Tawar hati dan kecewa, kuatkanlah hatimu!

jangan tawar hati

Tawar hati dan kecewa seringkali menggambarkan perasaan seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan atau masalah di dalam kehidupannya. Suasana ini juga terjadi kepada Yosua dan bangsa Israel yang telah mempersiapkan diri untuk memasuki tanah Kanaan.

Yosua 1:9 menuliskan bahwa, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan kecut dan tawar hati, sebab TUHAN Allahmu menyertai engkau kemanapun engkau pergi.” Ayat ini merupakan sabda Allah yang disampaikan kepada Yosua yang telah menjadi pemimpin baru Israel menggantikan Musa yang telah wafat.

Renungan pada hari ini mengajak umat Tuhan untuk membaca firman Tuhan yang terambil dari Yosua: 1-9, yaitu mengenai persiapan Yosua untuk menyeberangi sungai Yordan dan menaklukan tanah Kanaan.

Tawar hati dan kecewa

Tawar hati dan kecewa merupakan dua istilah yang mengungkapkan keadaan atau perasaan seseorang yang sedang patah semangat dan juga tidak memiliki harapan. Menurut KBBI istilah “hati” diartikan sebagai hambar dan tidak ada rasanya, tidak ada nafsu atau tidak gembira. Sehingga “tawar hati” dapatlah diartikan sebagai keadaan yang putus asa, kehilangan keberanian atau kehilangan kekuatan.

Sedangkan istilah “kecewa” menurut KBBI diartikan sebagai kecil hati atau tidak puas karena harapan atau keinginannya tidak tercapai. Kecewa adalah perasaan terluka yang disebabkan oleh banyak hal. Tawar hati dan kecewa juga sering dikisahkan dalam perjalanan tokoh-tokoh di dalam Alkitab. Bagaimana mereka harus berjuang dan melakukan peperangan dengan batin mereka sendiri.

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu

Perhatikan teks dari Yosua 1:9 yang menuliskan “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.” Firman Allah kepada Yosua terjadi setelah masa berkabung kematian Musa telah selesai. Allah meyakinkan dan memberi perintah kepada Yosua untuk menjadi pemimpin yang kuat dan berani.

Perintah tersebut juga membangkitkan semangat Yosua sebagai pemimpin yang telah di pilih dan dipercaya untuk membawa Israel memasuki dan menaklukan tanah Kanaan. Dalam beberapa kesempatan,Pidato Yosua juga membangkitkan semangat dan keyakinan Israel kepada Allah yang telah membawa mereka keluar dari Mesir.

Dalam situasi-situasi tertentu, terkadang banyak orang yang mengalami ketakutan-ketakutan dalam menjalani kehidupan ini. Ada yang memandang dan melihat persoalan-persoalan yang ada di sekitar mereka sebagai momok yang menakutkan.

Apakah kita pernah takut? Firman Tuhan hari ini mengingatkan dan meneguhkan kita kembali, bahwa Tuhan memberikan perintah “kuatkan dan teguhkanlah hatimu.” Persoalan bisa datang silih berganti, bahkan ada banyak tokoh saleh di dalam Alkitab yang juga mengalami banyak penderitaan.

Oleh sebab itu, jangan berdoa supaya masalah itu berlalu dalam hidupmu, tetapi berdoalah supaya kita bisa menanggung dan menghadapinya dengan tetap setia kepada Tuhan.

Jangan kecut dan tawar hati

Teks Yosua 1:9 yang menyebutkan “jangan kecut dan tawar hati” juga merupakan perintah yang harus ditaati. Kata Ibrani “arats” (aw-rats) dalam King James Version diterjemahkan dengan “afraid” (Jos 1:9 KJV) yang berarti “jangan takut”. Dan kata Ibrani “chathath” (khaw-thath) dalam King James Version diterjemahkan dengan “dismayed” yang berarti “gemetar”.

Alkitab Terjemahan Baru mengartikannya dua kata Ibrani “arats” dan “chathath” dengan “jangan kecut dan tawar hati.” Apabila melihat konteks dari Kitab Yosua sendiri terlihat bahwa mereka akan menghadapi bangsa-bangsa yang kuat di tanah Kanaan. Sehingga penggunaan kalimat “jangan takut dan gemetar” maka sepertinya akan lebih tepat.

Dari uraian di atas, maka “perasaan takut dan gemetar” di sini menunjukkan bahwa mereka akan melakukan sebuah pertempuran yang hebat dengan bangsa-bangsa Kanaan. Meski tampak mengerikan, Allah memberikan janji bahwa akan selalu menyertai dan memberkati kemanapun Yosua pergi memimpin Israel.

Takut dan gemetar memang menunjukkan sebuah kondisi di mana seseorang sedang kehilangan kekuatan dan mengalami ketakutan secara tiba-tiba. Badan dan tubuh mereka menjadi lemah sampai mereka tidak mampu berjalan. Akan tetapi, hal ini tidaklah terjadi pada Yosua dan bangsa Israel, mereka memiliki keberanian dan kekuatan yang berasal dari Allah.

Renungan firman hari ini mengajak kita semua untuk sejenak merenungkan firman Tuhan yang terambil dari kitab Yosua 1:1-9). Bagaimana Allah memberikan perintah kepada Yosua untuk meneguhkan dan menguatkan hati.

Takut dan menjadi tawar hati juga terkadang terjadi di dalam kehidupan kita saat ini, ada banyak persoalan dan kesulitan yang terkadang membuat kita menjadi lemah. Namun biarlah kita menjadi seperti Yosua yang bangkit dan memilki iman dan keyakinan yang kuat kepada Allah. Jika Allah yang menjadi perisai dan penolong, mengapa kita harus takut dan tawar hati?

Related posts