Raja yang diurapi juga bisa jatuh ke dalam dosa, hal ini dikisahkan melalui toko-tokoh ternama di dalam Alkitab seperti raja Saul, Daud dan Salomo. Mereka adalah orang-orang pilihan yang dipanggil untuk memimpin Israel sebagai raja, tetapi di dalam menjalani panggilanya mereka juga bisa jatuh dan berbuat dosa.
Kisah mengenai perselingkuhan Daud dan Batsyeba dijelaskan secara detail di dalam 1 Raja-raja 11. Kisah tersebut terjadi ketika Israel sedang memperluas kerajaannya dengan menaklukan bangsa-bangsa Kanaan yang memang menjadi musuh bebuyutan. Sedangkan Daud tinggal di rumahnya, sekali pada waktu petang ia berjalan di atas sotoh rumahnya.
Ketika sedang berjalan-jalan maka nampaklah seorang perempuan yang elok rupanya sedang mandi, wanita tersebut adalah Batsyeba. Di sinilah awal mula dari kejatuhan raja yang diurapi ke dalam dosa perselingkuhan.
Daud, raja yang diurapi TUHAN
Daud adalah adalah putra bungsu dari Isai yang berasal dari Betlehem-Yehuda, ia bekerja sebagai gembala domba milik ayahnya. Tidak ada yang spesial dari kehidupan Daud, ia tidak seperti kakaknya Eliab, Abinadab dan Syama yang menjadi tentara Israel. Meskipun demikian, Daud hidup dengan menaati hukum-hukum Allah dan setia kepada-Nya.
Keberanian Daud ketika datang ke dalam medan pertempuran dan melawan Goliat adalah bukti bahwa ia datang dengan nama TUHAN. Seluruh tentara Israel gemetar dan gusarnya hatinya ketika melihat Goliat, tetapi tidaklah dengan Daud.
Melalui berbagai perbuatannya yang gagah berani, tentulah hal ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi raja Saul. Akibatnya, Saul berusaha untuk mencari kesempatan dan ingin membunuh Daud.
Namun dalam perspektif Allah, Daud berkenan dihati-Nya dan Ia memilihnya menjadi raja Israel untuk menggantikan Saul. Selanjutnya, Daud sendiri diproklamirkan menjadi raja oleh suku Yehuda di Hebron dan memerintah selama tujuh tahun enam bulan. Lalu daud diurapi menjadi raja atas semua suku Israel dan memerintah selama tiga pluh tiga tahun lamanya.
Raja Daud jatuh ke dalam dosa
Daud berumur 30 tahun ketika ia menajdi raja dan memerintah seluruh Israel. Pada masa pemerintahannya, Daud mendapatkan kesuksesan yang gilang gemilang. Tidak ada pertempuran yang tidak dimenangkan olehnya, bahkan Daud mampu mengalahkan orang-orang Yebus dan menetapkan kota tersebut sesuai namannya, yaitu kota Daud.
Lalu semakin lama maka semakin besarlah kerajaan Daud, karena Tuhan Allah menyertainya. Daud juga dapat dengan mudah memukul orang-orang Filistin yang menjadi musuh bebuyutan bangsa israel.
Dalam beberapa kesempatan, raja Daud beberapa kali tidak terlibat di dalam pertempuran-pertempuran secara langsung. Hal ini di karena ia memiliki seorang panglima comander yang gagah perkasa yang bernama Yoab. Tidak ada yang bisa bertahan menghadapi kekuasaan raja Daud pada waktu itu, di antaranya adalah Bani Amon, orang Amalek, Moab dan orang Filistin.
Ketika berada dipuncak keemasannya, Daud rupanya jtuh ke dalam dosa perselingkuhan. Kejadian 11:1-26 menjelaskan secara detail mengenai perbuatan-perbuatan dan kejahatan yang dilakukannya. Ketika ia berjalan di atas sotoh rumahnya, maka ia melihat seorang peremuan yang sedang mandi dan elok rupanya.
Nama peremuan itu adalah Batsyeba isteri Uria orang Het. Lalu Daud menyuruh pengawalnya untuk membawa perempuan itu kepadanya, sehinga terjadilah “kumpul kebo” atau perselingkuhan. Akibatnya perbuatannya itu, maka mengandung perempuan itu lalu memberitahukannya kepada raja Daud.
Daud yang tidak menyangka bahwa Batsyeba akan hamil menyadi kebingungan, beberapa kali ia merayu Uria untuk pulang dan tidur dengan isterinya tetapi gagal. Karena takut terbongkar perselingkuhannya, maka Daud menulis surat kepada Yoab untuk mengirimkan Uria dibarisan paling depan di dalam pertempuran yang paling hebat.
Karena rencanya Daud yang jahat dan picik, maka tewaslah Uria di medan pertempuran yang hebat. Perbuatan Daud tersebut sungguh sangat jahat, bagaimana mungkin raja yang diurapi TUHAN melakukan perbuatan dosa semacam ini. Melalui kisah Daud ini, Kitab Suci sedang memaparkan secara jelas dan detail bahwa orang-orang yang melayani TUHAN juga bisa jatuh dalam berbagai perbuatan dosa.
Konklusi
Dalam sepanjang sejarah yang tertulis di dalam Kitab Suci, firman TUHAN menyampaikan secara jelas tokoh-tokoh yang dipanggil dan melayani Allah. Bahkan banyak di antara mereka yang menolak panggilan tersebut, karena meraya tidak mampu dan tidak layak.
Perjalanan panggilan dan pelayanan Daud sebagai raja Israel yang memerintah selama 40 tahun tentulah memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita masa kini. Setiap pelayan Tuhan, pemimpin gereja, atau pun pemimpin rohani hendaknya terus menjaga kekudusan hidup dan berhati-hati supaya tidak jatuh ke dalam dosa.
Saul pernah jatuh ke dalam dosa dan Daud juga mengalami hal yang sama, namun keduanya berakhir dengan berbeda. Raja Saul tidak bertobat dan tidak mengakui kesalahannya, sedangkan raja Daud bertobat dan mengakui kesalahannya. Akibatnya, Tuhan memulihkan keadaan Daud dan memberkati kehidupannya.
Oleh sebab itu, yang terpenting adalah adanya pengakuan dosa dan pertobatan. Dengan demikian, TUHAN akan mengampuni dosa-dosanya dan memulihkan juga kehidupannya. Setiap orang yang diurapi TUHAN untuk melayani, hendaknya dapat meneladani karakter dan sikap Daud yang menerima teguran nabi Natan dengan rendah hati.