Pentingnya Etika kristen bagi kehidupan orang percaya

pentingnya etika kristen

Pentingnya Etika Kristen dalam kehidupan orang percaya adalah sebagai dasar pengambilan keputusan etis dalam menyelesaikan kasus-kasus etika. Di dalam etika kristen, dasar-dasar keputusan etis tidak terletak pada norma-norma yang berlaku di masyarakat, melainkan didasarkan kepada kehendak dan wahyu Allah yang tertulis di dalam Alkitab.

Oleh sebab itu, ada perbedaan yang sangat mencolok dalam memahami dasar-dasar etika secara umum dengan dasar-dasar etika kristen. Secara umum etika menyangkut apa yang benar dan salah secara moral, sehingga di dalam etika kristen apa yang benar dn salah tersebut di dasarkan kepada firman Allah di dalam Alkitab.

Read More

Etika Kristen sangat penting sekali bagi kehidupan orang percaya, supaya mereka dapat bertindak dan berbuat yang benar. Karena akhir-akhir ini banyak sekali perilaku manusia yang tidak bermoral dan menyimpang kepada ajaran Alkitab. Misalnya perselingkuhan, Aborsi, penyimpangan seksual bahkan seks bebas.

Pentingnya Etika Kristen

Penting Etika Kristen bagi orang percaya tentulah didasarkan atas perintah Allah sendiri, maka ada kewajiban etis yang harus dilakukan. Kewajiban-kewajiban etis ini tentulah didasarkan kepada karakter dan moral Allah sendiri yang sudah dinyatakan dan tertulis di dalam Alkitab.

Etika didasarkan pada hendak Allah

Etika Kristen didasarkan pada kehendak Allah dapatlah dirtikan bahwa Ia mengendaki apa yang benar sesuai dengan sifat-sifat-Nya sendiri. Misalnya seperti yang tertulis di dalam kitab Imamat 11:45 yang mengatakan bahwa, “Haruslah kamu kudus sebab Aku ini kudus, demikianlah peritah TUHAN kepada Israel.”

Teks Imamat 11:45 tersebut menyatakan dengan jelas karakter dan moral Allah, yaitu bahwa Dia adalah kudus. Karena Dia kudus, maka Allahpun menghendaki umat-Nya Israel juga harus kudus. Oleh sebab itu, orang-orang percaya memiliki tugas dan kewajiban untuk menjaga selalu kekudusan hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Selanjutnya teks Matius 5:48 juga menyatakan bahwa, “Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Ayat ini juga menjadi dasar Etika Kristen, karena Allah bukan hanya menghendaki kekudusan tetapi juga kesempurnaan dalam menaati perintah-Nya.

Dasar Alkitab yang selanjutnya terdapat dalam Ibrani 6:18, “Allah tidak mungkin berdusta.” Karena Allah tidak berdusta maka orang-orang kristen juga tidak diperkenankan untuk berdusta. Dan di dalam Matius 22:35-39, Allah memberikan perintah untuk mengasihi karena Allah adalah Maha Kasih.

Uraian di atas secara sederhana memberikan gambaran yang jelas mengenai karakter dan moral Allah yang juga diperlakukan kepada seluruh umat-Nya.

Etika Kristen didasarkan pada wahyu Allah

Etika Kristen juga didasarkan wahyu Allah secara umum maupun secara khusus. Allah telah menyatakan dirinya di dalam sejarah dan alam semesta dan Allah juga telah menyatakan diri-Nya di dalam Kitab Suci dan di dalam Yesus Kristus. Bahkan Allah juga menuliskan Taurat-Nya di dalam hati manusia.

Dengan demikian perintah dan hukum-hukum Allah menjadi tertulis, baik di dalam Kitab Suci maupun di dalam hati manusia. Sehingga hukum-hukum tersebut harus ditaati dan dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Bagi orang Yahudi, menaati Hukum Taurat dapat membawa kepada kekudusan hidup.

Sedangkan orang-orang bukan Yahudi yang tidak mengenal hukum Taurat, tetapi melakukan kebenaran maka isi hukum Taurat tersebut ada di dalam hatinya (Rm. 2:14-15).

Oleh sebab itu, kewajiban-kewajiban etis mengenai apa yang benar dan salah di dalam kekristenan selalu didasarkan kepada kehendak dan wahyu Allah di dalam Alkitab. Ini menjadi dasar dan kewajiban etis yang harus dilakukan oleh orang-orang percaya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Pentingnya Etika Kristen bagi orang percaya adalah untuk menolong dan membantu dalam mengambil keputusan etis yang sulit. Sehingga dasar-dasar yang digunakan selalu bersumber kepada kebenaran di dalam Alkitab. Sebagai contoh: Apakah perlu untuk melakukan tindakan aborsi? Apabila nyawa sang ibu dan bayi sama-sama terancam.

Contoh lain: Apakah perlu untuk bercerai ketika pasangan melakukan perselingkuhan? Atau mungkinkah untuk menikah lagi sedangkan ia cerai hidup? Ada begitu banyak persoalan dan masalah moral di dalam kehidupan ini. Sehingga dasar-dasar Alkitab seharusnya selalu menjadi dasar utama dalam mengambil segala keputusan etis.

Artikel ini mengajak kita semua untuk selalu meletakan dasar keputusan etis tertinggi kepada kebenaran firman Allah. Apakah keputusan etis yang saya ambil benar menurut firman Allah? semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua.

Related posts