Jika nanti aku mati adalah kata yang terucap ketika mendengar kabar kepergian Melitha Sidabutar pada tanggal 8 April 2024 yang lalu. Kematian seringkali membawa kepada situasi yang menakutkan, bahkan banyak orang tidak pernah siap untuk berada pada posisi ini. Bagaimana jika nati aku mati?
Pertanyaan tersebut selalu merasuki pikiran kita dan dengan berbagai alasan banyak orang yang belum siap untuk mati. Misalnya karena masih muda, belum menikah, belum membahagiakan orang tua dan mungkin masih banyak alasan lainnya.
Kematian adalah sebuah kepastian dan tidak dapat terhindarkan di dalam kehidupan manusia. Dan semuanya sudah tertulis di dalam buku kehidupan, yang membedakan hanya masalah waktu saja.
Walaupun semua orang sudah tahu akan mengalami kematian, tetapi masih banyak yang ketakutan ketika berada di posisi ini. Bagaimana dengan anda? Apakah kalian juga mengalami ketakutan jika mendengar kata kematian?
Jika nanti aku mati
Renungan firman pada hari ini terambil dari kitab Lukas 23:43: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Teks tersebut merupakan jawaban Tuhan Yesus kepada salah satu penjahat yang juga turut disalibkan karena perbuatan-perbuatan jahat yang telah dilakukan.
Salah satu penjahat itu menghujat Yesus, tetapi seorang justru mengakui kesalahannya dan berkata kepada Yesus. “Ia berkata, Yesus, ingatlah akan Aku jika Engkau datang sebagai raja” (Luk 23:42). Jawaban Tuhan Yesus sungguh luar biasa dan mengagumkan, “sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Kematian sering dianggap sebagai situasi yang menakutkan, namun bagi orang-orang yang hidup di Kristus seharusnya tidaklah demikian. Karena kehidupan di dunia hanyalah sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan kekal bersama Bapa di sorga.
Kisah melitha Sidabutar
Melitha Sidabutar adalah anak muda yang ceria dan begitu mengasihi Tuhan. Dirinya berkarier melalu berbagai ajang pencarian bakat. Melitha pernah mengikuti ajang indonesian Idol special season bersama saudara kembarnya Melisha yang lebih dulu meninggal, namun dirinya tidak lolos.
Setiap lirik dan lagu yang dinyanyikan menggambarkan kisah dan perjalanan hidupnya. Khususnya lagu “mengucap syukur,” di mana ia dapat kembali bangkit dan mengucap syukur untuk segala kebaikan dan kemurahan Tuhan di dalam hidupnya.
Melitha selama ini juga dikenal lewat lagu-lagu rohani seperti “mengucap syukur, penolong yang setia, Tuhan tahu dan juga penolong dalam kesesakan.” Di lansir dari cnnindonesia Melitha berhasil menjadi pemenang Anugerah Musik Award 2023 untuk lagu sprititual kristiani terbaik.
Sungguh pencapaian karier yang sangat baik, dalam semuanya itu Melitha tetap rendah hati dan banyak terlibat di dalam dunia pelayanan. Sungguh sangat mulia sekali, masih muda belia tetapi memiliki panggilan untuk terlibat dalam melayani Tuhan.
Namun kisah perjalanan hidupnya telah berakhir dan Tuhan Yesus memiliki rencana yang jauh lebih indah, “tugasmu sudah selesai anakku.”
Terkadang sering muncul dibenak kita “jika nanti aku mati,” apakah kita sudah siap untuk kembali pulang kerumah Bapa? Pertanyaan ini seharusnya membuat kita berpikir dan merenung kembali, apa yang sudah kita berikan kepada TUHAN sampai hari ini? Sudahkah kita menyenangkan Tuhan melalui perbuatan dan tingah laku kita?
