Menelisik teologi kitab Kejadian

Menelisik teologi kitab Kejadian

Menelisik teologi kitab Kejadian bertujuan untuk melihat dan mempelajari ajaran-ajaran utama mengenai Allah dan keberadaan-Nya, manusia dan dosa serta munculnya perjanjian dan juga janji keselamatan. Teologi berasal dari kata Yunani theos yang berarti Allah dan logia yang berarti ucapan.

Di dalam kekristenan, teologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang Tuhan atau Allah. Secara khusus, teologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari seluruh ajaran iman kristen mengenai Kanon Alkitab, mengenai Allah, manusia, dosa, Roh Kudus, keselamatan dan juga Gereja.

Read More

Alkitab tidaklah menjelaskan teologi secara sistematis, karena setiap perikop dari masing-masing pasal menjelaskan pokok-pokok pikiran yang berbeda-beda. Pesan-pesan penting yang disampaikan tentulah berdasarkan maksud para penulis Alkitab yang dipimpin oleh Roh Kudus. Oleh sebab itu, artikel ini mencoba untuk mengenal dan menjelaskan secara singkat teologi di dalam Kitab Kejadian.

Teologi di dalam kitab Kejadian

Menelisik teologi kitab Kejadian berarti mengamati, membaca dan menginterpretasikan pesan-pesan utama Alkitab mengenai Allah (sifat-sifat dan keberadaan-Nya), manusia dan dosa serta janji keselamatan. Ingatlah bahwa wahyu Allah bersifat progresif, karena Allah menyatakan kehendak dan rencana-Nya melalui orang-orang pilihan.

Kitab Kejadian menjadi kitab pertama yang menjelaskan tentang kelahiran atau asal-usul dari semua yang hidup dan juga terjadinya alam semesta. Alkitab juga menjelaskan secara detail urut-urutan peristiwa penciptaan langit dan bumi sampai kepada segala isinya.

Latar Belakang

Penulis Kitab Kejadian menurut tradisi Yahudi adalah Musa. Demikian pula teolog-teolog kristen juga sependapat dengan sumber informasi tersebut. Hal ini juga dijelaskan melalui beberapa keterangan dari kitab-kitab Pentateukh sendiri.

Istilah “Kejadian” berasal dari bahasa Ibrani “beresit” yang berarti “pada mulanya” (Kej. 1:1). Nama yang sesuai dengan keberadaanya sebagai kitab yang pertama. Kitab Kejadian memberikan penjelasan mengenai asal-usul alam semesta dan juga mengenai semua yang hidup.

Kejadian merupakan kitab yang mengagumkan tetapi juga cukup sulit untuk dipelajari. Karena menuliskan mengenai penyataan diri Allah yang Mahakuasa dan juga Mahakasih dan juga Mahaadil. Di dalam pasal 1 dijelaskan mengenai keindahan dan juga kesempurnaan segala yang Tuhan telah ciptakan, semuanya sungguh amat baik.

Dalam kisah selanjutnya, kemuliaan tersebut tiba-tiba lenyap karena kegagalan Adam dan Hawa dalam menaati perintah Allah. Karena perbuatannya tersebut, maka membuat mereka berdosa dan kehilangan kemuliaan yang Allah. Karena perbuatan dosa tersebut, maka karena diusir dari taman Eden dan harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Struktur Sastra kitab kejadian

Struktur sastra dari Kitab Kejadian dapatlah dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Asal usul segala sesuatu.

  • Pengantar dan penciptaan (Kej.1:1-2:3)
  • Cerita mengenai Langit dan Bumi (2:4-4:26)
  • Cerita mengenai Adam (5:1-6:8)
  • Cerita mengenai Nuh (6:9-9:28)
  • Cerita mengenai Sem, Ham dan Yafet (10:1-11:9)
  • Cerita mengenai Sem (terpilih) (11:10-26).

Kedua, Sejarah umat Allah:

  • Cerita mengenai Terah (11:27-25:11)
  • Cerita mengenai Ismael (tak terpilih: 25:12-18)
  • Cerita mengenai ishak (terpilih: 25:9-35:29)
  • Cerita mengenai Esau (tak terpilih:36:1-43)
  • Cerita mengenai Esau (diulangi: 36:9)
  • Cerita mengenai Yakub (terpilih:37:2-50:26).

Menelisik teologi kitab Kejadian: Siapakah Allah?

Allah berulang kali memperkenalkan karakter dan sifat-sifat-Nya kepada orang-orang pilihan, hal ini bertujuan supaya Allah dapat dikenal oleh umat-Nya. Hal ini terlihat dari cara Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Abraham dengan mengatakan: “I am the Almighty God (Gen 17:1 KJV)” yang berarti Akulah Allah Yang Mahakuasa.

Allah memperkenalkan dirinya sebagai Allah Yang Mahakuasa. Kemahakuasaan Allah tersebut sudah dinyatakan di dalam Kejadian pasal 1, di mana Dia menciptakan alam semesta dan segala makhluk yang hidup. Allah terus menyatakan diri kepada orang-orang pilihan-Nya seperti Ishak, Yakub, Musa, Yosua dan masih banyak yang lainnya.

