Perintah mencari kerajaan Allah dan kebenarannya dilatar belakangi oleh pengajaran Yesus mengenai hal kekhawatiran dalam diri manusia mengenai hal-hal yang bersifat jasmani.
Misalnya, mengenai kebutuhan-kebutuhan jasmani yang berhubungan dengan makanan dan minuman, pakaian dan tempat tinggal/rumah.
Kekhawatiran biasanya selalu berhubungan dengan persoalan dan kebutuhan hidup sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 6:25, “janganlah kamu kuatir akan hidupmu.” Terutama mengenai apa yang akan kamu makan atau minum dan juga apa yang kamu pakai.
Rasa khawatir memang tidaklah dapat dihindarkan, karena masing-masing orang memiliki perasaan khawatir.
Perasaan ini timbul karena ada sesuatu yang ia pikirkan dan berada di luar kemampuannya, sehingga muncul perasaan khawatir.
Perintah mencari kerajaan Allah
Ada banyak persoalan dan kebutuhan-kebutuhan yang berada di laur kendali atau berada di luar kemampuan manusia, sehingga membuat mereka kuatir dan mengalami ketakutan.
Oleh sebab itu, Tuhan Yesus memberikan pengajaran mengenai hal kekhawatiran. Yesus memberikan gambaran mengenai burung-burung di langit yang tidak menabur tetapi juga menuai.
Hal ini untuk menunjukkan betapa besar kasih dan kuasa Allah terhadap segala ciptaan-Nya. Bagaimana Dia memelihara dan memberi makan segala makhluk ciptaan-Nya.
Lebih lanjut Tuhan Yesus mengatakan, bukankah kamu jauh melebih burung-burung itu? Tuhan Yesus ingin menegaskan bahwa kekhawatiran tidak akan bisa menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya.
Hal ini berarti bahwa kekhawatiran tidak akan bisa mengubah hidup kita menjadi lebih baik, yang ada adalah kita akan menjadi sakit dan terpuruk.
Mencari kerajaan Allah
Memahami teks Matius 6:25-34 secara sederhana sangatlah penting untuk memberikan dasar-dasar teologis mengenai keyakinan dan kepercayaan kepada Allah. Bagaimana segala makhluk bergantung dan dipelihara oleh Allah secara ajaib, demikian juga manusia.
Hal ini disebut dengan istilah “Providencia Allah,” bagaimana Allah bekerja dan memelihara segala ciptaan-Nya di alam semesta ini tanpa terkecuali.
Jika burung-burung di udara saja dipelihara, bukankah manusia lebih berharga dari burung-burung itu? Pertanyaan ini haruslah menjadi perenungan dan refleksi bagi diri kita.
Matius 6:33 menuliskan mengenai perintah itu, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”
Pertama-tama haruslah dipahami bahwa perintah untuk mencari kerajaan Allah di latar belakangi oleh pengajaran Tuhan mengenai hal kekhawatiran.
Rasa khawatir menunjukkan bahwa seseorang tidak percaya atau meragukan kuasa dan pertolongan dari Allah Bapa yang Mahakuasa.
Mencari kebenaran berarti setiap orang percaya harus mengenal Allah dengan benar melalui firman-Nya yang tertulis di dalam Kitab Suci.
Bagaimana kasih sayang TUHAN dinyatakan dengan jelas kepada umat kesayangan-Nya dan demikian juga kehendak-Nya.
Dengan mengenal kebenaran, maka kebenaran tersebut akan memerdekakan dan menuntun kita kepada pemahaman dan pengertian yang benar tentang Allah.
Roh Kudus akan menuntun dan membimbing kita kepada jalan-jalan-Nya, sehingga menjadi anak-anak Allah. Ayub pernah pernah berkata, “Tuhan yang memberi dan Tuhan yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Pernyataan Ayub tersebut tentulah didasari kepada kebenaran, bahwa Ia benar-benar mengenal Allah secara pribadi.
Bahkan di dalam kesulitan-kesulitan yang ia hadapi, Ayub tidak berbuat dosa kepada Allah. Dan karena kesetiaannya, Allah menambahkan berkali-kali lipat berkat kepada Ayub.
Lalu bagaimana dengan kehidupan orang-orang percaya saat ini? Sudahkan mereka mencari kerajaan Allah dan kebenarannya?
Oleh sebab itu, jangan pernah takut dan kuatir karena Allah mengetahui apa saja yang kita perlukan.
Semua akan ditambahkan kepadamu
Mencari kerajaan Allah dan kebenaran-kebenaran-Nya tentulah menjadi prinsip kehidupan orang-orang percaya.
Sebagaimana yang disampaikan rasul Paulus di dalam 2 Timotius 3:16, “kitab Suci bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang di dalam kebenaran.
Orang-orang yang mencari kerajaan Allah akan memperoleh kebenaran dan hidupnya akan dipimpin oleh kebenaran tersebut.
Ia akan menjadi pelita yang akan membawa terang bagi sesamanya. Ia bukan hanya percaya, tetapi mempercayakan seluruh kehidupannya kepada Allah yang Mahakuasa itu.
Dengan demikian, akan ada perbedaan antara orang yang benar-benar mempercayakan kehidupannya kepada Allah dan orang-orang yang tidak mempercayakan kehidupannya kepada Allah.
Hal ini akan kelihatan dari sikap dan perbuatannya, terutama dalam menghadapi persoalan dan masa-masa sulit.
Orang benar akan selalu percaya kepada rencana Allah, bahkan di dalam menghadapi persoalan dan kesulitan-kesulitan ia akan tetap percaya kepada Allah. Hal ini digambarkan melalui kehidupan dua tokoh yang terkenal di dalam Alkitab, yaitu Ayub dan Yusuf.
Mereka berdua menjadi contoh dan teladan yang patut untuk di tiru, di dalam penderitaannya mereka tidak berbuat dosa dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
Kiranya artikel ini dapat menjadi berkat bagi kita semua, Tuhan Yesus memberkati.