Berbuat baik dan menolong sesama (Amsal 3:27-28)

berbuat baik

Perintah untuk berbuat baik dan menolong sesama manusia berulangkali diajarkan di dalam Kitab Suci supaya umat Tuhan hidup dengan kebaikan. Berbuat baik adalah perintah, sehingga tidak ada alasan bagi orang percaya untuk membenci sesamanya.

Berbuat baik dan menolong sesama memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, karena kehidupan kita yang pas-pasan juga menjadi penyebabnya. Misalnya ada yang mengatakan demikian: “untuk keluarga saja masi kurang kok mau menolong orang lain.”

Read More

Ini adalah fakta yang sering kita alama dan temui di manapun kita berada. Renungan firman Tuhan hari mengajar dan mengajak kita melakukan sebuah tindakan yang nyata, melalui tindakan kasih kepada sesama.

Amsal 3: 27 mengatakan demikian: “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Marilah sejenak kita membaca firman Tuhan ini dengan tenang, seksama dan di awali dengan doa.

Perintah berbuat baik dan menolong sesama

Apabila membaca Amsal 3: 27, “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya,” maka kita akan mendapatkan satu pesan yang sangat istimewa yang harus dilakukan.

Sebelum masuk kepada sebuah pembahasan, terlebih dahulu saya mengajak jemaat Tuhan untuk memahami terlebih dulu mengenai makna berbuat baik dan menolong sesama.

Silahkan renungkan terlebih dahulu selama 5-10 menit sampai anda menemukan sebuah konsep bahwa berbuat baik adalah perintah dan keharusan bagi semua orang percaya. Ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari mengenai maksud dan pengertian dari Amsal 3:27.

Pertama, Jangan menahan kebaikan

Perhatikan kembali Amsal 3:27, “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”

Kalimat tentang “janganlah menahan kebaikan” menunjukkan bahwa ada sifat dasar di dalam diri seseorang yang selalu menggerakannya untuk berbuat baik. Artinya bahwa semua orang memiliki keinginan yang sama, yaitu ingin melakukan perbuatan baik dan menolong sesama.

Akan tetapi, dosa telah membuat sifat dasar tersebut berubah. Manusia lebih mencintai dirinya sendiri dan kurang peduli terhadap sesamanya. Hal ini yang terkadang mereka bisa menolong orang lain, tetapi justru tidak melakukannya.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan dan mengajarkan kepada kita untuk tidak menahan kebaikan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Kedua, engkau mampu melakukannya

Perhatikan kembali Amsal 3:27, “Janganlah menahan kebaikan dari orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Kalimat “padahal engkau mampu melakukannya” memberikan penjelasakan bahwa setiap orang pasti mampu untuk melakukan perbuatan baik.

“Engkau mampu melakukannya” janganlah dtafsirkan bahwa semua adalah kaya dan mampu melakukan banyak hal. Berbuat baik itu tidak selalu berbicara tentang materi ataupun uang, karena ada ribuan alasan yang kita bisa lakukan untuk menolong sesama.

Sebagai contoh kecil, ada seorang teman yang sedang bersedih maka kita bisa memberikan motivasi dan juga menghibur. Contoh lain ketika ada seseorang jatuh dari kendaraan bermotor, lalu kita menolongnya.

Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka banyak sekali perbuatan baik yang bisa kita lakukan sepanjang hari. Sehingga semua orang bisa melakukan tindakan kasih kepada sesama tanpa harus menggunakan uang.

Selain itu, melakukan tindakan kasih juga bisa menggunakan uang. Misalnya ada orang yang lapar dan kita membelikan mereka makanan atau ada orang yang sakit tetapi tidak memiliki uang untuk berobat lalu kita menolong mereka.

Penerapan

Firman Tuhan dalam Amsal 3:27-28 memberikan peringatakan kepada umat Tuhan supaya mereka melakukan kebaikan itu setiap waktu. Jangan sampai mereka kehilangan kasih itu sendiri, padahal mereka bisa melakukan banyak hal.

Jika umat Tuhan kehilangan sifat kasih, maka akan terjadi seperti firman Tuhan yang terdapat dalam amsal 3:28. Firman tersebut mengatakan, “Pergilah dan kembalilah, besok akan ku beri, sedangkan yang diminta ada padamu.”

Ayat di atas memberikan gambaran yang nyata bahwa ada orang yang membutuhkan bantuan dan meminta sesuatu, tetapi pemilik rumah menyuruhnya pulang dan tidak memberikan bantuan. Padahal yang di minta orang itu ia miliki.

contoh sederhana: Ibu Sri meminjam beras 1 kg untuk dimasak, namun karena anda pelit maka anda menyuruhnya pulang dan berpura-pura besok akan memberi. Padahal anda memiliki banyak beras dan bisa langsung memberinya saat itu juga.

Semoga renungan firman hari mengingatkan umat Tuhan supaya tidak kehilangan kasih yang mula-mula, yaitu sifat kasih yang Allah berikan dan tanamkan di dalam hati kita.

Related posts