Bertahan di dalam pencobaan disampaikan dalam kitab Yokobus 1:12, bahwa mereka yang tahan uji akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi Dia. Kitab ini ditujukan kepada kedua belas suku Israel diperantauan supaya mereka bertekun dalam iman dan hikmat, sehingga mampu bertahan dalam menghadapi berbagai pencobaan.
Yakobus juga memberikan nasehat kepada mereka supaya tekun berdoa dan meminta hikmat kepada Tuhan. Orang saleh dan benar tentulah dapat mengerti kehendak Tuhan dalam setiap persoalan-persoalan yang dihadapi, sehinga mereka tidak berputus asa dan menyerah.
Renungkan kali ini mengaja jemaat Tuhan untuk merenungkan firman yang terambil dari surat Yakobus 1:12-18. Berdoalah terlebih dahulu, setelah itu bacalah ayat demi ayat dengan seksama supaya dapat memahami pesan dan maksud dari firman Tuhan.
Bertahan di dalam pencobaan
Berbicara mengenai “bertahan di dalam pencobaan” tentulah mengarah kepada kehidupan spiritual yang tinggi. Mereka bukan hanya sekedar sebagai “orang kristen,” melainkan benar-benar memiliki kedewasaan rohani. Hal ini pernah digambarkan oleh dua tokoh terkenal di dalam Perjanjian Lama, yakni Yusuf dan juga Ayub.
Mereka berdua sama-sama mengalami penderitaan, di mana Yusuf menderita karena dianiaya dan dijual oleh saudara-saudaranya sebagai budak. Sedangkan Ayub menderita secara fisik, yaitu mengalami sakit gatal yang luar biasa diseluruh tubuhnya.
Kedua-duanya adalah orang yang benar dan saleh, sehingga penderitaan dan sakit-penyakit tersebut tidak membuat mereka melawan atau mengutuki Allah. Dua contoh tokoh rohani yang patut untuk diteladani, lalu bagaimana dengan kehidupan kita sekarang ini?
Kisah Yusuf dan juga Ayub di dalam Alkitab memberikan pengajaran yang luar bisa mengenai bertahand alam pencobaan. Bagaimana penderitaan yang mereka alami tersebut justru membuat mereka semakin percaya dan bergantung kepada Allah.
Berbahagilah orang yang tahan uji
Yakobus 1:12 menjelaskan bahwa “berbahagilah orang-orang yang bertahan dalam pencobaan,” kalimat ini juga hampir sama dengan pengajaran Yesus mengenai ucapan bahagia di Matius 5. Teks di atas memang sedikit membingungkan, karena menyebut kata “berbahagia” kepada orang-orang yang menghadapi ujian.
Sama halnya juga dengan khotbah Yesus di bukit yang menyebutkan kata “berbahagilah,” misalnya berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran. Mengapa mereka disebut berbahagia?
Apabila membaca teks Yakobus 1:12-18 dengan seksama, maka nampaklah pesan-pesan utama yang disampaikan oleh rasul Yakobus. Pertama, ujian tersebut tentulah mendatangkan kebaikan kepada mereka, sehingga semakin bergantung kepada Allah.
Kedua, pencobaan-pencobaan yang datang bisa memurnikan iman seseorang. Banyaknya penderitaan dan masalah-masalah yang dihadapi bisa membuat seseorang semakin peka dan percaya kepada Allah. Mereka juga akan memahami maksud-maksud Allah melalui berbagai persoalan ataupun penderitaan yang dialami.
Ketiga, orang-orang yang bertahan dalan ujian akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan oleh Allah (Yak. 1:12). Firman Tuhan ini tentulah memberikan penghiburan bahwa kesetiaan kepada Allah jauh penting dari segalanya. Untuk apa kita mendapatkan seisi dunia apabila nantinya tidak mendapatkan bagian di dalam kerajaan sorga.
Pencobaan bukan datang dari Allah
Yakobus menjelaskan bahwa pencobaan-pencobaan tersebut bukanlah datang dari Allah, karena Ia tidak mencobai sipapun (Yak. 1:13-15). Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa setiap orang dicobai oleh keinginan dirinya sendiri, sehingga ia dipikat dan diseret oleh keinginannya tersebut.
Apabila keinginan itu telah dibuahi, maka akan melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang maka ia akan melahirkan maut ((Yak. 1:15). Sama halnya seperti Hawa yang digoda oleh ular, bahwa ia dicobai oleh keinginannya sendiri.
Ada juga peristiwa Kain yang marah dan membunuh adiknya Habel. Allah menegurnya dengan mengatakan: “mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, maka dosa telah mengintip didepan pintu, tetapi Kain harus berkuasa atasnya.
Percakan antara Allah dan Kain menunjukkan bahwa Kain dicobai oleh keinginan dirinya sendiri. Ia sangat marah dan iri kepada adiknya Habel, sehingga Allah mengingatkan bahwa dosa sudah mengintip didepan pintu hatinya. Apabila tidak mampu mengusai dirinya, maka ia akan berbuat dosa.
Setiap orang tentulah memiliki persoalan yang sama, yaitu dicobai oleh keinginan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, penting sekali untuk membangun persekutuan dengan Allah secara pribadi dan juga melalui doa. Tujuannya adalah supaya iman kita terus bertumbuh dan selalu bergantung kepada Allah.
Kiranya pesan-pesan di dalam kitab Yakobus 1:12-18 menjadi peringatan dan juga pengajaran bagi kita semua supaya dapat terus bergantung kepada Allah. Biarlah renungan hari ini membuat kita semakin hari semakin bertumbuh di dalam iman dan kedewasaan rohani.
Dan yang paling penting adalah anak-anak Tuhan selalu dapat bertahan di dalam pencobaan dan persoalan hidup yang datang silih berganti. Tetaplah setia dan bertekun di dalam doa sampai pada akhirnya kita kembali lagi kepada-Nya.