Pelayanan nabi Hosea di kerajaan Utara

Pelayanan nabi Hosea

Pelayanan nabi Hosea di kerajaan Utara sunggug sangat sulit, karena berjuang melawan eksistensi Baal di tengah-tengah kehidupan bangsa Israel. Hal yang sama juga diperjuangan oleh nabi Elia, Elisa dan juga Mikha bin Yimla yang melawan segala bentuk persundalan Israel dengan menyembah ilah-ilah lain.

Mereka adalah nabi yang melawan, menegur, memperingatkan dan menyatakan hukuman kepada israel karena telah mengingkari perjanjian-Nya dengan Allah.

Read More

Nama Hosea berasal dari kata Ibrani “Howshea` {ho-shay’-ah}” yang berarti “keselamatan.” Firman Tuhan datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas, Hizkia raja-raja Yehuda. Dan pada zaman Yerobeam bin Yoas raja Israel.

Yang terakhir disebut adalah Yerobeam II yang memerintah ada tahun 786-746 sM. Demikianlah keterangan singkat mengenai Hosea berdasarkan keterangan di dalam Alkitab (Hos1.1).

Pelayanan nabi Hosea

Pelayanan nabi Hosea di kerajaan Israel Utara tidaklah mudah, karena ia memberitakan firman Allah kepada bangsanya sendiri. Keberanian Israel Utara yang menyembah berhala dan membuat nabi-nabi Baal membuat Yahwe tidak diakui.

Sikap seperti ini sudah menujukkan bahwa mereka telah melakukan “persundalan” karena menyembah ilah buatan tangan manusia. Istilah tersebut merupakan kebalikan dari ikatan perjanjian antara Yahwe yang setia dengan Israel. Perkawinan dengan perempuan sundal harus menggambarkan dan mengumpamakan kesetiaan Allah itu.

Pada zaman Yerobeam II memperlihatkan ekspansi militer (2 Raj.14-28) dan juga kemakmuran ekonomi di ibu kota Samaria (Am.4;1-3). Meskipun demikian, para nabi serentak memberitakan pandangan yang negatif.

Misalnya 2 Raja-raja 14:24 menyebutkan bahwa raja Yerobeam bin Yoas melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Ia tidak menjauh dari segala dosa Yerobeam bin Nebat, yang menyebabkan orang Israel juga berdosa kepada Allah.

Apabila nabi Hosea mula bernubuat pada tahun-tahun terakhir dari pemerintahan raja Yerobeam II (1:4), maka lamanya ia melayani adalah sekitar 30-35 tahun. Periode ini sangatlah kacau sekali karena banyak ketegangan militer dan politik kerajaan Utara tidak stabil.

1. Politik yang tidak stabil

Ancaman yang disebabkan oleh kerajaan Asyur juga sangat menakutkan. Karena di bawah pemerintahan Tiglat-Pileser III (745-724) yang memiliki pasukan yang kuat bangsa-bangsa disekitar menjadi gemetar. Raja Menahem yang membunuh dan menganti Salum berusaha untuk meredakan ketegangan dengan membayar upeti kepada kerajaan Asyur (2 Raj.15:19-20).

Dan untuk sementara waktu, tindakan itu dapat meredakan ketegangan dan membuat politik dalam negeri sedikit kembali stabil (Hos.8:9). Selanjutnya anaknya, Pekahya, setelah memerintah dua tahun saja di bunuh oleh suatu pemberontakan di bawah panglima Pekah, yang kemudian menjadi raja.

Tekanan dari pihak Asyur juga semakin terasa, sehingga memaksa raja Pekah harus mengadakan persepakatan dengan raja Resin dari Aram. Kesepakatan tersebut adalah untuk menentang kekuasaan Asyur secara militer. Terlebih lagi, raja Pekah dan raja Resin ingin mengalahkan kerajan Yehuda yang menjadi musuh mereka berdua.

Akibatnya, raja Akhas dari Yehuda meminta bantuan kepada raja Pul (Tiglat-Pileser III, bnd. 2raj.16:5-8; Yes 7; Hos. 5:8-11). Hal ini menyebabkan Tiglat-Pileser datang dan menyerang terlebih dahulu kerajaan Israel Utara dan juga kerajaan Aram.

