Perumpamaan tentang garam dan terang dunia

Ketika Tuhan Yesus melihat bahwa banyak orang yang mengikutinya, maka ia naik ke atas bukit dan memberikan pengajaran tentang garam dan terang dunia. Perumpaman tentang garam dan terang dunia memberikan gambaran mengenai hidup yang berguna, bermanfaat dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Perumpamaan tentang garam dan terang dunia memberikan deskripsi mengenai peran dan fungsi orang-orang percaya ketika mereka menjalani kehidupan sehari-hari. Apakah hidup mereka bermanaat bagi orang lain atau justru sebaliknya. Mereka juga dituntut bukan hanya hidupnya bermanfaat tetapi juga bisa menuntun kehidupan orang lain menuju jalan yang benar.

Read More

Sudahkah hidup kita berguna dan bermanfaat bagi orang lain? Atau sudahkah kita menuntun kehidupan orang-orang di sekitar yang menyimpang menuju kepada jalan Tuhan? Karena setiap orang memiliki tugas dan panggilan yang sama untuk melaksanakan perintah tersebut, meskipun masih banyak yang belum melakukannya.

Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk membaca Alkitab yang terdapat di dalam Matius 5:13-16 dan merenungkannya sejenak.

Menjadi garam dan terang dunia

Garam adalah kebutuhan pokok  di dalam masakan apapun, karena tanpa garam maka masakan tersebut tidak memiliki rasa. Apakah saudara pernah memasak dan tidak menggunakan garam? Jika itu ada pasti karena ada masalah kesehatan, karena apabila tidak ada penyakit pasti ketika masak akan menggunakan garam.

Garam memiliki fungsi yang sangat vital, yaitu memberi rasa di dalam aneka masakan. Sedangkan terang berfungsi supaya kita dapat berjalan dengan baik, karena tidak akan tersandung atau menabrak sesuatu. Cobalah berjalan di dalam ruang gelap, maka anda tidak pernah sampai kepada tujuan anda.

Garam dan terang sama-sama berguna, garam memberikan rasa sedangkan terang sebagai penuntun sehingga kita dapat berjalan dan sampai kepada tujuan. Tuhan Yesus dalam khotbah-Nya dibukit menggunakan kedua istilah ini untuk mengajarkan tentang hidup yang berguna dan berdampak kepada orang.

Menjadi garam dan terang dunia

Tuhan mengatakan bahwa “Kamu adalah garam dunia” (Mat. 5:13) dan selanjutnya ia mengatakan bahwa apabila garam itu menjadi tawar maka garam tersebut menjadi tidak berguna. Bagaimana saudara memahami ayat ini?

Menjadi garam dunia

Secara sederhana tentulah ayat di atas sangat mudah untuk dipahami, ayat ini berbicara tentang kehidupan dan realita yang nyata dengan menggunakan perumpamaan. Pada zaman Tuhan Yesus, israel masih berada dalam penjajahan Romawi.

Banyak orang yang tidak lagi peduli dengan sesamanya dan mereka lebih mementingkan dirinya sendiri. Seain itu para pemungut cukai menarik pajak tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga sangatlah memberatkan masyarakat pada waktu.

Keadaan ekonomi yang sulit inilah memaksa mereka untuk hidup egois dan tidak peduli dengan keberadaan orang lain. Tuhan Yesus mengajar dan mengingatkan mereka kembali, supaya mereka kembali kepada firman Allah yang telah mereka dengar. Sebagai umat Allah maka hidup mereka haruslah memberikan dampak dan bermanfaat bagi orang.

Mereka yang menarik pajak dengan berlipat-lipat, memeras rakyat dan melakukan kejahatan maka tentulah hidup mereka tidak berguna, bahkan perilaku seperti ini juga dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yahudi sendiri.

Menjadi terang dunia

Tuhan mengatakan bahwa “kamu adalah terang dunia” (Mat. 5:14). Kota yang terletak di atas gunung tidak akan tersembunyi atau tidak mungkin orang menyalakan pelita lalu meletakannya dibawah tempat tidur atau di ruang tertutup. Karena pelita pasti akan diletakan di atas kaki dian, sehingga bisa menerangi semua ruangan.

Oleh sebab itu, terang itu bisa berguna dan menerangi lingkungan sekitarnya dan Tuhan Yesus menyebut kamu adalah terang dunia. Apa yang harus dilakukan kita sebagai terang dunia? Apakah kita akan menyembunyikan terang itu atau meletakannya di atas kaki dian?

Pertanyaan-pertanyaan di atas menjadi perenungan bagi kita semua, supaya hidup kita bisa berguna dan bermanfaa bagi banyak orang. Terlebih-lebih bisa menjadi terang dan menuntun orang-orang berdosa dan yang tidak percaya kepada Allah menjadi percaya dan hidup di dalam kebenaran.

Ini memang bukan persoalan yang mudah, namun bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Yang terpenting adalah memiliki komitmen dan kemauan, dengan pertolongan Roh Kudus maka kita semua bisa melakukannya.

Related posts