Nabi Daniel ada seorang bangsawan dari suku Yehuda yang tidak bercacat cela, ia menjadi tawanan ketika raja Yoyakim dikalahkan Nebukanedzar raja babel. Karena kerajaan Yehuda telah takhluk, maka semua perkakas di dalam rumah TUHAN di bawa ke Sinear dan diletakan di rumah dewa-dewa mereka.
Daniel ada seorang nabi yang diurapi oleh Tuhan, ia terkenal dengan kesetiaan dan integritasnya. Dalam sepanjang kehidupannya, ia selalu menjaga kekudusan hidup dengan tidak menajiskan dirinya dengan meminum dan makan makanan raja (Dan. 1:8).
Ketika di bawa di dalam pembuangan Daniel masih berusia sangat muda, bijaksana dan hidup tidak bercela dihadapan Allah. Hal itu ditunjukkan dari awal sampai akhir masa pelayanannya, Daniel sangat konsisten dalam menjaga integritasnya sebagai abdi TUHAN.
Siapakah Nabi Daniel?
Kesetiaan dan integritas merupakan hal yang sangat penting ketika menerima dan mersponi panggilan Tuhan. Hal ini ditunjukan oleh para nabi di dalam Perjanjian Lama yang konsisten menyampaikan pesan-pesan Allah kepada umat. Walupun ada resiko-resiko yang harus dihadapi, misalnya penganiayaan dan bahkan kematian.
Kata Ibrani “Daniye’l” (daw-nee-yale’) memiliki arti “Tuhan adalah hakimku.” Sesuai namanya, nabi Daniel membawa pesan-pesan nubuatan mengenai penghakiman Allah. Ia di berikan hikmat dan juga karunia untuk menafsirkan berbagai mimpi oleh Tuhan. Sehingga karunia tersebut membawa dirinya menjadi orang kedua di kekaisaran Babilonia sampai kepada kekaisaran Persia.
Berbagai nubuatan yang disampaikan menjadi kunci dari pesan-pesan utama di dalam kitabnya, khususnya untuk memahami keadaan akhir zaman. Nabi Daniel sangat terkenal karena kesucian dan kemurnian hatinya dalam meresponi dan menjalani panggilannya sebagai nabi seperti nabi Yehezkiel.
Panggilan dan pelayanan Daniel
Menurut keterangan dari Kitab Daniel 1:1-21 dikatakan bahwa pada masa pemerintahan raja Yoyakim, raja Yehuda maka datanglah raja Nebukanedzar mengepung kota Yerusalem. Lalu TUHAN menyerahkan Yoyakim raja Yehuda itu kepada raja Babel itu di karenakan ia telah berbuat jahat.
Kota Yerusalem ditaklukan dan perkakas-perkakas yang ada di rumah Allah pun diambil dan di bawa oleh tentara Babel. Mereka meletakan perkakas-perkakas itu di Sinear, yaitu di rumah-rumah dewa mereka. Lalu raja juga memerintahkan untuk membawa orang-orang yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan.
Pada penaklukan pertama Yerusalem, orang-orang yang di bawa ke Babel adalah orang-orang terpelajar dan bijaksana dari keturunan raja dan kaum bangsawan. Mereka selanjutnya akan dididik selama 3 tahun, setelah itu mereka diperkerjakan di istana raja Nebukanedzar.
Di antara mereka, ada juga orang Yehuda, yakni Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya. Lalu pegawai raja Babel membeikan nama kepada mereka berempat. Daniel diberi nama Beltsazar, Hanaya di namainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.
Daniel dan ketiga temannya tidaka menajiskan dirinya dengan santapan raja dan anggur yang diminum raja. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin istana itu. Sehingga apa yang dikehendaki Daniel untuk tidak menajiskan dirinya dapat terlaksana dengan baik.
Setelah lewat waktu yang ditetapkan oleh raja, maka mereka di bawa untuk menghadap raja. Raja berbicara dan bercakap-cakap dengan mereka: dan didapati tidak ada orang yang setara dengan kemampuan Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya.
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian yang ditanyakan raja kepada mereka, maka bisa di jawab dengan mudah. Bahkan Daniel dan teman-temannya sepuluh kali lebih cerdas dari semua orang yang berilmu di seluruh kerajaan Nebukanedzar di Babel.
Daniel dan teman-temannya diberkati Allah
Daniel dan teman-temannya semakin hari semakin diberkati oleh Allah di kerajaan Babilonia. Bahkan Daniel dan teman-temannya di pakai oleh untuk menyatakan kemuliaan-Nya kepada bangsa yang tidak mengenal kebenaran tersebut.
Daniel di pakai Allah dengan menafsirkan mimpi raja Nebukanedzar dan menyatakan ke Mahakuasaan Allah kepada raja Darius ketika ia dimasukan ke gua singa. Sedangkan Hanaya, Misael dan Azarya menyatakan kemuliaan Allah melalui perapian yang menyala-nyala yang dibuat oleh raja Nebukanedzar.
Apabila mengamati, meneliti dan memahami kisah panggilan dan pelayanan nabi Daniel maka dapatlah dikatakan ia adalah orang-orang saleh dan benar. Ia benar-benar memperhatikan dan memelihara persekutuan dengan Allah. Daniel berdoa dan memuji Allah sebanyak tiga kali dalam sehari, ia memiliki kualitas dan integritas sebagai abdi Allah.
Karena kesetiaannya dan integritasnya dalam menjaga kekudusan hidup, maka ia berkenan dan di pakai untuk menyatakan kemuliaan Allah kepada bangsa-bangsa lain. Kisah yang sungguh indah dan memberkati kita semua hari ini, bagaimana dengan kehidupan kita sebagai anak-anak Allah?
Dan bagaimana dengan kehidupan kita sebagai pemimpin rohani atau pendeta? Sudahkah kita memiliki kualitas iman seperti Daniel dan teman-temannya? Atau kehidupan kita justru sebaliknya, yaitu tidak berkualitas dan tidak berintegritas