Iman yang hidup dituliskan dengan jelas di dalam 2 Korintus 5:7; “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” Teks tersebut tentu dilatar belakangi oleh berbagai persoalan yang muncul dan sedang dihadapi oleh jemaat di Korintus, khususnya mengenai kepercayaan kepada Kristus.
Hal ini diawali dengan pernyataan rasul Paulus di dalam 2 Korintus 5:1, “jika kemah tempat kediaman kita di bumi dibongkar.” Sehingga nampaklah jelas bahwa teks 2 Korintus 5:7 sangat berhubungan dengan keselamatan dan kehidupan yang kekal, karena kehidupan di dunia ini hanyalah sementara.
Oleh sebab itu, orang-orang percaya membutuhkan iman yang hidup dan iman yang terus bertumbuh. Kepercayaan ini timbul dari pendengaran akan firman Kristus yang disampaikan oleh oleh para nabi dan rasul yang tertulis di dalam Kitab Suci.
Apakah hari ini kita percaya dan memiliki iman kepada Kristus? Atau kita menjadi orang yang apatis dan hidup di dalam ketakutan. Renungan kali ini mengajak kita untuk membaca firman yang terdapat di 2 Korintus 5:7, lalu merenungkannya dengan sungguh-sungguh secara pribadi.
Iman yang hidup
Iman adalah dasar kehidupan orang-orang percaya dari masa ke masa. Mereka percaya dan mempercayakan sepenuhnya mengenai kehidupannya kepada Allah. Bahkan lebih dari itu, mereka percaya bahwa melalui Yesus Kristus mereka akan mendapatkan kebahagiaan dan kehidupan yang kekal.
Iman seperti ini tentulah dianggap bodoh oleh orang-orang liberal atau orang-orang yang tidak percaya akan adanya Allah. Mereka berpikir bahwa manusia adalah raja yang bisa melakukan semuanya berdasarkan kemampuan dan kehebatan diri sendiri. Akan tetapi, firman Allah tidak pernah menuliskan demikian.
Kitab Suci menyatakan bahwa segala seuatu berasal dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm. 11:36). Teks ini jelas menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah: baik kepintaran, kekuatan, kesehatan, kekayaan, kehidupan dan juga kematian.
Oeh sebab itu, Kristus mengajarkan supaya orang-orang percaya jangan kuatir mengenai apa yang akan mereka makan, minum ataupun yang akan mereka pakai (Mat. 6:31-32). Karena Allah akan menyediakan bagi kita semua, asalkan kita percaya dan hidup di dalam kebenaran firman-Nya.
Firman Tuhan menyatakan secara jelas supaya setiap orang harus percaya dan bergantung kepada Allah, namun di dalam prakteknya banyak di antara mereka yang takut dan kuatir. Sehingga penting sekali untuk memiliki pengertian, pemahaman dan konsep mengenai iman yang hidup menurut Alkitab.
Apa yang dimaksud dengan iman yang hidup?
Kata percaya di dalam 2 Korintus 5:7 tersebut menggunakan kata Yunani “pistis” (pis’-tis), yang diartikan dengan percaya atau keyakinan. Tentulah dalam hal ini rasul Paulus sedangkan menjelaskan mengenai keyakinan kepada Allah dan hal-hal yang bersifat ilahi.
Kata “pistis” (pis’-tis) bukan hanya sekedar percaya, melainkan gagasan yang timbul karena semangat yang suci dan lahir dari iman. Keyakinan di sini berarti mempercayai Allah sebagai pencipta dan penguasa segala sesuatu, Ia yang menciptakan dan juga yang memelihara.
Keyakinan ini juga berhubungan dengan kematian Kristus di kayu salib, bahwa Ia adalah Mesias Sang Juruselamat manusia yang menggenapi seluruh nubuatan kitab para nabi. Sehinga pengertian iman yang dimaksud di dalam 2 Korintus 5:7 adalah iman yang percaya kepada Allah sebagai pencipta langit dan bumi, pemelihara alam semesta dan penguasa segala sesuatu.
Melalui Yesus Kristus, telah menebus dosa-dosa manusia, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Jika Allah itu Mahakuasa dan Pencipta segala sesuatu, mengapa kita harus takut dan kuatir akan hidup ini? Dan jika segala segala berasal dari Dia, mengapa kita juga harus takut kepada persoalan, penderitaan ataupun kepada hari depan? Bukankah Allah telah menyediakan semuanya untuk kita?
Dan apabila keselamatan berasal dari Yesus Kristus, mengapa kita harus takut kepada kematian? Saudara-saudara yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus, tetaplah teguh berpegang kepada kebenaran yang telah kamu terima. Jangan sampai imanmu tidak bertumbuh dan mati dkarenakan hal-hal yang bersifat duniawi.
Konklusi
Iman adalah dasar bagi kehidupan kekeristenan, karena iman itulah kita sampai hari ini terus perpegang teguh kepada keyakinan kita. Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya yang membawa kita kepada kehidupan yang kekal, karena pada dasarnya kehidupan di dunia hanya bersifat sementara.
Marilah kita lakukan yang terbaik dengan terus menjadi berkat dan terang bagi semua orang. Teruslah berjaga-jaga supaya tidak jatuh ke dalam berbagai pencobaan-pencobaan, karena Iblis seperti singa yang mengaum-aum dan siap menerkam. Hendaklah imanmu terus hidup.
1 Korintus 16:13 mengatakan bahwa, “Berjaga-jagalah, berdirilah teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki dan tetap kuat.” Jadi, firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang yang kuat dan bukan orang yang lemah, karena kita memiliki Allah yang hidup dan Mahakuasa.