Panggilan nabi Musa berawal dari penindasan dan kekerasan yang dilakukan tentara Mesir kepada orang Israel yang membangun kota Pitom dan Raamses. Di awal penindasan, ternyata Israel semakin bertambah banyak dan diberkati oleh Tuhan. Hal membuat tentara Firaum semakin memahitkan kehidupan mereka dengan bekerja lebih keras lagi.
Akibat penindasan tersebut, Israel paksa untuk membuat batu bata, berbagai pekerjan di padang dan segala pekerjaan yang dilakukan secara sengaja dan kejam. Raja mesir juga memerintahkan supaya bidan-bidan mesir yang membantu kelahiran perempuan Ibrani untuk membunuh bayi yang lahir laki-laki.
Lebih lanjut Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyaknya untuk melemparkan seluruh anak laki-laki yang lahir dari perempuan Ibrani ke sungai Nil. Namun apabila anaknya adalah perempuan, maka diperbolehkan untuk hidup. Perbuatan ini tentulah sangat kejam sekali dan merupakan sebuah kejahatan yang besar.
Panggilan nabi Musa
Pada saat terjadi pembunuhan bayi secara besar-besaran dan penindasan orang-orang Ibrani di Mesir, maka Allah memperhatikan penderitaan umat-Nya. Ada pasangan dari keluarga Lewi yang menikah, lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Karena dilihatnya bahwa anak itu begitu imut dan tampak cantik, maka disembunyikanlah selama tiga bulan. Karena merasa takut, maka ia membuatkan peti dan menghanyukan bayi itu ke sungai Nil. Lalu kakaknya berdiri agak jauh dan memperhatikan mengenai apa yang akan terjadi dengan bayi itu.
Pemeliharaan bayi Musa
Sepertinya ini merupakan strategi yang sudah direncanakan oleh kedua orang Lewi tersebut untuk menyelamatkan anaknya. Apabila membaca dalam Keluaran 2:1-10, maka nampak jelas bahwa bayi Musa tersebut dihanyukan ke sungai Nil yang menuju ke arah Kerajaan.
Setelah melihat Musa hanyut ke bawa air sungai menuju tempat putri Firaun mandi, maka kakaknya Musa segera mendatangi putri Firaun karena ia seorang pelayan. Oleh sebab itu, ia bermaksud menyelamatkan adiknya Musa.
Keluaran 2:7 menjelaskan bahwa kakaknya (Miriam) segera mendatangi putri Firaun dengan bertanya: Akan ku panggilkah seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusui bayi itu? Lalu puteri Firaun menyetujui pendapatnya dengan menyuruhya memanggil seorang perempuan Ibrani untuk menyusui anak itu.
Setelah Musa beranjak dewasa maka ia menyerahkannya kembali kepada puteri Firaun. Melalui berbagai proses yang tampak terjadi secara alamiah, selalu ada kuasa Allah yang terus memelihara bayi Musa sampai ia menjadi dewasa. Musa telah dipilih dan dipersiapkan untuk melaksanakan rencana Allah bagi Israel yang akan dijadikan umat kesayangan-Nya.
Panggilan dan pengutusan Musa
Setelah Musa dewasa, ia sengaja keluar dan menemui saudara-saudara Israel yang sedang kerja paksa (Kel 2.:11-22). Lalu dilihatnya bahwa seorang Mesir telah memukul saudara-saudara Ibraninya, lalu dibunuhlah orang Mesir itu. Kesokan harinya ia kembali keluar untuk melihat saudara-saudara Ibranya dan melihat mereka sedang bertengkar.
Lalu bertanyalah Musa kepada mereka mengapa kamu memukul temanmu? Lalu jawab mereka siapakah yang mengangkat engkau menjadi memimpin atas kami. Apakah engkau bermaksud membunuh aku seperti orang Mesir itu? Mendengar jawaban mereka, maka takutlah Musa dan melarikan diri supaya tidak tertangkap oleh Firaun.