Gunakan waktu untuk melayani dan memuliakan nama TUHAN
Frman Tuhan dalam Kitab Lukas 23:43 sungguh mengingatkan dan memberikan harapan baru bagi kita semua anak-anak Tuhan yang hidup di dalam firman-Nya. Kitab Lukas menuliskan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Ada satu harapan yang pasti bagi orang-orang percaya yang hidup di dalam Firman-Nya, yaitu mereka akan bersama-sama Yesus di sorga. Mereka memperoleh jaminan keselamatan yang jelas dan pasti, karena Yesus Kristus telah menebus dosa-dosa kita.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya untuk memanfaatkan dan menggunakan hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, asalkan ada kemauan. Misalnya dengan mengasihi sesama dan saling tolong menolong.
Matius 22:39 mengajarkan supaya kita hidup dengan kasih, karena perbuatan tersebut merupakan wujud dari ketaatan kita kepada Allah. Apabila seseorang tidak mau mengasihi maka sesungguhnya dia tidak taat kepada Allah.
Selain mengasihi kita juga bisa saling memaafkan dan juga saling mengampuni. Jangan pernah menyimpan kesalahan atau dendam kepada sesama kita, karena penghakiman adalah milik Tuhan. Baca juga perintah untuk tidak menghakimi.
Selain mengasihi dan mengampuni, kita juga bisa terlibat dalam pelayanan di gereja. Marilah kita gunakan waktu yang ada bukan hanyak untuk bekerja dan mencari uang, tetapi juga terlibat dalam melayani. Misalnya dalam pelayanan anak, remaja dan juga pemuda.
Gereja membutuhkan pengajar-pengajar rohani untuk mendidik dan memperlengkapi anak-anak sekolah minggu sampai pemuda, supaya mereka mengerti Firman dan hidup di dalam-Nya. Sebagaimana Yohanes 15:7 menuliskan “Jika kamu tinggal di dalam Aku dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”
Kita harus memanfaatkan hidup kita untuk hidup di dalam kebenaran Firman-Nya sampai kita dipanggil untuk kembali kepada-Nya. Dengan hidup di dalam kebenaran maka kita tidak akan pernah takut dengan kematian.
Kesimpulan
Kisah hidup Melitha Sidabutar yang banyak terlibat di dalam dunia pelayanan sungguh-sungguh sangat mengagumkan. Usianya yang masih muda tetapi sudah memahami cara hidup yang benar sebagai orang-orang yang sudah dimerdekakan.
Oleh karena itu, cara hidup Melitha bisa menjadi contoh bagi kita yang saat ini masih diberi kesempatan untuk hidup. Meluangkan dan menyediakan waktu untuk melayani Tuhan adalah sebuah kebahagian.
Kematian bukanlah akhir dari sebuah kehidupan, tetapi awal dari kebahagian. Karena semua orang yang di dalam kebenaran akan hidup kekal bersama Allah Bapa di sorga. Dengan kematian, orang-orang benar tidak akan merasakan sakit-penyakit atau penderitaan lagi, tetapi hidup bahagia di sorga.
Mazmur 84:11 mengatakan, “Lebih baik satu satu hari di pelataran-Mu dari pad seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri diambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” Di makah tempat yang paling membahagiakan? Tentulah berada di rumah TUHAN dan beribadah kepada-Nya.
“Jika nanti aku mati” maka aku telah hidup dan tinggal di dalam Firman-Nya. Marilah kita bersama-sama saling mendoakan dan juga saling menguatkan supaya terus semangat, setia dan takut akan Dia.
Doa: Terimakasih Tuhan Yesus untuk segala kasih dan anugerah-Mu, karena masih memberikan kesempatan kepada kami untuk hidup dan memberikan umur yang panjang. Kami akan terus giat di dalam melaksanakan tugas dan panggilan kami sebagai orang-orang yang sudah dimerdekakan. Oleh sebab itu, berilah kami kekuatan supaya bisa mengasihi sesama, menjadi teladan, menjadi terang dan juga terlibat di dalam pelayanan, amen.