Teologi Perjanjian Lama sebelum masa Patriakh terjadi pada zaman Adam sampai kepada Sem anak Nuh, periode ini dijelaskan dalam Kitab Kejadian 1-11. Pada masa ini, peristiwa-peristiwa penting dinyatakan sebagai maksud untuk menyatakan kedaulatan dan ke Mahakuasaan Allah kepada manusia.
Peristiwa kejatuhan Adan dan Hawa kedalam dosa dijelaskan secara detail untuk menunjukkan ketidaksetiaan manusia kepada perintah Allah. Kisah selanajutnya juga menceritakan kembali kesalahan yang sama bahwa manusia semakin jahat dimata Tuhan, sehingga ada peristiwa air bah pada zaman Nuh.
Setelah peristiwa air bah pun manusia semakin jahat karena karena membangun menara Babel sehingga mereka diserakan keseluruh bumi. Peristiwa-peristiwa tersebut menggambarkan kegagalan demi kegagalan yang dilakukan manusia dalam menaati hukum-hukum Allah.
Meskipun dosa-dosa tersebut mendatangkan hukuman dan murka Allah, namun di sisi lain Allah juga terus menggenapi rencana-Nya melalui orang-orang pilihan-Nya. Berulangkali juga Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada manusia, khususnya kepada Adam dan Hawa dan juga kepada Nuh dan keluarganya.
Teologi Perjanjian Lama
Istilah teologi mengakar pada kata Yunani “Theos” yang berarti Allah dan “Logos” yang berarti sabda atau firman. Dari istilah tersebut maka teologi dapatlah diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang Allah. Secara luas istilah teologi dgunakan untuk untuk semua disiplin ilmu dalam pendidikan teologia.
Sedangkan secara sempit pengertian teologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang Iman Kristen hanya berdasarkan doktrinnya saja. Misalnya seperti: Bibliologi (doktrin Alkitab), Teologi proper (Doktrin tentang Allah), Teologi Sistematika, Antropologi (Doktrin tentang manusia), Pneumatologia (Doktrin tentang Roh Kudus), Soterologi (Doktrin Keselamatan) dan Kristologi (Yesus kristus).
Apa yang dimaksud dengan teologi Perjanjian Lama?
Teologi Perjanjian Lama sebelum zaman Patriakh adalah studi yang mempelajari tentang ajaran Alkitab mengenai Allah, manusia, dosa dan keselamatan yang di mulai pada zamam Adam sampai dengan zaman Sem anak Nuh.
Hal meliputi pemahaman tentang karakter Allah, sifat-sifat Allah, keberadaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, dan hubungan antara manusa dengan Allah. Teologi sebelum zaman patriakh ini memberikan dasar keyakinan mengenai kebenaran-kebenaran yang dinyatakan Alkitab kepada manusia sampai sekarang ini.
Peristiwa-peristiwa tersebut menjadi dasar bagi keyakinan di dalam kehidupan orang-orang percaya sampai sekarang ini. Allah sebagai pencipta dan keberadaan manusia yang telah berdosa serta rencana Allah untuk menyelamatkan manusia menjadi titik pusat dalam iman kekristenan.
Studi tentang karakteristik Allah sangatlah penting supaya pengenalan akan Allah semakin bertambah, terutama mengenai kasih, keadilan, kesetiaan dan sifat-sifat-Nya yang telah dinyatakan di dalam Alkitab. Dengan demikian, Iman Kristen memiliki pengajaran yang jelas mengenai Allah yang mereka sembah dan percayai.
Allah dapatlah dikenal melalui berbagai penyataan-Nya di dalam Alkitab, sehingga Allah bukan lagi sebagai sesuatu yang abstrak sehingga tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dimengerti. Allah kekristenan adalah Allah yang keberadaan-Nya, sifat-sifat dan karakter serta kehendak-Nya dapat dijelaskan.
Teologi menyangkut asal-usul dan tujuan penciptaan
Teologi membawa kepada pengajaran mengenai asal-usul manusia dan tujuan dari keberadaan manusia. Apabila berbicara mengenai teologi maka bukan hanya berbicara tentang teori tentang Allah atau teori tentang kejatuhan manusia dalam dosa, melainkan memahami tentang asal-usul kehidupan, tujuan kehidupan dan kemana kehidupan itu berakhir.
Gerhard von Rad menjelaskan bahwa Allah dalam karya penyelamatan-Nya telah mengubah kutuk menjadi berkat. Karena dosa manusia telah mendapatkan kutukan, yakni mereka harus bersusah payah mengusahakan tanah serta mengalami kesakitan ketika melahirkan.
Lebih lanjut Gerhard von Rad menjelaskan bahwa dalam karya penyelamatan-Nya Allah mengubah-kutuk menajdi berkat. Berkat itu nampak jelas dari berkat-berkat yang diberikan kepada orang-orang yang setia kepada-Nya. Misalnya Nuh diselamatkan bersama keluarganya lalu ada juga panggilan Abraham yang akan menjadi berkat bagi segala bangsa.
Sebuah peristiwa yang menakjudkan, bagaimana Allah terus bekerja dan menyatakan diri-Nya disepanjang sejarah di dalam Alkitab. Allah digambarkan sebagai Allah Pencipta, Mahakuasa, adil dan penuh pengampunan.
Mazmur 86:8 menuliskan demikian: “Tidak ada yang seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada perbuatan seperti perbuatan-Mu.” Ayat ini ingin menjelaskan betapa agung-Nya Allah itu, bahwa Ia Mahakuasa, adil dan penuh dengan kasih.
Lebih lanjut Gerhand Von Rad berpendapat bahwa Perjanjian Lama menjelaskan pokok bahasan yang berulang-ulang, yaitu perbuatan Allah yang Ajaib. Peristiwa dimulai ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa sampai kepada bangsa Israel.
Periode sebelum Patriakh
Periode sebelum Patriakh adalah periode pada zaman Adam di taman Eden hingga kepada zaman Sem anak Nuh (kej. 1-11). Pada bagian ini dijelaskan mengenai peristiwa-peristiwa penting mengenai keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan.
- Allah memberkati seluruh ciptaan-Nya di dalam kejadian 1-2.
- Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa di dalam Kejadian 3-4.
- Keturunan Adam semakin jahat di dalam kejadian 6-7.
- Keselamatan dan janji Allah di dalam Kejadian 8-10.
- Kejahatan manusi-menara Babel di dalam Kejadian 11.
Apabila memperhatikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kejadian 1-11 maka dapatlah dimengerti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan manusia. Meskipun mereka jatuh ke dalam dosa, Allah tetap memilih orang-orang pilihan-Nya untuk terus menggenapi rencana-rencana-Nya.
Di dalam Kejadian 1-11 kita juga dapat melihat bahwa peristiwa berulang-ulang terjadi bahwa manusia gagal dalam menaati Allah. Meskipun demikian dalam setiap periode Allah selalu memilih orang-orang pilihan-Nya untuk menggenapi rencana keselamatan yang nanti puncaknya terjadi di dalam Yesus kristus di dalam Perjanjian Baru.
Biarlah peristiwa-peristiwa tersebut menyadarkan dan membuat kita semakin setia, hidup di dalam kebenaran dan menjadi saksi-saksi di Tuhan.