Tujuannya adalah supaya mereka mengingat dan mengenal Allah dengan benar. Karakter dan sifat Allah juga diperkenalkan melalui penyataan-Nya ketika Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa (Kej. 3). Bagaimana respon Allah ketika melihat Adam melanggar perintah-Nya? Apakah Allah langsung marah dan menghukum Adam dan isterinya?

Kejadian pasal 3 menjelaskan sifat dan karakter Allah itu, Allah berjalan di taman Eden itu dan memanggilnya. Ada tiga pertanyaan yang Tuhan ajukan kepada manusia itu. Pertama, Adam di manakah engkau? Kedua, siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Ketiga, apakah engkau memakan buah dari pohon yang Kularang itu?

Marilah kita renungkan tiga pertanyaan tersebut, bukankah Allah sudah mengetahui apabila Adam melanggar perintah itu. Lalu mengapa harus bertanya dan meminta konfirmasi kepada mereka? Tindakan ini menunjukkan bahwa Allah memperlakukan manusia secara istimewa, Allah ingin mereka bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya.

Siapakah manusia?

Siapakah manusia menurut Alkitab? Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia karena diciptakan berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Allah membuat manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kepadanya sehingga ia menjadi makhluk yang hidup.

Manusia juga diciptkan dengan memiliki sifat-sifat Allah, mereka diciptakan dengan memiliki akal budi yang membuatnya bisa bertindak dan berpikir. Dengan kemampuan tersebut, manusia bisa berkuasa atas seluruh ciptaan yang lain, mengusahakan dan mengelola bumi dan mampu bertanggung jawab kepada Allah.

Pada awalnya manusia tidak berdosa dan bergaul karib dengan Allah di taman Eden. Namun karena manusia diciptakan dengan memiliki akal, maka mereka memiliki kemampuan untuk menentukan pilihannya sendiri secara bertanggung jawab. Hal inilah yang pada akhirnya membawa mereka kepada pilihan untuk melanggar perintah Allah dan menjadi berdosa.

Dosa bukan hanya berdampak kepada Adam dan Hawa saja, melainkan juga kepada seluruh makhluk hidup. Dosa selalu membawa dampak kepada kehidupan manusia selanjutnya, di mana Kain juga melakukan hal yang sama.

Upah dosa adalah maut

Dampak dosa begitu besar sekali, hal ini nampak dari keturunannya manusia yang semakin jahat dan memberontak kepada Allah. Kejadian pasal 6 memberikan gambaran yang jelas bahwa manusia semakin bertambah jahat dan tidak mengenal Allah.

Akibatnya, Allah menjadi murka dan memberikan hukuman yang berat, yaitu memusnahkan manusia dengan air bah. Hanya Nuh dan keluarganya yang mendapatkan kasih karunia Allah karena mereka hidup dengan takut akan Dia.

Dalam Korintus 15:21-22 Paulus menjelaskan bahwa sebab maut datang karena satu orang manusia dan semua orang mati karena persekutuan dengan Adam. Paulus tidak menjelaskan mengenai dahsyatnya dosa tersebut, melainkan menjelaskan bahwa dosa telah lahir dari Adam.

Menelisik teologi kitab Kejadian: Janji keselamatan

Janji dan nubuat mengenai keselamatan memang telah tersurat di dalam kejadian 3:15, bahwa Allah akan mengadakan permusuhan antara keturunan ular dan keturunan perempuan. Keturunan ular akan meremukan tumit keturunan perempuan dan keturunan perempuan akan meremukan kepala keturunan si ular.

Ayat di atas memang bersifat samar-samar dan sulit untuk dipahami karena bersifat janji dan juga nubuatan. Sehingga memahami kisah-kisah selanjutnya mengenai realisasi janji itu sangatlah penting. Khususnya melalui panggilan Abraham, Ishak dan Yakub.

Melalui keturunan merekalah Allah akan memulihkan hubungannya dengan manusia, bahwa Allah akan membentuk “kerajaan imam” dan “bangsa yang kudus” dari keturunan Abraham (Kel.19:6).

Pemulihan hubungan ini juga terlihat lebih jelas ketika Musa memimpin bangsa israel keluar dari tanah Mesir menuju Kanaan. Sehingga janji Allah mengenai “kerajaan imam” dan “bangsa yang kudus” menjadi tergenapi.

Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa karena Adam semua orang telah menjadi berdosa. Namun Allah tidak membiarkan manusia itu mati karena dosa-dosanya. Melainkan Allah telah mempersiapkan dan merealisasikan rencana yang indah untuk membawa manusia kembali di dalam persekutuan dengan-Nya.

Korintus 15:21-22 menjelaskan bahwa dengan kematian Kristus di kayu salib, maka semua orang dihidupkan kembali melalui persekutuan dengan Kristus. Sehingga orang-orang yang percaya kepada Kristus tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Ini adalah puncak dari janji keselamatan yang tertulis di dalam kejadian 3:15.

Related posts