Jalan hidup orang benar: Renungan Mazmur 1:1-6

Jalan hidup orang benar

Jalan hidup orang benar dapatlah dipahami sebagai cara hidup yang menaati hukum-hukum Allah dan merenungkan firman-Nya sepanjang hari. Pemazmur menyebut mereka sebagai orang-orang yang menyukai Taurat TUHAN dan merenungkannya Taurat itu siang dan malam.

Pemazmur menuliskan sebuah pengantar yang sangat indah di dalam kitabnya, ia memberikan dua gambaran dan dua pilihan jalan hidup.

Pilihan tersebut terletak pada masing-masing orang, apakah memilih berada di jalan yang benar atau memilih berada di jalan orang fasik.

Renungan hari ini mengajak kita semua untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan yang terambil dari Kitab Mazmur 1:1-6.

Marilah kita membaca dengan sungguh-sungguh dan merenungkannya, di manakah kita berada saat ini? Jalan yang benar atau jalan yang penuh kefasikan.

Jalan hidup orang benar

Setiap memiliki jalan hidupnya sendiri-sendiri, karena mereka diciptakan dengan memiliki kemampuan yang otonom untuk memilih.

Pilihan-pilihan tersebut tergantung dengan latar belakang keluarga, pendidikan, sosial budaya dan juga pergaulan.

Karena pilihan hidup tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, pemberitaan kitab Mazmur tersebut menegur dan sekaligus mengingatkan kita semua. Jalan hidup orang benar dan jalan hidup orang fasik, di manakah kita berada saat ini?

Mazmur pasal 1:1-6 merupakan pendahuluan dan juga teguran kepada umat Allah supaya hidup sesuai dengan hukum-hukum-Nya.

Mazmur pasal 1 menjadi pengantar untuk masuk kepada topik-topik selanjutnya, khususnya mengenai ibadah-ibadah. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Mazmur 1:1-, di antaranya akan diuraikan dibawah ini.

1. Orang yang hidup dijalan yang benar disebut berbahagia

Pemazmur menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik adalah berbahagia. Kata fasik berasal dari kata Ibrani “rasha” {raw-shaw’} yang dapat diartikan sebagai perbuatan jahat, kriminal, memusuhi Tuhan, berbuat jahat kepada Tuhan dan berbuat manusia.

Pemazmur mengatakan bahwa mereka yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik adalah berbahagia. Hal ini dapatlah diartikan bahwa umat Tuhan tidak boleh mengikuti jalan dan kehidupan orang fasik.

Mereka adalah orang-orang jahat, melakukan tindakkan kriminal, melawan Tuhan dan melakukan kejahatan terhadap sesamanya.

Umat Tuhan yang tidak mengikuti jalan hidup mereka adalah orang-orang yang berada dijalan yang benar dan menaati firman Allah.

Lebih lanjut pemazmur juga menyebut berbahagia kepada mereka yang tidak berdiri di jalan orang fasik. Artinya bahwa orang-orang yang tidak bersekutu, bersekongkol dan tidak membela orang-orang yang berbuat kejahatan, mereka pantas disebut berbahagia.

Orang-orang yang berada dijalan yang benar pastilah menyukai Taurat TUHAN dan merenungkannya siang dan malam. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Apakah kita termasuk orang-orang yang suka bersekongkol, berteman dan membela orang-orang jahat?

Marilah kita menjalani kehidupan ini dengan selalu bergaul karib dengan Allah sepanjang hari. Menyukai Taurat TUHAN dan merenungkannya setiap hari, sehingga kehidupan kita bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain.

Orang benar akan seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang selalu menghasilkan buah pada musimnya. Apapun yang diperbuat orang benar pastilah selalu berhasil, karena TUHAN selalu menyertai dan memberkati mereka sepanjang hari.

2. Orang yang hidup dijalan orang fasik seperti sekan dan menuju kebinasaan

Jalan hidup orang benar dan jalan hidup orang fasik tentulah sangat berbeda. Karena orang-orang fasik tidak menyukai kebaikan dan kebenaran, mereka seperti sekam yang ditiup angin. Artinya bahwa kehidupan orang fasik tidak berguna dan tidak berharga, sekam pada akhirnya akan dibakar.

Di mana ada sampah dan kotoran, di sanalah orang fasik berada. Segala bentuk perbuatan jahat dan hawa nafsu adalah kotor dan menjijikan dihadapan Allah.

Orang-orang berdosa akan berkumpul dengan sesama orang berdosa, karena mereka tidak akan tahan berada dilingkungan orang benar.

Orang-orang fasik akan berakhir kepada penghakiman Allah, mereka akan menuju kepada kebinasan yaitu kematian kekal.

Oleh sebab itu, jangan sampai umat Tuhan mengikuti jalan-jalan orang fasik, karena hati mereka sudah mengeras dan membatu.

Pada akhirnya, jalan hidup orang benarlah yang diperkenan TUHAN. Hal dinyatakan secara jelas di dalam Mazmur 1:2-3, bahwa orang benar akan berhasil dan diberkati. Sedangkan orang fasik akan berakhir dengan hukuman dan kebinasaan.

Dua pilihan hidup tersebut berada di depan mata kita hari ini, jalan manakah yang akan kita tempuh dan pilih?

Berada di jalan hidup orang benar yang kesukaannya adalah Taurat TUHAN atau berada di jalan orang fasik yang menuju kebinasaan.

Pilihan ada di tangan diri sendiri, setiap keputusan dan pilihan akan membawa dampak dan resiko. Oleh sebab itu, jangan pernah memilih berada di jalan orang fasik. Karena Tuhan akan mengeraskan hati mereka sehingga mereka berada di dalam kebinasaan.

Kesimpulan

Marilah kita bersama-sama menjaga kekudusan hidup dan terus berada di jalannya TUHAN, percayalah apa yang kamu perbuat akan dibuat-Nya berhasil.

Janganlah takut atau tawar hati, bukankah TUHAN Allahmu itu Mahakuasa atas segala ciptaan-Nya?

Bangunlah kehidupan jamani dan rohanimu berdasarkan kebenaran firman-Nya, Roh Kudus akan membimbing, menuntun dan memampukan kita menjalani kehidupan ini. Jika hari ini hidupmu tidak seindah tetanggamu, janganlah takut.

Dan apabila hidupmu hari ini dihadapkan dengan berbagai persoalan dan masalah-masalah yang sulit, maka janaganlah juga takut.

Marilah kita bersama-sama menyatakan iman dihadapan TUHAN kita, bahwa apapun yang diperbuat orang benar pasti akan berhasil, amin.

Oleh sebab itu, marilah kita memperbaiki diri supaya kita menjadi orang-orang yang benar dan takut akan Allah. Dan marilah kita saling mendoakan dan menguatkan, supaya kita bisa selalu berjalan di dalam kebenaran firman-Nya.

Related posts