Musa melarikan diri dan sampailah ia di Midiandan menetap di sana. Ia menikah dengan Rehuellah Zipora dan bekerja sebagai gembala kambing domba mertuanya Yitro. Ketika Musa menggiring kambing domba ke seberang padang gurun, maka sampailah ia digunung Allah, yakni gunung Horeb.
Panggilan nabi Musa terjadi di tempat ini. Lalu Malaikat TUHAN menampakan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu Musa memeriksa tempat itu dengan mendekatinya. Namun ketika dilihat TUHAN bahwa Musa hendak menyimpang dan memeriksa tempat itu, maka berserulah Ia di tengah semak-semak itu. “Musa, Musa!” dan ia menjawab “ya, Allah.”
Lalu TUHAN berfirman kepada musa, jangan dekat-dekat, tanggalkanlah kasutmu, karena di mana engkau berdiri itu adalah tanah kudus (Kel. 3:1-22). Selanjutnya Allah berfirman dan ingin menyatakan rencana-Nya dengan mengutus Musa untuk membebaskan Israel dari penindasan.
Kejadian 5:1-1-24 memberikan penjelasan bagaimana Musa dan Harun pergi ke Mesir dan menghadap raja Firaun. Lalu ia menyampaikan firman Allah yang telah diterima kepada Firaun supaya membairkan Israel untuk keluar dari Mesir. Namun nampaknya Firaun menolak dan tidak mengijinkan Musa membawa Israel keluar dari Mesir.
Allah berfirman dan mengutus Musa kembali
Selanjutnya di dalam Keluaran 6 Allah kembali berfirman kepada Musa untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya. Allah berkata: “Akulah TUHAN” yang telah menampakan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Maha Kuasa. Akan tetapi, “dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.
Allah kembali menegaskan mengenai panggilan nabi Musa serta mengutusnya kembali untuk menghadap Firaun. Demikianlah Musa kembali dan menyampaikan firman Allah yang telah diterima kepada Firaun dengan maksud supaya ia membiarkan Israel keluar dari Mesir. Melalui berbagai diskusi yang rumit, ternyata Firaun tetap mengeraskan hati dan tidak menghedaki Israel pergi dari Mesir.
Karena Firaun tetap mengeraskan hati dan tidak mau mendengankan Musa dan firman Allah yang disampaikan, maka Allah mendatangkan tulah kepada Mesir. Berikut ini adalah 10 Tulah yang Allah berikan kepada orang-orang Mesir:
- Tulah pertama: Air menjadi darah (Kel:7:14-25)
- Tulah kedua : Katak diseluruh Mesir (Kel. 8:1-14)
- Tulah ketika : Nyamuk (Kel. 8:16-19)
- Tulah keempat: Lalat pikat (Kel. 8:20-32)
- Tulah kelima: Penyakit sampar pada ternak (Kel. 9:17)
- Tulah keenam : Barah (Kel. 9:8-12)
- Tulah ketujuh : Hujan es (Kel.9:13-35)
- Tulah kedelapan: Belalang (Kel. 10:1-20)
- Tulah kesembilan: Gelap gulita (Kel. 10:21-29)
- Tulah kesepuluh: Kematian anak sulung (Kel. 11:1-10).
Demikian TUHAN Allah telah memberikan berbagai hukuman kepada bangsa Mesir, dengan bermaksud menyatakan ke Mahakuasaan-Nya kepada mereka. Dengan demikian, bangsa-bangsa kafir tersebut menjadi takut dan gemetar ketika mendengar nama Allah Israel.
Keluaran 13:17-22 menunjukkan bagaimana Allah memberkati dan menyertai Musa untuk membawa Israel menuju tanah Kanaan. Selanjutnya, Musa menyeberangi Laut Tiberau dana memimpin Israel menuju tanah Perjanjian sesuai dengan janji Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.