Tentara Asyur merebut sebagian besar wilah Israel Utara dan ibu kota Aram, yakni Damsyik. Sehingga Aram tidak lagi berdiri sendiri, melainkan menjadi propinsi kerajaan Asyur ((2 Raj.16:19).

2. Perjuangan nabi Hosea

Keistimewaan yang sangat mencolok dari pemberitaan nabi Hosea adalah tentang kesetiaan Allah, meskipun Israel selalu mengingkari perjanjiannya. Dan pemberitaan itu juga diumpamakan dan dihayati betul oleh Hosea.

Atas perintah TUHAN Hosea harus taat untuk pergi dan mengawini perempuan sundal dan memperanakan anak-anak sundal dari padanya. Hosea juga harus mengasihi, meskipun isterinya juga melakukan perzinahan.

Demikianalah pesan-pesan yang hendak disampaikan, bahwa Yahwe tetap mengasihi israel yang telah bersundal dengan menyembah ilah-ilah lain. Hosea harus berjuang mati-matian melawan kebiasaan orang Israel yang menyembah Baal, mereka mau menggantikan kepercayaan Israel yang sah.

Cii-ciri utama pemberitaan dari nabi Hosea adalah menekankan kasih Allah yang didasarkan pada perjanjian-Nya (2:18; 6:6; 10:12). Tujuannya adalah menekankan kepada pengenalan akan Allah, yakni mengingat perbuatan-perbuatan Allah yang besar di masa lalu.

Pelayanan nabi Hosea juga tidak mudah, karena ia harus melawan kebebalan dari bangsanya sendiri. Mereka tidak mendengarkan seruan pertobatan, sehingga Allah akan mengembalikan bangsa Israel kepada keadaan sediakala. Seperti ketika mereka berada di padang gurun, sehingga timbul pengharapan yang baru dan hubungan kasih yang indah.

Dengan demikian Israel akan mengeal Dia dengan benar (2:19). Pada waktu itu Israel akan mengakui bahwa Allahlah yang telah mencurahkan berkat-berkat dan memberikan kesuburan serta kemakmuran, bukannya Baal.

Demikianlah isi pemberitaan nabi Hosea mengenai janji pemulihan bagi Israel. Bahkan sebelum janji itu terpenuhi, Hosea juga harus menyampaikan dosa-dosa Efraim. Sebab dosa dan kesalahannya dalam bidang sosial, politik dan agama sangatlah besar, sehingga sulit untuk diampuni.

Hosea 4:6 menuliskan dengan jelas bahwa, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah.” Segala dosa yang telah mereka perbuat telah disingkapkan, baik dosa para pemimpin rohani dan politik serta dosa seluruh rakyat.

Allah dan juga hambanya Hosea sangat menderita karena ketidaksetiaan Israel kepada perjanjian-Nya. Allah berjuang untuk menerima dan memenangkan kembali umat-Nya. Dan kasih-Nyalah yang menentukan, sehingga Dia tidak dapat menolak Israel untuk selamanya (11:8-11).

Konklusi

Demikianlah gambaran yang disampaikn nabi Hosea mengenai kasih Allah yang tidak terbatas. Sedangkan kebejadtan dan dosa manusia sungguh besar, lalu dengan apakah mereka layak diampuni? Jawabannya adalah dengan kasih dan kemurahan Allah semata.

Menerima panggilan untuk melayani seperti nabi Hosea tentulah tidak mudah. Apalagi ia harus berjuang melawan kedegilan dan kebebalan bangsanya sendiri yang menyembah kepada Baal. Sang nabi benar-benar menyerahkan seluruh hidupnya untuk menjadi abdi Allah yang setia. Baca juga nabi Yeremia dan panggilan pelayanannya.

Panggilan dan pelayanan nabi Hosea dapat menjadi contoh dan teladan bagi pelayan-pelayan Tuhan saat ini. Karena ada banyak hamba Tuhan dan para pemimpin kristen yang tidak melaksanakan tugas panggilannya dengan baik. Misalnya dengan mencari keuntungan pribadi, memperkaya diri atau justru melakukan persundalan.

Related posts