaklah didengar oleh bangsa Israel. Nampaknya suara nabi yang lebih dahulu melayani sebelum hosea tidak juga didengar. Hal ini terbukti ketika Elia melayani, ia hendak dibunuh oleh bangsanya sendiri, bahkan banyak nabi yang sudah dibunuh terlebih dahulu.
Hosea melayani bangsa Israel setelah nabi Elia dan Elisa, atau masih kemungkinan sezaman dengan nabi Elisa. Karena Yehu menjadi raja pada waktu itu masih di urapi oleh nabi Elisa. Hosea adalah abdi Allah yang dengan setia melayani Allah dan bergumul melawan bangsanya sendiri.
Bangsa Israel ataupun umat Allah pada masa kini yang mencondongkan hati dan menyembah kepada ilah-ilah lain adalah seperti Lo-Ruhama (yang tidak disayangi Allah) dan Lo-Ami (bukan umat-Ku). Kiranya artikel mengenai Keluarga Hosea sebagai gambaran Israel yang tidak setia dapat menjadi berkat dan menambah pengetahuan kita semua.
Sumber referensi:
- https://study.com/academy/lesson/baal-god-origin-biblical-significance.html di akses pada tanggal 25 April 2024 pukul 10.30 wib.
- Kuiper A. de. Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.